Libur Panjang, Satgas Ungkap Perilaku 3M Masyarakat Menurun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 (virus Corona) telah berlangsung selama sembilan bulan. Saat ini, data perubahan perilaku menunjukkan terjadinya penurunan tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Di mana tingkat kepatuhan di Indonesia hanya mencapai 59,20%.
(Baca juga: Ini yang Perlu Diketahui Saat Vaksin Datang)
Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito mengatakan pasca libur panjang perubahan perilaku untuk disiplin protokol kesehatan 3M justru menurun.
Padahal, tegas Wiku perubahan perilaku 3M (Memakai masker, Menjaga jarak aman, dan Mencuci tangan) menjadi kunci penanganan Covid-19. "Jangan ditunggu sampai kasusnya muncul dan dicatat menjadi kasus, baik itu kasus yang sedang dirawat maupun sampai meninggal. Kita harus bisa mencatat sebenarnya lebih awal lagi," ungkap Wiku dalam diskusi 'Pandemi Belum Berakhir: Patuhi Protokol Kesehatan!' dari Media Center Satgas Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Jumat (4/12/2020).
(Baca juga: Perpres Pelibatan TNI dalam Penanggulangan Terorisme Dinilai Harus Segera Disahkan)
Wiku mengatakan, Indonesia menjadi negara satu-satunya yang mencatat perubahan perilaku di masyarakat terkait 3M. "Indonesia satu-satunya sekarang yang di dunia yang mencatat perubahan perilaku yang terjadi di masyarakat, yang lainnya enggak," ujarnya.
"Karena logikanya begini, jangan tunggu sampai virusnya berhasil menimbulkan korban. Nah caranya gimana? Jangan sampai dia bisa menularkan, maka dilihat dari 3M-nya. Dan kita punya sistem untuk membaca di seluruh Indonesia perubahan perilaku itu. Seperti berapa puluh persen yang menggunakan masker, ternyata masih rendah," jelas Wiku.
Dari analisa kata Wiku, ternyata setiap usai libur panjang maka perubahan perilaku 3M justru menurun. "Dan ternyata yang lebih parah lagi setelah kita analisis kemarin, baru saja kemarin kita analisis ternyata setiap setelah selesai liburan panjang, perubahan perilakunya untuk pakai masker dan jaga jarak turun," jelasnya.
"Ada libur panjang lagi turun, libur panjang lagi turun. Kalau terus seperti ini, di ujungnya adalah nol, apa yang terjadi? Kasusnya pasti sangat tinggi. Jadi kembali lagi pada kunci perilaku itu penting sekali," tambahnya.
Jadi masyarakat, tegas Wiku, harus terus belajar dari pengalaman. "Kita semua enggak ada yang tahu sekarang kita belajar. Mari kita sekarang dongkrak perubahan perilaku, kalau enggak, nanti akan ada banyak orang terpapar. Kita nggak mentolerir seperti itu," tegasnya.
(Baca juga: Ini yang Perlu Diketahui Saat Vaksin Datang)
Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito mengatakan pasca libur panjang perubahan perilaku untuk disiplin protokol kesehatan 3M justru menurun.
Padahal, tegas Wiku perubahan perilaku 3M (Memakai masker, Menjaga jarak aman, dan Mencuci tangan) menjadi kunci penanganan Covid-19. "Jangan ditunggu sampai kasusnya muncul dan dicatat menjadi kasus, baik itu kasus yang sedang dirawat maupun sampai meninggal. Kita harus bisa mencatat sebenarnya lebih awal lagi," ungkap Wiku dalam diskusi 'Pandemi Belum Berakhir: Patuhi Protokol Kesehatan!' dari Media Center Satgas Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Jumat (4/12/2020).
(Baca juga: Perpres Pelibatan TNI dalam Penanggulangan Terorisme Dinilai Harus Segera Disahkan)
Wiku mengatakan, Indonesia menjadi negara satu-satunya yang mencatat perubahan perilaku di masyarakat terkait 3M. "Indonesia satu-satunya sekarang yang di dunia yang mencatat perubahan perilaku yang terjadi di masyarakat, yang lainnya enggak," ujarnya.
"Karena logikanya begini, jangan tunggu sampai virusnya berhasil menimbulkan korban. Nah caranya gimana? Jangan sampai dia bisa menularkan, maka dilihat dari 3M-nya. Dan kita punya sistem untuk membaca di seluruh Indonesia perubahan perilaku itu. Seperti berapa puluh persen yang menggunakan masker, ternyata masih rendah," jelas Wiku.
Dari analisa kata Wiku, ternyata setiap usai libur panjang maka perubahan perilaku 3M justru menurun. "Dan ternyata yang lebih parah lagi setelah kita analisis kemarin, baru saja kemarin kita analisis ternyata setiap setelah selesai liburan panjang, perubahan perilakunya untuk pakai masker dan jaga jarak turun," jelasnya.
"Ada libur panjang lagi turun, libur panjang lagi turun. Kalau terus seperti ini, di ujungnya adalah nol, apa yang terjadi? Kasusnya pasti sangat tinggi. Jadi kembali lagi pada kunci perilaku itu penting sekali," tambahnya.
Jadi masyarakat, tegas Wiku, harus terus belajar dari pengalaman. "Kita semua enggak ada yang tahu sekarang kita belajar. Mari kita sekarang dongkrak perubahan perilaku, kalau enggak, nanti akan ada banyak orang terpapar. Kita nggak mentolerir seperti itu," tegasnya.
(maf)