DPR Dukung Komitmen Erick Thohir Prioritaskan Vaksin Merah Putih
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Achmad Baidowi mendukung komitmen Menteri BUMN Erick Thohir yang tetap memprioritaskan vaksin merah putih sebagai hasil karya anak bangsa. Akan tetapi dia mengingatkan, agar vaksin yang akan diproduksi dalam negeri juga harus memenuhi standar kesahatan dunia internasional.
(Baca juga: Pembuatan Vaksin Dipercepat, Ahli Virologi: Tidak Boleh Mengesampingkan Aspek Keamanan)
"Kita kan sangat mendukung vaksin produksi dalam negeri yang kemudian diistilahkan vaksin merah putih, tapi vaksin yang akan diproduksi dalam negeri juga harus memenuhi standar kesahatan dunia, bukan hanya sekadar gagah-gagahan pokoknya bisa memproduksi vaksin, tapi harus benar-benar sesuai dengan standar dunia internasional," ujar pria yang akrab disapa Awiek ini kepada wartawan, Selasa (3/11/2020).
(Baca juga: Umrah Dibuka, Berikut Syarat Bisa Berangkat di Tengah Pandemi)
Dia mengatakan, di era Pandemi Covid-19 (virus Corona) saat ini menghasilkan kendala di bisnis kesehatan di tanah air, selain itu juga masih adanya persoalan di bidang kesehatan yang mayoritas berasal dari impor.
Dengan adanya keberpihakan terhadap vaksin Merah Putih, dia menganggap sebagai wujud perhatian Erick Thohir untuk meningkatkan kualitas dunia medis dan obat-obatan di Indonesia dan terutama mampu menekan ketergantungan terhadap impor.
"Maka kemudian kalau ada semacam upaya afirmasi terhadap keberpihakan kita terhadap vaksin-vaksin yang diporduksi oleh anak negeri itu luar biasa bagus," kata politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.
Dia melanjutkan, vaksin merah putih akan menjadi kebanggaan Indonesia dalam dunia medis, selain untuk menciptakan kemandirian dalam bidang kesehatan, sehingga tidak selalu bergantung pada impor.
"Tapi harus dipastikan bahwa bahan baku vaksin yang akan dibuat itu mayoritas produk dalam negeri, kalau kemudian vaksinnya dibuat di Indonesia tapi bahan bakunya imporkan sama dengan bohong itu, tetapi ada komposisi produk domestiknya berapa, itu mestinya saya kira untuk memenuhi kualifikasi dia sebagai produk dalam negeri," ungkapnya.
Sekadar diketahui sebelumnya, Erick Thohir menegaskan sebagai langkah jangka panjang, pemerintah Indonesia memberikan prioritas untuk mengembangkan vaksin Merah Putih. Kata Erick, pengadaan vaksin Merah Putih merupakan langkah penting bagi pemerintah Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada impor vaksin Corona.
Vaksin Merah Putih ditargetkan bisa diproduksi massal pada 2022. Tetapi untuk 2020 dan 2021, untuk mengatasi pandemi virus corona, pemerintah akan mengandalkan vaksin buatan luar.
"Pengembangan vaksin Merah Putih adalah sangat penting. Karena pengadaan vaksin impor tidak boleh menjadi kebiasaan. Kita harus mengadakan vaksin Merah Putih sendiri agar di 2022 tidak beli lagi vaksin dari luar negeri, tapi lakukan sendiri," imbuhnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun dikabarkan memberikan dukungan penuh kepada pengembangan dan pembuatan vaksin Merah Putih. Erick menilai jika industri farmasi di Indonesia mampu untuk memproduksi vaksin Covid-19 sendiri.
Erick memberikan contoh, Bio Farma yang telah memproduksi 15 jenis vaksin dan diekspor ke 150 negara. Selain itu, dari tinjauan WHO ke lapangan, kata Erick, Bio Farma dinilai mempunyai standar internasional.
"Ini yang membuat kita terdorong untuk mewujudkan vaksin Merah Putih hadir untuk Indonesia. Kita suhda punya Bio Farma yang kemarin sudah dicek oleh WHO mempunyai standar internasional yang bisa dipertanggungjawabkan untuk memproduksi vaksin," kata Erick.
