Hanya 65% Masyarakat Meyakini Jumlah Kasus COVID-19 Semakin Banyak

Selasa, 22 Desember 2020 - 14:50 WIB
loading...
Hanya 65% Masyarakat...
Suasana antrian calon penumpang Kereta Api yang hendak melakukan Rapid Tes Antigen di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa (22/12/2020). Foto/SINDOnews/Adam Erlangga
A A A
JAKARTA - Peneliti Saiful Mujani Research & Consulting ( SMRC ), Tati Wardi mengatakan hingga Desember 2020 ini atau lebih dari 10 bulan pandemi COVID-19 berlangsung hanya 65% masyarakat yang meyakini jumlah kasus COVID-19 semakin banyak.

Tati mengatakan ketika masyarakat ditanyakan apakah yakin bahwa jumlah kasus yang terinfeksi virus Corona itu semakin banyak sampai hari ini? “Kembali data ini kita kita potret dari bulan Oktober, November dan Desember. Jadi kalau kita lihat, ada sekitar 24% warga yang tidak yakin di bulan Desember ini, bahwa jumlah kasus semakin banyak sampai hari ini. Yang yakin hanya 65% per bulan Desember,” ungkap Tati dalam rilis Survei SMRC “Vaksin dan Vaksinasi COVID-19: Sikap Publik Nasional”, secara virtual, Selasa (22/12/2020). (Baca juga: SMRC: Tingkat Ketakutan Masyarakat Tertular COVID-19 Menurun Jadi 71%)

Proporsi warga yang yakin bahwa kasus COVID-19 semakin banyak, tegas Tati juga mengalami penurunan. “Sebenarnya pada bulan Oktober bawah 82%, sementara pada bulan yang sekarang Desember itu menjadi menjadi 65%.”

“Jadi ada penurunan dari yakin atau tidaknya bahwa jumlah yang terinfeksi COVID-19 itu meningkat. Jadi ada penurunan soal itu. Pada awal Oktober 2020 sekitar 82% bahwa jumlah kasus positif Covid-19 semakin banyak. Nah, proporsi tersebut menurun menjadi 65% dalam survei terakhir di bulan Desember ini,” jelas Tati.

Tati pun mengatakan bahwa fakta dari data ini justru bertolak belakang dari fakta yang sebenarnya. “Meskipun masih mayoritas, penurunan ini bertolak belakang dengan fakta sebenarnya.”

“Bahwa jumlah kasus positif harian pada Desember 2020, dari yang kami tangkap itu rata-rata 6.267 kasus per hari. Yang justru dua kali lebih banyak dibanding Oktober 2020 yang lalu 3.970 kasus per hari,” sambung Tati. (Baca juga:Sri Mulyani: Hantu Covid Masih Bayangi Ekonomi Dunia di 2021)

Penurunan ini, kata Tati bisa diakibatkan oleh kurang tereksposnya berita tentang kenaikan kasus COVID-19 dalam dua bulan terakhir ini. “Nah, warga mungkin kurang banyak terekspos ya tentang berita tentang kenaikan kasus COVID-19 dalam 2 bulan terakhir ini. Tapi ini fakta yang cukup memprihatinkan,” tutupnya.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1587 seconds (0.1#10.140)