Opini Menyesatkan dalam Kasus Bentrok Polisi-FPI Perlu Diwaspadai
loading...
A
A
A
JAKARTA - Opini menyesatkan dalam kasus bentrokan polisi dengan anggota Front Pembela Islam (FPI) perlu diwaspadai. Masyarakat diimbau lebih bijak dalam merespons kasus bentrokan polisi dengan anggota ormas FPI.
Sehingga, jangan sampai membuat suasana kacau dengan saling menyalahkan salah satu pihak. "Publik sudah bosan dengan kegaduhan, publik ingin keduanya baik FPI maupun polisi memberikan pernyataan yang adem, tanpa saling serang," ujar Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago dalam keterangannya, Kamis (10/12/2020). (Baca juga: Kabareskrim Terapkan Scientific Crime Investigation Usut Penembakan Laskar FPI)
Dia berpendapat sudah saatnya para tokoh agama dan tokoh politik ikut memberikan penjelasan ke publik agar menunggu proses hukum yang sedang berjalan dan tidak termakan opini-opini yang bisa menyulut kemarahan publik. "Yang diperlukan saat ini adalah menangkal segala ajakan dari orang-orang yang sengaja ingin negara kita ini gaduh," tuturnya.
Selain itu, masyarakat juga diminta agar hati-hati dan lebih bijak dalam mengonsumsi informasi yang beredar terkait peristiwa itu. Pasalnya, di media sosial saat ini banyak informasi yang kebenarannya tidak bisa dipertanggungjawabkan.
"Mari bijak dalam bersosmed. Jangan ada share. Lebih baik pastikan dulu sumber beritanya dan biasakan cek dan ricek," imbuhnya.
Sementara itu, Pengamat Politik Bin Firman Tresnadi meminta semua pihak menahan diri agar suasana tetap kondusif dan tidak ada pihak-pihak yang terpancing untuk melakukan aksi yang bisa menimbulkan gangguan keamanan. "Saat ini saya pikir semua pihak harus menahan diri untuk tidak memperkeruh situasi," ujar Bin. (Baca juga:Soal Penggunaan Senpi oleh Anggota FPI, Kabareskrim: Ada Jelaga di Tangan Pelaku)
Sekadar diketahui, beberapa hari lalu, polisi baku tembak dengan anggota FPI di Tol Jakarta-Cikampek. Enam orang anggota FPI tewas. Peristiwa ini dalam investigasi Komnas Hak Asasi Manusia untuk mengungkap fakta sebenarnya.
Sehingga, jangan sampai membuat suasana kacau dengan saling menyalahkan salah satu pihak. "Publik sudah bosan dengan kegaduhan, publik ingin keduanya baik FPI maupun polisi memberikan pernyataan yang adem, tanpa saling serang," ujar Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago dalam keterangannya, Kamis (10/12/2020). (Baca juga: Kabareskrim Terapkan Scientific Crime Investigation Usut Penembakan Laskar FPI)
Dia berpendapat sudah saatnya para tokoh agama dan tokoh politik ikut memberikan penjelasan ke publik agar menunggu proses hukum yang sedang berjalan dan tidak termakan opini-opini yang bisa menyulut kemarahan publik. "Yang diperlukan saat ini adalah menangkal segala ajakan dari orang-orang yang sengaja ingin negara kita ini gaduh," tuturnya.
Selain itu, masyarakat juga diminta agar hati-hati dan lebih bijak dalam mengonsumsi informasi yang beredar terkait peristiwa itu. Pasalnya, di media sosial saat ini banyak informasi yang kebenarannya tidak bisa dipertanggungjawabkan.
"Mari bijak dalam bersosmed. Jangan ada share. Lebih baik pastikan dulu sumber beritanya dan biasakan cek dan ricek," imbuhnya.
Sementara itu, Pengamat Politik Bin Firman Tresnadi meminta semua pihak menahan diri agar suasana tetap kondusif dan tidak ada pihak-pihak yang terpancing untuk melakukan aksi yang bisa menimbulkan gangguan keamanan. "Saat ini saya pikir semua pihak harus menahan diri untuk tidak memperkeruh situasi," ujar Bin. (Baca juga:Soal Penggunaan Senpi oleh Anggota FPI, Kabareskrim: Ada Jelaga di Tangan Pelaku)
Sekadar diketahui, beberapa hari lalu, polisi baku tembak dengan anggota FPI di Tol Jakarta-Cikampek. Enam orang anggota FPI tewas. Peristiwa ini dalam investigasi Komnas Hak Asasi Manusia untuk mengungkap fakta sebenarnya.
(kri)