Komisi VIII DPR Minta Menag Tingkatkan Edukasi Prokes di Acara Keagamaan

Rabu, 18 November 2020 - 19:40 WIB
loading...
Komisi VIII DPR Minta...
Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto meminta Menag meningkatkan edukasi kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan COVID-19 di acara keagamaan. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Beberapa anggota dan pimpinan Komisi VIII DPR menyinggung soal kerumunan massa yang disebabkan Habib Rizieq Shihab (HRS) dan pendukungnya di beberapa acara dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi hari ini. Kementerian Agama (Kemenag) diminta meningkatkan edukasi kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan COVID-19 di acara keagamaan .

"Komisi VIII DPR RI meminta Kementerian Agama RI untuk meningkatkan edukasi kepada masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan COVID-19, terutama pada acara-acara keagamaan," kata Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto membacakan kesimpulan Raker, Rabu (18/11/2020).

Kemudian, sambung politikus PAN itu, Komisi VIII DPR RI mendesak Menteri Agama RI menindaklanjuti pandangan dan masukan Pimpinan dan Anggota Komisi VIII DPR RI. Salah satunya untuk meningkatkan sinergi dengan Komisi VIII DPR terakit acara keagamaan nasional. ( )

"Meningkatkan sinergi dengan Komisi VIII DPR RI dalam perhelatan acaraacara keagamaan nasional," tuturnya.

Sebelumnya, Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PKB, Maman Immanulhaq mengkritisi Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi yang tidak bersuara saat Habib Rizieq Shihab (HRS) dan pendukungnya yang menyebabkan berbagai kerumunan di tengah kondisi pandemi COVID-19.

"Saya lihat Kementerian Agama tidak ada suaranya ketika isu soal kerumunan. Padahal isu kerumunan kedatangan Habib Rizieq, kegiatan agama di daerah-daerah, ini sebenernya bisa direbut oleh bahasa Kementerian Agama, di mana sebenernya fungsi Kementerian Agama," kata Maman dalam Rapat Kerja (Raker) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (18/11/2020). ( )

Politikus PKB ini melihat seolah Menag hanya melihat dan menunggu perihal kerumunan yang muncul. Padahal, umat Islam pun menunggu suara dari Menag terkait fenomena tersebut.

"Seolah-olah dia (Menag) wait and see, nggak urusan banget dan lain sebagainya. Padahal ini yang ingin kita dengar, umat Islam. Ada stigma seperti itu," katanya.

(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1323 seconds (0.1#10.140)