Pro-Kontra Pernyataan Megawati, Jokowi Salah Urus Kaum Milenial?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan , Megawati Soekarnoputri yang meminta Presiden Jokowi tidak memanjakan kalangan milenial menuai prokontra di masyarakat. Megawati dan petinggi PDIP pun sudah menjelaskan bahwa pernyataan itu untuk internal partai sekaligus mengingatkan kaum muda agar hidupnya didarma-baktikan untuk bangsa dan negara.
Analis politik asal UIN Jakarta, Bakir Ihsan menilai, pernyataan Presiden kelima RI tersebut menunjukkan tiga hal. Pertama, Jokowi dinilai 'salah urus' kaum milenial karena dimanja. Padahal selama ini Jokowi memberi ruang bagi kreativitas kaum milenial, bahkan secara struktural ada staf khusus presiden dari kaum milenial. "Apakah dalam hal ini Jokowi salah urus?" kata Bakir kepada SINDOnews, Senin (2/11/2020).
(Baca juga : 6 Fakta Menarik Seputar Lagu November Rain Milik Guns N Roses )
Kedua, lanjut dia, kaum milenial lahir dari para orang tua. Mereka berperilaku bukan bercermin pada langit, tapi pada kenyataan yang mereka lihat. Kata pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohon. Jika generasi milenial dianggap rusak, maka para orang tua, dari mana mereka bisa seperti itu. Apakah orang tua, termasuk Megawati, sudah diabaikan atau orang tuanya tak peduli? apa yang dilakukan orang tua selama ini, khususnya dalam perilaku politiknya. ( )
Di sisi lain, Bakir menuturkan, perilaku politik apa yang sudah diajarkan dan diteladankan para orang tua, termasuk Megawati dan partai pilitik, agar perilaku politik kaum milenial tidak manja dan beradab. "Tak ada asap kalau tak ada api. Megawati mengutuk asap sekaligus sebagai apinya.," katanya.
Kemudian yang ketiga, Bakir menyatakan, masih banyak kaum milenial yang kreatif, inovatif, dan punya sumbangsih bagi zamannya. Sehingga, kreativitas kalangan milenial harus mendapatkan arahan yang tepat dari para teladannya. "Jangan semut di seberang lautan terlihat, gajah di depan mata gelap (tak terlihat)," kata Bakir. ( )
Analis politik asal UIN Jakarta, Bakir Ihsan menilai, pernyataan Presiden kelima RI tersebut menunjukkan tiga hal. Pertama, Jokowi dinilai 'salah urus' kaum milenial karena dimanja. Padahal selama ini Jokowi memberi ruang bagi kreativitas kaum milenial, bahkan secara struktural ada staf khusus presiden dari kaum milenial. "Apakah dalam hal ini Jokowi salah urus?" kata Bakir kepada SINDOnews, Senin (2/11/2020).
(Baca juga : 6 Fakta Menarik Seputar Lagu November Rain Milik Guns N Roses )
Kedua, lanjut dia, kaum milenial lahir dari para orang tua. Mereka berperilaku bukan bercermin pada langit, tapi pada kenyataan yang mereka lihat. Kata pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohon. Jika generasi milenial dianggap rusak, maka para orang tua, dari mana mereka bisa seperti itu. Apakah orang tua, termasuk Megawati, sudah diabaikan atau orang tuanya tak peduli? apa yang dilakukan orang tua selama ini, khususnya dalam perilaku politiknya. ( )
Di sisi lain, Bakir menuturkan, perilaku politik apa yang sudah diajarkan dan diteladankan para orang tua, termasuk Megawati dan partai pilitik, agar perilaku politik kaum milenial tidak manja dan beradab. "Tak ada asap kalau tak ada api. Megawati mengutuk asap sekaligus sebagai apinya.," katanya.
Kemudian yang ketiga, Bakir menyatakan, masih banyak kaum milenial yang kreatif, inovatif, dan punya sumbangsih bagi zamannya. Sehingga, kreativitas kalangan milenial harus mendapatkan arahan yang tepat dari para teladannya. "Jangan semut di seberang lautan terlihat, gajah di depan mata gelap (tak terlihat)," kata Bakir. ( )
(abd)