Tak Bisa Andalkan Pemerintah, PAN: Masyarakat Harus Mandiri Lawan Corona
loading...
A
A
A
JAKARTA - Parta Amanat Nasional (PAN) melihat pemerintah gamang dalam menentukan kebijakan dalam penanganan pandemi virus Corona sehingga kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pun dilonggarkan karena besarnya beban pemerintah untuk menanggung beban hidup masyarakat yang terdampak. (Baca juga: Tolak Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan, Buruh Siapkan Gugatan)
Wakil Ketua Umum DPP PAN Yandri Susanto berpandangan bahwa rakyat tidak bisa lagi bergantung pada pemerintah. Sudah saatnya rakyat membangun kewaspadaan individu untuk melawan pandemi ini, khususnya saat rakyat harus keluar rumah untuk mencari nafkah. “Sebenarnya begini, pemerintah gamang di satu sisi seolah-olah ingin dikatakan kuat untuk memutus rantai migrasi Corona, tapi di sisi lain tidak ada kesanggupan atau kemampuan untuk menangani PSBB itu misalkan begitu banyak kebutuhan pokok masyarakat yang akan dipenuhi,” kata Yandri kepada wartawan, Kamis (14/5/2020). (Baca juga: Politikus PDIP Minta Pemerintah Bebaskan Iuran BPJS Kesehatan Warga Miskin Terdampak Covid-19)
Ketua Komisi VIII DPR ini melihat banyak sekali masyarakat yang terkena dampak Corona, jutaan orang di-PHK dan dirumahkan akibat berbagai kantor dan sektor usaha tidak boleh buka dan sebagainya, transportasi pun tidak boleh beroperasi atau harus memangkas kuota penumpangya, belum lagi pekerja informal yang ikut kehilangan mata pencahariannya. “Nah itu mungkin pemerintah di persimpangan jalan ini memutuskan mata rantai Corona atau ekonomi, nah ini yang saya khawatir Corona ga habis, ekonomi ambruk. Karena nggak sanggup lagi APBN kita jebol kan, defisit kita udah di atas 3%,” katanya.
Karena itu, legislator Dapil Banten II ini menyarankan agar pemutusan mata rantai Crona ini baiknya dikembalikan ke masyarakat. Karena, sulit jika harus terus bergantung dan berharap pada pemerintah. Sementara, rakyat juga harus mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhannya. Kalau memang harus keluar rumah, harus tetap waspada dan jangan terkecoh dengan pernyataan pemerintah bahwa Corona sudah mulai menurun, padahal kurva terus naik. “Kewaspadaan harus dibangun dari individu masing-masing, kalau berharap dari pemerintah susah sekarang. Rapid test ngga terlalu jalan, pola WHO ngga ketat. Yang mawas diri ya individu untuk tetap menjaga diri supaya tidak terkena Corona,” pungkas Yandri. kiswondari
Wakil Ketua Umum DPP PAN Yandri Susanto berpandangan bahwa rakyat tidak bisa lagi bergantung pada pemerintah. Sudah saatnya rakyat membangun kewaspadaan individu untuk melawan pandemi ini, khususnya saat rakyat harus keluar rumah untuk mencari nafkah. “Sebenarnya begini, pemerintah gamang di satu sisi seolah-olah ingin dikatakan kuat untuk memutus rantai migrasi Corona, tapi di sisi lain tidak ada kesanggupan atau kemampuan untuk menangani PSBB itu misalkan begitu banyak kebutuhan pokok masyarakat yang akan dipenuhi,” kata Yandri kepada wartawan, Kamis (14/5/2020). (Baca juga: Politikus PDIP Minta Pemerintah Bebaskan Iuran BPJS Kesehatan Warga Miskin Terdampak Covid-19)
Ketua Komisi VIII DPR ini melihat banyak sekali masyarakat yang terkena dampak Corona, jutaan orang di-PHK dan dirumahkan akibat berbagai kantor dan sektor usaha tidak boleh buka dan sebagainya, transportasi pun tidak boleh beroperasi atau harus memangkas kuota penumpangya, belum lagi pekerja informal yang ikut kehilangan mata pencahariannya. “Nah itu mungkin pemerintah di persimpangan jalan ini memutuskan mata rantai Corona atau ekonomi, nah ini yang saya khawatir Corona ga habis, ekonomi ambruk. Karena nggak sanggup lagi APBN kita jebol kan, defisit kita udah di atas 3%,” katanya.
Karena itu, legislator Dapil Banten II ini menyarankan agar pemutusan mata rantai Crona ini baiknya dikembalikan ke masyarakat. Karena, sulit jika harus terus bergantung dan berharap pada pemerintah. Sementara, rakyat juga harus mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhannya. Kalau memang harus keluar rumah, harus tetap waspada dan jangan terkecoh dengan pernyataan pemerintah bahwa Corona sudah mulai menurun, padahal kurva terus naik. “Kewaspadaan harus dibangun dari individu masing-masing, kalau berharap dari pemerintah susah sekarang. Rapid test ngga terlalu jalan, pola WHO ngga ketat. Yang mawas diri ya individu untuk tetap menjaga diri supaya tidak terkena Corona,” pungkas Yandri. kiswondari
(cip)