Kendati pengembangan dan produksi vaksin Covid-19 terus digencarkan di berbagai negara termasuk Indonesia, Satgas Covid-19 tetap menekankan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan dengan selalu melakukan selalu 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Jauhi Kerumunan serta Mencuci Tangan Pakai Sabun.
(Baca juga: Pembuatan Vaksin Dipercepat, Ahli Virologi: Tidak Boleh Mengesampingkan Aspek Keamanan)
"Kita kan sangat mendukung vaksin produksi dalam negeri yang kemudian diistilahkan vaksin merah putih, tapi vaksin yang akan diproduksi dalam negeri juga harus memenuhi standar kesahatan dunia, bukan hanya sekadar gagah-gagahan pokoknya bisa memproduksi vaksin, tapi harus benar-benar sesuai dengan standar dunia internasional," ujar pria yang akrab disapa Awiek ini kepada wartawan, Selasa (3/11/2020).
(Baca juga: Umrah Dibuka, Berikut Syarat Bisa Berangkat di Tengah Pandemi)
Dia mengatakan, di era Pandemi Covid-19 (virus Corona) saat ini menghasilkan kendala di bisnis kesehatan di tanah air, selain itu juga masih adanya persoalan di bidang kesehatan yang mayoritas berasal dari impor.
Dengan adanya keberpihakan terhadap vaksin Merah Putih, dia menganggap sebagai wujud perhatian Erick Thohir untuk meningkatkan kualitas dunia medis dan obat-obatan di Indonesia dan terutama mampu menekan ketergantungan terhadap impor.
"Maka kemudian kalau ada semacam upaya afirmasi terhadap keberpihakan kita terhadap vaksin-vaksin yang diporduksi oleh anak negeri itu luar biasa bagus," kata politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.
Dia melanjutkan, vaksin merah putih akan menjadi kebanggaan Indonesia dalam dunia medis, selain untuk menciptakan kemandirian dalam bidang kesehatan, sehingga tidak selalu bergantung pada impor.
"Tapi harus dipastikan bahwa bahan baku vaksin yang akan dibuat itu mayoritas produk dalam negeri, kalau kemudian vaksinnya dibuat di Indonesia tapi bahan bakunya imporkan sama dengan bohong itu, tetapi ada komposisi produk domestiknya berapa, itu mestinya saya kira untuk memenuhi kualifikasi dia sebagai produk dalam negeri," ungkapnya.
Sekadar diketahui sebelumnya, Erick Thohir menegaskan sebagai langkah jangka panjang, pemerintah Indonesia memberikan prioritas untuk mengembangkan vaksin Merah Putih. Kata Erick, pengadaan vaksin Merah Putih merupakan langkah penting bagi pemerintah Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada impor vaksin Corona.
Vaksin Merah Putih ditargetkan bisa diproduksi massal pada 2022. Tetapi untuk 2020 dan 2021, untuk mengatasi pandemi virus corona, pemerintah akan mengandalkan vaksin buatan luar.
"Pengembangan vaksin Merah Putih adalah sangat penting. Karena pengadaan vaksin impor tidak boleh menjadi kebiasaan. Kita harus mengadakan vaksin Merah Putih sendiri agar di 2022 tidak beli lagi vaksin dari luar negeri, tapi lakukan sendiri," imbuhnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun dikabarkan memberikan dukungan penuh kepada pengembangan dan pembuatan vaksin Merah Putih. Erick menilai jika industri farmasi di Indonesia mampu untuk memproduksi vaksin Covid-19 sendiri.
Erick memberikan contoh, Bio Farma yang telah memproduksi 15 jenis vaksin dan diekspor ke 150 negara. Selain itu, dari tinjauan WHO ke lapangan, kata Erick, Bio Farma dinilai mempunyai standar internasional.
"Ini yang membuat kita terdorong untuk mewujudkan vaksin Merah Putih hadir untuk Indonesia. Kita suhda punya Bio Farma yang kemarin sudah dicek oleh WHO mempunyai standar internasional yang bisa dipertanggungjawabkan untuk memproduksi vaksin," kata Erick.
Kendati pengembangan dan produksi vaksin Covid-19 terus digencarkan di berbagai negara termasuk Indonesia, Satgas Covid-19 tetap menekankan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan dengan selalu melakukan selalu 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Jauhi Kerumunan serta Mencuci Tangan Pakai Sabun.
(maf)