Rampai Nusantara: Demo Boleh Saja, Merusak dengan Kekerasan Rugikan Masyarakat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ormas Rampai Nusantara menyayangkan demo mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) beberapa waktu lalu yang berujung pada perusakan fasilitas umum di sejumlah lokasi. Rampai Nusantara sangat mengapresiasi aksi demonstrasi sebagai bentuk menyampaikan pendapat di ruang publik.
Namun, Rampai Nusantara menyayangkan ada yang berakhir dengan tindakan anarkis dan merusak fasilitas umum.
“Aksi demonstrasi ini kan sebagai ungkapan atau penyampaian pendapat di ruang publik yang dijamin undang-undang, kami sangat mengapresiasi itu. Namun, kami menyayangkan ada pihak yang memancing berbuat anarkis dan berakhir pada perusakan fasilitas umum,” ujar Ketua Umum Rampai Nusantara Mardiansyah Semar yang juga aktivis 98 ini, Jumat (30/8/2024).
Semar menilai oknum yang melakukan demonstrasi berujung anarkis justru mengaburkan tuntutan yang menjadi tujuan dari demonstrasi itu sendiri.
“Tuntutannya jelas jika berakhir ricuh jadinya yang dilihat sama publik anarkisnya bukan isu dan tuntutan yang dibawa," katanya.
Dia mengapresiasi pihak kepolisian yang telah menjalankan tugas mengawal demonstrasi di sejumlah daerah dengan baik dan damai.
“Dengan jujur kami mengapresiasi aparat kepolisian yang sudah menjaga mengawal aksi demonstrasi dengan baik, meskipun kalau kita lihat banyak oknum tertentu dari peserta aksi yang coba memprovokasi kepolisian, namun bagus tidak terpancing dan fokus menjalankan tugas,” ucapnya.
Semar mengkritik pihak-pihak yang dianggapnya justru menyudutkan kepolisian atas beberapa demonstrasi yang berujung anarkis karena sudah bekerja sesuai aturan yang berlaku.
"Kalau ada beberapa momentum yang menimbulkan benturan secara fisik tentu itu tidak bisa dihindari karena aparat kepolisian juga harus menjaga keamanan ketertiban sesuai tupoksinya dalam menjalankan undang-undang itu pun masih tetap terkendali dengan baik," ujarnya.
Menurut dia, sebaiknya setiap ada unjuk rasa harus saling menghargai, aparat kepolisian dan TNI menjaga dan memberi ruang bagi pengunjuk rasa begitu pun sebaliknya massa aksi juga hargai aparat yang menjalankan tugas negara dalam hal keamanan ketertiban.
"Harus saling menghargai dan jangan juga ketika massa aksi mendapat kekerasan ramai dipersoalkan. Lalu, ketika aparat menjadi korban kekerasan semua menutup mata dan ada juga yang menyalahkan Kapolri. Bahkan, meminta mundur ini kan tidak masuk akal dan sangat terlihat sekali didorong kepentingan kelompok tertentu hanya untuk mendiskreditkan Kapolri," ungkapnya.
Namun, Rampai Nusantara menyayangkan ada yang berakhir dengan tindakan anarkis dan merusak fasilitas umum.
“Aksi demonstrasi ini kan sebagai ungkapan atau penyampaian pendapat di ruang publik yang dijamin undang-undang, kami sangat mengapresiasi itu. Namun, kami menyayangkan ada pihak yang memancing berbuat anarkis dan berakhir pada perusakan fasilitas umum,” ujar Ketua Umum Rampai Nusantara Mardiansyah Semar yang juga aktivis 98 ini, Jumat (30/8/2024).
Semar menilai oknum yang melakukan demonstrasi berujung anarkis justru mengaburkan tuntutan yang menjadi tujuan dari demonstrasi itu sendiri.
“Tuntutannya jelas jika berakhir ricuh jadinya yang dilihat sama publik anarkisnya bukan isu dan tuntutan yang dibawa," katanya.
Dia mengapresiasi pihak kepolisian yang telah menjalankan tugas mengawal demonstrasi di sejumlah daerah dengan baik dan damai.
“Dengan jujur kami mengapresiasi aparat kepolisian yang sudah menjaga mengawal aksi demonstrasi dengan baik, meskipun kalau kita lihat banyak oknum tertentu dari peserta aksi yang coba memprovokasi kepolisian, namun bagus tidak terpancing dan fokus menjalankan tugas,” ucapnya.
Semar mengkritik pihak-pihak yang dianggapnya justru menyudutkan kepolisian atas beberapa demonstrasi yang berujung anarkis karena sudah bekerja sesuai aturan yang berlaku.
"Kalau ada beberapa momentum yang menimbulkan benturan secara fisik tentu itu tidak bisa dihindari karena aparat kepolisian juga harus menjaga keamanan ketertiban sesuai tupoksinya dalam menjalankan undang-undang itu pun masih tetap terkendali dengan baik," ujarnya.
Menurut dia, sebaiknya setiap ada unjuk rasa harus saling menghargai, aparat kepolisian dan TNI menjaga dan memberi ruang bagi pengunjuk rasa begitu pun sebaliknya massa aksi juga hargai aparat yang menjalankan tugas negara dalam hal keamanan ketertiban.
"Harus saling menghargai dan jangan juga ketika massa aksi mendapat kekerasan ramai dipersoalkan. Lalu, ketika aparat menjadi korban kekerasan semua menutup mata dan ada juga yang menyalahkan Kapolri. Bahkan, meminta mundur ini kan tidak masuk akal dan sangat terlihat sekali didorong kepentingan kelompok tertentu hanya untuk mendiskreditkan Kapolri," ungkapnya.
(jon)