Kalangan Akademisi Diminta Aktif Ikut Waspadai Radikalisme
loading...
A
A
A
Boy juga mengingatkan tentang pentingnya peningkatan kualitas kesadaran masyarakat di dunia maya. Faktanya saat ini pengguna internet sudah sekitar 196 juta. Bahkan tua dan muda sekarang ini aktif "berselancar" media sosial (medsos).
“Anak muda kita hari ini sangat mengkhawatirkan karena penyebar luasan paham radikal intoleran itu sangat efektif dilakukan di dunia maya. Jadi kondisi dunia maya kita belum sebaik dunia nyata. Kalau dunia nyata sudah alhamdulillah ketertiban umum sudah mulai terbangun. Kita berharap di dunia maya, jangan sampai semakin banyak penjahat menggunakan dunia maya,” tuturnya.
Karena itu, dalam rangka kontra radikalisasi, mantan Wakil Kepala Lemdiklat Polri ini mengungkapkan, bahwa institusinya juga telah membangun jejaring kerja seperti Pusat Media Damai (PMD) dan duta damai dunia maya untuk membangun literasi masyarakat dan generasi muda dengan menyuarakan perdamaian dan persatuan melalui konten dan narasi damai.
Selain itu ada program bapak dan peempuan agen perdamaian. “Kita membawa program yang membuat kerukunan di media sosial agar masyarakat terutama generasi muda bisa terhindar dari segala potensi hal-hal yang radikal intoleran,” katanya.
Dia menjelaskan, paham radikal intoleran adalah kejahatan ekstra ordinary. Kalau paham ini menyebar, masyarakat dunia akan terbelah. Pasalnya, ada pihak-pihak yang selalu memperjuangkan seolah-olah sedang berjuang atas nama ideologi tertentu, atas nama agama tertentu yang mereka salah gunakan.
“Apa pun kalau membawa simbol-simbol agama itu sangat sensitif. Remaja kita yang belum memahami secara utuh, kemudian ada persoalan dengan keluarga, akan sangat cepat dimanfaatkan kelompok radikal intoleran ini,” jelas Boy Rafli.
Karena itu, kata dia, silaturahmi kebangsaan dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara dan sivitas akademika UMSU diharapkan memperkuat sinergi dalam melawan penyebaran paham radikal inteloran.
Menurut Boy, ada banyak hal yang bisa disinergikan dalam silaturahmi ini. “Intinya kita harus selalu menjaga seluruh generasi muda, termasuk peserta didik UMSU untuk ikut mewaspadai penyebarluasan paham radikal intoleran yang fenomenanya termasuk menjadikan kampus menjadi target dalam penyebarluasan paham radikal intoleran yang bisa mengarah kepada radikal terorisme,” tuturnya.
Sementara itu, Rektor UMSU Dr Agussani menyampaikan apresiasi tinggi dengan kehadiran Boy Rafli di UMSU. Ini menunjukkan, UMSU ikut berperan lebih jauh dalam rangka untuk mencegah radikalisme di kampus. Hal itu juga sesuai dengan Catur Dharma Umsu.
“Program pencegahan paham radikal terorisme sudah menjadi bagian yang kita sisipkan dan kita tekankan, baik itu dalam pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat, maupun terkait Al-Islam dan Kemuhammadiyahan,” tutur Agussani.
“Anak muda kita hari ini sangat mengkhawatirkan karena penyebar luasan paham radikal intoleran itu sangat efektif dilakukan di dunia maya. Jadi kondisi dunia maya kita belum sebaik dunia nyata. Kalau dunia nyata sudah alhamdulillah ketertiban umum sudah mulai terbangun. Kita berharap di dunia maya, jangan sampai semakin banyak penjahat menggunakan dunia maya,” tuturnya.
Karena itu, dalam rangka kontra radikalisasi, mantan Wakil Kepala Lemdiklat Polri ini mengungkapkan, bahwa institusinya juga telah membangun jejaring kerja seperti Pusat Media Damai (PMD) dan duta damai dunia maya untuk membangun literasi masyarakat dan generasi muda dengan menyuarakan perdamaian dan persatuan melalui konten dan narasi damai.
Selain itu ada program bapak dan peempuan agen perdamaian. “Kita membawa program yang membuat kerukunan di media sosial agar masyarakat terutama generasi muda bisa terhindar dari segala potensi hal-hal yang radikal intoleran,” katanya.
Dia menjelaskan, paham radikal intoleran adalah kejahatan ekstra ordinary. Kalau paham ini menyebar, masyarakat dunia akan terbelah. Pasalnya, ada pihak-pihak yang selalu memperjuangkan seolah-olah sedang berjuang atas nama ideologi tertentu, atas nama agama tertentu yang mereka salah gunakan.
“Apa pun kalau membawa simbol-simbol agama itu sangat sensitif. Remaja kita yang belum memahami secara utuh, kemudian ada persoalan dengan keluarga, akan sangat cepat dimanfaatkan kelompok radikal intoleran ini,” jelas Boy Rafli.
Karena itu, kata dia, silaturahmi kebangsaan dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara dan sivitas akademika UMSU diharapkan memperkuat sinergi dalam melawan penyebaran paham radikal inteloran.
Menurut Boy, ada banyak hal yang bisa disinergikan dalam silaturahmi ini. “Intinya kita harus selalu menjaga seluruh generasi muda, termasuk peserta didik UMSU untuk ikut mewaspadai penyebarluasan paham radikal intoleran yang fenomenanya termasuk menjadikan kampus menjadi target dalam penyebarluasan paham radikal intoleran yang bisa mengarah kepada radikal terorisme,” tuturnya.
Sementara itu, Rektor UMSU Dr Agussani menyampaikan apresiasi tinggi dengan kehadiran Boy Rafli di UMSU. Ini menunjukkan, UMSU ikut berperan lebih jauh dalam rangka untuk mencegah radikalisme di kampus. Hal itu juga sesuai dengan Catur Dharma Umsu.
“Program pencegahan paham radikal terorisme sudah menjadi bagian yang kita sisipkan dan kita tekankan, baik itu dalam pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat, maupun terkait Al-Islam dan Kemuhammadiyahan,” tutur Agussani.