Saling Sahut Ridwan Kamil-Mahfud MD, Pengamat: 2024 Mulai Panas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (SUDRA) Fadhli Harahab menilai silang pendapat antara Menko Polhukam Mahfud MD dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil (RK) bukan silang pendapat biasa. Ada motif lain. Apa motif tersebut?
Menurutnya, perselisihan ini sebetulnya bisa diselesaikan dengan cepat tanpa tercium publik melalui komunikasi kedua belah pihak. Sayangnya, baik Mahfud maupun RK lebih memilih media sosial untuk berbalas argumentasi.
"Aku pikir silang pendapat ini bukan lagi soal mencari solusi. Lebih dari itu ada motif lain yang sedang ditargetkan," ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Jumat (18/12/2020).
Dalam peseteruan ini, Fadhli pun mencium bau politis dari saling sahut antara RK dan Mahfud melalui momentum kasus kerumunan massa pendukung Habib Rizieq Shihab (HRS). "2024 mulai panas. Suara muslim khususnya pendukung MRS jadi magnet kuat," kata dia.
( ).
Terkait hal itu, analis politik asal UIN Jakarta ini berpandangan tidak ada salahnya juga ketika kedua tokoh ini memanfaatkan momentum saat ini. "Tak salah juga. Mungkin keduanya yakin masih punya peluang di 2024. Siapa yang paling untung? Kedua-duanya untung, karena sama-sama memiliki argumen kuat," pungkasnya.
Diketahui, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terlibat polemik dengan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD terkait kerumunan massa Habib Rizieq Shihab di sejumlah daerah. Ridwan Kamil meminta Mahfud MD bertanggung jawab atas rentetan kekisruhan yang dimulai dari pemberian izin penjemputan Habib Rizieq.
( ).
Pernyataan ini kemudian dijawab Mahfud MD bahwa memang dia yang mengumumkan izin kepulangan Habib Rizeq, termasuk memperbolehkan penjemputan di Bandara Soekarno-Hatta dengan catatan tak melanggar protokol kesehatan pada November lalu. Mahfud pun menyatakan siap bertanggung jawab.
Menurutnya, perselisihan ini sebetulnya bisa diselesaikan dengan cepat tanpa tercium publik melalui komunikasi kedua belah pihak. Sayangnya, baik Mahfud maupun RK lebih memilih media sosial untuk berbalas argumentasi.
"Aku pikir silang pendapat ini bukan lagi soal mencari solusi. Lebih dari itu ada motif lain yang sedang ditargetkan," ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Jumat (18/12/2020).
Dalam peseteruan ini, Fadhli pun mencium bau politis dari saling sahut antara RK dan Mahfud melalui momentum kasus kerumunan massa pendukung Habib Rizieq Shihab (HRS). "2024 mulai panas. Suara muslim khususnya pendukung MRS jadi magnet kuat," kata dia.
( ).
Terkait hal itu, analis politik asal UIN Jakarta ini berpandangan tidak ada salahnya juga ketika kedua tokoh ini memanfaatkan momentum saat ini. "Tak salah juga. Mungkin keduanya yakin masih punya peluang di 2024. Siapa yang paling untung? Kedua-duanya untung, karena sama-sama memiliki argumen kuat," pungkasnya.
Diketahui, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terlibat polemik dengan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD terkait kerumunan massa Habib Rizieq Shihab di sejumlah daerah. Ridwan Kamil meminta Mahfud MD bertanggung jawab atas rentetan kekisruhan yang dimulai dari pemberian izin penjemputan Habib Rizieq.
( ).
Pernyataan ini kemudian dijawab Mahfud MD bahwa memang dia yang mengumumkan izin kepulangan Habib Rizeq, termasuk memperbolehkan penjemputan di Bandara Soekarno-Hatta dengan catatan tak melanggar protokol kesehatan pada November lalu. Mahfud pun menyatakan siap bertanggung jawab.
(zik)