Kue Tart di Medan Tempur Doni Monardo
loading...
A
A
A
Sedang di bagian depan, terukir buttercream kuning keemasan membentuk logo Kopassus. Kesatuan asal Doni Monardo bertugas.
Sebatang lilin putih sudah menyala. Santi dan Azel memegang tart cantik itu. Lalu Doni Monardo mendekat ke arah kue. Ia tidak meniupnya, melainkan dengan sebuah kipas ia kibaskan ke arah lilin hingga padam.
Menjelang detik-detik kumandang adzan maghrib, dilakukan seremoni sederhana. Doni meminta Tenaga Ahli Egy Massadiah memimpin doa. Suasana hening. Suasana hanyut dalam aneka rasa yang bercampur-aduk. Antara rasa bahagia dan beban berat yang tengah disandang Doni Monardo. "Bu Santi, silakan menyampaikan sepatah-dua-patah-kata," ujar Egy kepada Santi Monardo.
Yang ditunjuk terdiam. Dari ekspresinya, jelas jutaan kata, ratusan kalimat seperti hendak dimuntahkan untuk menggambarkan perasaannya, di hari ulang tahun suami tercinta.
Apa daya, pita suara seperti tercekat, sehingga sangat sulit dikeluarkan. Alhasil, yang keluar hanya kata-kata yang membuat semua jadi terharu, "Ngomong apa pak Egy. Saya tidak bisa berbicara, rasanya mau menangis," terlihat ada genangan air mata di bola mata Santi.
Tanggap akan keadaan, Egy memakluminya. Ia segera mengalihkan ke Tomy Suryo Pratomo, yang juga hadir di ruang itu. Tomy yang wartawan senior itu pun memanjatkan semua doa terbaik untuk Doni Monardo, sahabatnya.
Beberapa kerabat pun secara bergiliran menyampaikan ucapan selamat ulang tahun teriring doa-doa terbaik untuk Doni Monardo.
Azan maghrib pun berkumandang. Semua larut dalam suasana yang cair. Berbuka puasa sambil melepas rindu bersama istri, anak, dan para kerabat.
Di ruang itu juga tampak Kolonel Budi. Ia sudah bersinggungan dengan Doni saat menjabat Dandim Bogor (saat itu Doni Monardo Danrem 061/Surya Kencana, Bogor), dilanjut saat Doni Monardo menjabat Sesjen Wantanas selama satahun, lalu setahun lebih di BNPB hingga sekarang.
Ada yang menarik dari 'hadiah' persembahan Kolonel Budi kepada Letjen Doni Monardo. Ia mempersembahkan kue tart yang didesain khusus. Topping tart persegi empat itu, dihiasi buttercream berbentuk baju PDH (Pakaian Dinas Harian) dalam lipatan.
Sebatang lilin putih sudah menyala. Santi dan Azel memegang tart cantik itu. Lalu Doni Monardo mendekat ke arah kue. Ia tidak meniupnya, melainkan dengan sebuah kipas ia kibaskan ke arah lilin hingga padam.
Menjelang detik-detik kumandang adzan maghrib, dilakukan seremoni sederhana. Doni meminta Tenaga Ahli Egy Massadiah memimpin doa. Suasana hening. Suasana hanyut dalam aneka rasa yang bercampur-aduk. Antara rasa bahagia dan beban berat yang tengah disandang Doni Monardo. "Bu Santi, silakan menyampaikan sepatah-dua-patah-kata," ujar Egy kepada Santi Monardo.
Yang ditunjuk terdiam. Dari ekspresinya, jelas jutaan kata, ratusan kalimat seperti hendak dimuntahkan untuk menggambarkan perasaannya, di hari ulang tahun suami tercinta.
Apa daya, pita suara seperti tercekat, sehingga sangat sulit dikeluarkan. Alhasil, yang keluar hanya kata-kata yang membuat semua jadi terharu, "Ngomong apa pak Egy. Saya tidak bisa berbicara, rasanya mau menangis," terlihat ada genangan air mata di bola mata Santi.
Tanggap akan keadaan, Egy memakluminya. Ia segera mengalihkan ke Tomy Suryo Pratomo, yang juga hadir di ruang itu. Tomy yang wartawan senior itu pun memanjatkan semua doa terbaik untuk Doni Monardo, sahabatnya.
Beberapa kerabat pun secara bergiliran menyampaikan ucapan selamat ulang tahun teriring doa-doa terbaik untuk Doni Monardo.
Azan maghrib pun berkumandang. Semua larut dalam suasana yang cair. Berbuka puasa sambil melepas rindu bersama istri, anak, dan para kerabat.
Di ruang itu juga tampak Kolonel Budi. Ia sudah bersinggungan dengan Doni saat menjabat Dandim Bogor (saat itu Doni Monardo Danrem 061/Surya Kencana, Bogor), dilanjut saat Doni Monardo menjabat Sesjen Wantanas selama satahun, lalu setahun lebih di BNPB hingga sekarang.
Ada yang menarik dari 'hadiah' persembahan Kolonel Budi kepada Letjen Doni Monardo. Ia mempersembahkan kue tart yang didesain khusus. Topping tart persegi empat itu, dihiasi buttercream berbentuk baju PDH (Pakaian Dinas Harian) dalam lipatan.