MASATA Ingin Ada Kesamaan Persepsi Dukung Pariwisata Berkelanjutan

Sabtu, 28 November 2020 - 22:40 WIB
loading...
MASATA Ingin Ada Kesamaan Persepsi Dukung Pariwisata Berkelanjutan
Pengunjung bersantai di atas hammock di bawah rindangnya pohon karet di Pasar Karetan Boja, destinasi wisata pasar digital yang berlokasi di Dusun Segrumung, Desa Meteseh, Kecamatan Boja, Kendal, Jawa Tengah. Foto/Dok SINDOnews/Ahmad Antoni
A A A
JAKARTA - Masyarakat Sadar Wista (MASATA) ingin agar pelaku, pemerhati, dan pecinta pariwisata memiliki kesamaan persepsi dalam mendukung pariwisata berkelanjutan. Sebagai bagian integral pembangunan Indonesia, kepariwisataan harus mendorong pemerataan kesempatan berusaha dalam memberi manfaat untuk keadilan dan kesetaraan.

"MASATA berharap agar kepariwisataan mampu menjamin keterpaduan antarsektor, antar-aktor, dan antardaerah selaku pemangku kepentingan dalam sinergitas dan kolaborasi antarpihak yang menjaga keharmonisan hubungan pusat dengan daerah," ujar Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) MASATA Panca Rudolf Sarungu dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Sabtu (28/11/2020).

Untuk diketahui, MASATA menyelenggarakan focus group discussion (FGD) bertema 'Pengembangan Desa Wisata Menuju 205 Desa Wisata Mandiri Tahun 2024' di Prime Park Hotel, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/11/2020).

( ).

Kegiatan tersebut sebagai bagian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I MASATA yang ditujukan agar pelaku, pemerhati, dan pecinta pariwisata di kalangan pemerintah (kementerian/lembaga) serta swasta (asosiasi/organisasi/perkumpulan) memiliki kesamaan persepsi dalam mendukung pariwisata berkelanjutan.

Kegiatan tersebut menghadirkan beberapa narasumber yaitu Asisten Deputi IV Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Kewirausahaan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Saleh; Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Dwi Rudi Hartoyo; Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diwakili Hartanti Maya Khrisna; Executive Vice President Divisi Business Service-Telkom Indonesia Syaifudin, Chief of Corporate Affairs PT Astra International Tbk Riza Deliansyah, dan Ketua Asosiasi Desa Wisata (Asidewi) Andi Yuwono.

Panca Rudolf Sarungu menjelaskan, narasumber berlatar belakang kementerian/lembaga di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif dan asosiasi/organisasi/perkumpulan pariwisata dimaksudkan sebagai upaya MASATA menyambung kepentingan serta membangun sinergitas dan kolaborasi dalam membantu pemerintah mewujudkan Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata kelas dunia didukung atraksi yang menarik, aksesibilitas yang mudah, dan amenitas yang berkualitas.

( ).

Pembukaan Rakernas I MASATA diawali oleh Ketua Umum DPP MASATA Panca Rudolf Sarungu, diikuti sambutan Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Syaiful Huda, sambutan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio yang sekaligus membuka resmi Rakernas I MASATA, serta peluncuran aplikasi kerja sama MASATA dengan Telkom Indonesia.

Dalam sambutannya, Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda menggarisbawahi bahwa sektor pariwisata sebagai backbone ekonomi hampir luluh lantak selama 10 bulan di masa pandemi Covid-19. Kondisi sektor pariwisata yang memprihatinkan itu, karena paling terdampak dan mengalami kontraksi tajam, sementara berbagai program belum memberikan hasil optimal, maka menurutnya sektor pariwisata membutuhkkan kebijakan afirmasi, yakni pemerintah memprogramkan para wisatawan mendapat prioritas vaksinasi.Pemberian vaksin kepada wisatawan menjadi satu paket vaksin-wisata yang menarik perhatian wisatawan (pelancong). "Kita tidak boleh berhenti untuk berikhtiar," ujarnya.

( ).

Pengembangan desa wisata merupakan contoh ikhtiar pemerintah, yakni menjadikan desa wisata sebagai penyangga destinasi wisata utama atau alternatif tujuan wisata di luar destinasi wisata super prioritas dan 10 prioritas destinasi wisata. Pertumbuhan ekonomi baru di desa akan terdorong. Bertumbuhnya pendapatan ekonomi desa mendorong pertumbuhan desa wisata. Melalui desa wisata, masyarakat akan terlibat. Desa-desa menjadi sentra baru tumbuhnya pendapatan baru.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio menyatakan gembira karena geliat pariwisata mulai terasa di beberapa destinasi wisata. Booking kamar beberapa hotel di Bali mencapai 80% bulan Desember 2020. Di destinasi lain seperti Labuhan Bajo booking kamar hotel juga meningkat. Ke depan, pariwisata yang dikembangkan ialah pariwisata yang menumbuhkan pengalaman yang unik. Quality tourism memberikan tawaran pengalaman yang berbeda. Desa wisata menjadi bagian quality tourism tersebut. Misalnya makanan yang khas. "Banyak salah kaprah bahwa quality tourism dianggap hanya menginap di hotel bintang lima."

( ).

Wishnutama menerangkan, untuk pengembangan amenitas dan atraksi wisata yang melibatkan partisipasi masyarakat melalui pengembangan desa wisata secara terintegrasi dari hulu ke hilir, pemerintah desa didorong mengoptimalkan pemanfaatan dana desa. Karena itu, sebagai arah kebijakan desa wisata dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, ditargetkan 205 wisata desa mandiri di tahun 2024. "Potensinya luar biasa. Jangan ikut-ikutan destinasi wisata di tempat lain. Cita-cita desa wisata sangat besar, sangat mulia."
(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2307 seconds (0.1#10.140)