25 Calon Tunggal Dipastikan Menang Lawan Kotak Kosong

Sabtu, 12 Desember 2020 - 07:13 WIB
loading...
A A A
Terpisah, pasangan calon tunggal di Pilkada Kabupaten Kediri, Hanindhito Himawan Pramana dan Dewi Mariya Ulfa, mengklaim menang berdasarkan hasil hitung cepat yang telah dilakukan tim pemenangannya dengan perolehan 76,58% suara. Sementara kotak kosong yang menjadi lawannya meraih 23,42% suara.

Putra Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo ini diusung koalisi PDIP, PKB, Nasdem, Gerindra, PAN, PKS, Golkar, Demokrat, dan PPP.

"Alhamdulillah kami panjatkan syukur bahwa kita bisa beberapa langkah dan dilalui dengan baik, khususnya di ujungnya ini dalam perhelatan. Tentu saja bagaimana masyarakat bersuara memberikan hak pilihnya di TPS. Sampai detik ini Mas Dhito dan Mbak Dewi ada raihan 76,58 persen,” kata Ketua Tim Pemenangan Pasangan Dhito-Dewi Mariya Ulfa, Budi Sulistyono. (Baca juga: Canggih, India Gunakan Robot untuk Merawat Pasien)

Budi juga mengapresiasi dengan capaian angka itu calon yang disodorkan dari partai bisa diterima masyarakat. Tingkat kehadiran juga diklaim hingga 65% sehingga angka yang cukup bagus. "Ke depan bagaimana menjawab seluruh keinginan warga Kabupaten Kediri melalui visi misi di semua lini," kata dia.

Target menang Pilkada Pematangsiantar dengan perolehan suara di atas 70% berhasil dicapai pasangan calon tunggal Asner Silalahi- Susanti.

Pasangan yang diusung koalisi gemuk PDIP, Golkar, Hanura, Demokrat, Gerindra, PAN, dan PKPI itu meraih 87.764 suara atau 77,42%. Sedangkan kotak kosong yang menjadi rivalnya meraih 25.593 suara atau 22,58%.

Sebelumnya Ketua Tim Pemenangan Asner-Susanto, Ferry SP Sinamo mengatakan optimistis meraih kemenangan di Pilkada Pematangsiantar dengan perolehan suara 70%-80 %. "Optimistis pasangan calon tunggal Pilkada Pematangsiantar 2020, Asner-Susanti, meraih kemenangan dengan perolehan suara 70%-80%," sebut Ferry. (Lihat videonya: HRS Ditetapkan Tersangka)

Ketua Bidang Hukum dan HAM PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas menilai ada sejumlah masalah dalam upaya penyehatan demokrasi di Indonesia. "Kita bukan hanya sakit tetapi semakin sakit, terpental, dan krisis jiwa," ujarnya.

Dia menerangkan, munculnya dinasti politik dan calon tunggal dalam pilkada dipelopori oleh elite politik. Situasi ini tentu sangat memprihatinkan karena semakin menggambarkan kuatnya oligarki politik dan bisnis. (M Yamin/Rahmatullah/Solichan Arif/Ricky F Hutapea/Fahmi Bahtiar)
(ysw)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2668 seconds (0.1#10.140)