Kisah Aktivis HAM Indonesia yang Bertukar Nyawa dengan Perjuangannya
loading...
A
A
A
SEJUMLAH pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) juga mewarnai perjalanan Republik Indonesia. Sejumlah aktivis yang dengan gigih berjuang membela hak-hak mereka, ditemukan sudah tak bernyawa dengan kondisi yang memprihatinkan.
Kendati kasus pelanggaran HAM tersebut sudah ditangani pihak berwajib, namun hingga kini dalang dari 'penghilangan paksa' paksa para aktivis itu masih misterius. Berikut para aktivis HAM Indonesia yang bertukar nyawa dengan perjuangannya.
1. Munir
Kematian Munir akibat diracun zat arsenik menjadi isu yang meledak di Indonesia. Bahkan dunia internasional menyorot kematian aktivis HAM ini. Sampai sekarang motif kematian dari Munir tak juga jelas. (Baca: 10 Sniper Paling Mematikan Sepanjang Sejarah)
Namun dari beberapa dugaan yang muncul, Munir dibunuh karena ia memiliki dokumen pembantaian di Talang Sari, Lampung tahun 1989, lalu penculikan aktivis 1998, referendum Timor Timur, hingga kampanye hitam di pemilu 2004.
Istri Munir, Suciwati menyakini jika suaminya adalah orang penting yang bisa membahayakan “orang berkepentingan”. Akhirnya ia dibunuh agar kasus yang Munir ketahui tak dibuka dan menjadi masalah baru.
2. Marsinah
Marsinah adalah aktivis buruh yang meninggal dengan sangat mengenaskan sekitar tahun 1993. Ia dibunuh oleh orang yang tak dikenal akibat perjuangannya dalam memperjuangkan nasib buruh.
Kendati kasus pelanggaran HAM tersebut sudah ditangani pihak berwajib, namun hingga kini dalang dari 'penghilangan paksa' paksa para aktivis itu masih misterius. Berikut para aktivis HAM Indonesia yang bertukar nyawa dengan perjuangannya.
1. Munir
Kematian Munir akibat diracun zat arsenik menjadi isu yang meledak di Indonesia. Bahkan dunia internasional menyorot kematian aktivis HAM ini. Sampai sekarang motif kematian dari Munir tak juga jelas. (Baca: 10 Sniper Paling Mematikan Sepanjang Sejarah)
Namun dari beberapa dugaan yang muncul, Munir dibunuh karena ia memiliki dokumen pembantaian di Talang Sari, Lampung tahun 1989, lalu penculikan aktivis 1998, referendum Timor Timur, hingga kampanye hitam di pemilu 2004.
Istri Munir, Suciwati menyakini jika suaminya adalah orang penting yang bisa membahayakan “orang berkepentingan”. Akhirnya ia dibunuh agar kasus yang Munir ketahui tak dibuka dan menjadi masalah baru.
2. Marsinah
Marsinah adalah aktivis buruh yang meninggal dengan sangat mengenaskan sekitar tahun 1993. Ia dibunuh oleh orang yang tak dikenal akibat perjuangannya dalam memperjuangkan nasib buruh.