Laporkan Suharso, Nizar Dahlan Dinilai Cari Panggung Jelang Muktamar PPP
loading...
A
A
A
JAKARTA - Langkah Nizar Dahlan melaporkan Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas tudingan gratifikasi dinilai hanya untuk mencari panggung menjelang pelaksanaan Muktamar IX pada Desember mendatang.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Sumatera Selatan Agus Sutikno mempertanyakan motivasi Nizar Dahlan. Laporan itu selain dinilai tidak mendasar, juga didorong oleh kepentingan yang tidak jelas dan politis.
Agus menegaskan kepada seluruh kader partai agar tidak terjerumus dalam agenda setting yang tidak produktif. "Kami sudah cukup paham (motif Nizar Dahlan-red), kami sudah cukup mendapatkan banyak ilmu dari pelatihan-pelatihan baik LKKU, LKKM dan lain sebagainya," kata Agus, Jumat (6/11/2020). ( )
Karena itu, dirinya juga tidak akan mudah terpengaruhi kepada hal yang analisisnya dangkal dan tidak jelas. "Ini kan jelas, datangnya tiba-tiba yaitu jelang Muktamar," tegasnya.
Menurut Agus, apa yang disampaikan Nizar Dahlan tidak layak di dengar oleh para kader. Agus mengatakan sebagai kader yang dari hari ke hari berkiprah di PPP, dirinya berpendapat yang pantas didengar adalah para senior yang istiqamah dalam mengelola partai.
"Yang patut didengar adalah mereka yang ketika partai susah, dia ada dan ketika senang juga ada," katanya. (Baca juga: Ini Tiga Agenda Utama Muktamar IX PPP di Makassar )
Mereka yang ikut terlibat bagaimana perjuangan partai saat terjadi dualisme, kemudian bagaimana partai lolos verifikasi parpol sebagai peserta Pemilu, dan ketika menghadapi Pemilu 2019 ketua umum terkena permasalahan hukum.
"Kalau orang-orang yang begitu saja muncul dan enggak jelas. Jadi mohon maaf, saya Ketua DPW Sumatera Selatan, saya sama sekali tidak mau mendengar itu. Dalam istilah Betawi itu akan membuang tempo saja. Membuang tenaga, membuang energi saja," paparnya.
Agus mengaku, selama dirinya masuk PPP pada 2001, dari kader biasa hingga sekretaris wilayah bahkan saat ini menjadi Ketua DPW Sumsel belum pernah melihat Nizar Dahlan ikut berpartisipasi mengurusi partai.
"Saya belum pernah pernah melihat ikut cawe-cawe ngurusi partai," pungkasnya.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Sumatera Selatan Agus Sutikno mempertanyakan motivasi Nizar Dahlan. Laporan itu selain dinilai tidak mendasar, juga didorong oleh kepentingan yang tidak jelas dan politis.
Agus menegaskan kepada seluruh kader partai agar tidak terjerumus dalam agenda setting yang tidak produktif. "Kami sudah cukup paham (motif Nizar Dahlan-red), kami sudah cukup mendapatkan banyak ilmu dari pelatihan-pelatihan baik LKKU, LKKM dan lain sebagainya," kata Agus, Jumat (6/11/2020). ( )
Karena itu, dirinya juga tidak akan mudah terpengaruhi kepada hal yang analisisnya dangkal dan tidak jelas. "Ini kan jelas, datangnya tiba-tiba yaitu jelang Muktamar," tegasnya.
Menurut Agus, apa yang disampaikan Nizar Dahlan tidak layak di dengar oleh para kader. Agus mengatakan sebagai kader yang dari hari ke hari berkiprah di PPP, dirinya berpendapat yang pantas didengar adalah para senior yang istiqamah dalam mengelola partai.
"Yang patut didengar adalah mereka yang ketika partai susah, dia ada dan ketika senang juga ada," katanya. (Baca juga: Ini Tiga Agenda Utama Muktamar IX PPP di Makassar )
Mereka yang ikut terlibat bagaimana perjuangan partai saat terjadi dualisme, kemudian bagaimana partai lolos verifikasi parpol sebagai peserta Pemilu, dan ketika menghadapi Pemilu 2019 ketua umum terkena permasalahan hukum.
"Kalau orang-orang yang begitu saja muncul dan enggak jelas. Jadi mohon maaf, saya Ketua DPW Sumatera Selatan, saya sama sekali tidak mau mendengar itu. Dalam istilah Betawi itu akan membuang tempo saja. Membuang tenaga, membuang energi saja," paparnya.
Agus mengaku, selama dirinya masuk PPP pada 2001, dari kader biasa hingga sekretaris wilayah bahkan saat ini menjadi Ketua DPW Sumsel belum pernah melihat Nizar Dahlan ikut berpartisipasi mengurusi partai.
"Saya belum pernah pernah melihat ikut cawe-cawe ngurusi partai," pungkasnya.