Punya Banyak Prestasi, Nurdin Abdullah Layak Diperhitungkan di 2024
loading...
A
A
A
Igor melanjutkan, ada pergeseran demografi pemilih nanti di 2024. Hal tersebut, menurut dia, peluang yang bisa dimanfaatkan Nurdin Abdullah dengan melahirkan visi (program) terkait generasi milenial ke depan.
Dia membeberkan, salah satu karakteristik pemilih milenial adalah mereka tidak hirau lagi atau mudah percaya kepada sesuatu yang berbau pencitraan.
Dia menambahkan, apatisme milenial terhadap politik juga lumayan tinggi. Untuk itu, Nurdin Abdullah perlu tim komunikasi yang bisa menjangkau pemilih pemula via internet dalam skala nasional.
"Bagaimanapun juga, NA tetap opsi terbaik dari skenario pasangan kandidat non-Jawa yang layak dipertimbangkan pada perhelatan pemilu 2024 yang akan datang," ucap Igor.
Sementara itu, pengamat politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam menilai peluang Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah di Pilpres 2024 tentu masih fluktuatif.
Menurut Arif, secara prestasi sejatinya Nurdin Abdullah memiliki rekam jejak cemerlang, pernah jadi bupati dua periode dan gubernur dengan beragam terobosannya.
Namun, lanjut Arif, secara elektabilitas memang masih jauh meski masuk radar survei Capres dalam Pilpres 2024.
"Jika bisa menjaga dan menaikkan elektabilitas tentu peluang itu ada, namun saya prediksi maksimal Cawapres. Hal ini karena, dari sisi demografi faktor Jawa dengan populasi terbesar, bahkan lebih dari separuh pemilih adalah orang Jawa," ujar Arif dihubungi SINDOnews secara terpisah.
Maka, kata Arif, jika elektabilitas tinggi dan ada dukungan Parpol, Nurdin Abdullah paling banter menjadi cawapres. "Meski dalam politik sangat dinamis, variabel itu masih penting untuk menaikkan tingkat propabilitas pasangan capres-cawapres," ungkap Arif.
Arif membeberkan jika ingin masuk di kontestasi Pilpres 2024, tentu harus melakukan kerja dua sisi. Pertama, kata dia, menaikkan elektabilitas sehingga menjadi bargaining politik dan dilirik oleh parpol.
Arif berpendapat, menaikkan elektabilitas ini bisa dilakukan dengan membuktikan sejumlah terobosan yang bisa memberi manfaat kepada masyarakat, dan tentu saja mesti dikelola sebagai materi marketing politik yang pada gilirannya akan menambah popularitas dan elektabilitas.
Dia membeberkan, salah satu karakteristik pemilih milenial adalah mereka tidak hirau lagi atau mudah percaya kepada sesuatu yang berbau pencitraan.
Dia menambahkan, apatisme milenial terhadap politik juga lumayan tinggi. Untuk itu, Nurdin Abdullah perlu tim komunikasi yang bisa menjangkau pemilih pemula via internet dalam skala nasional.
"Bagaimanapun juga, NA tetap opsi terbaik dari skenario pasangan kandidat non-Jawa yang layak dipertimbangkan pada perhelatan pemilu 2024 yang akan datang," ucap Igor.
Sementara itu, pengamat politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam menilai peluang Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah di Pilpres 2024 tentu masih fluktuatif.
Menurut Arif, secara prestasi sejatinya Nurdin Abdullah memiliki rekam jejak cemerlang, pernah jadi bupati dua periode dan gubernur dengan beragam terobosannya.
Namun, lanjut Arif, secara elektabilitas memang masih jauh meski masuk radar survei Capres dalam Pilpres 2024.
"Jika bisa menjaga dan menaikkan elektabilitas tentu peluang itu ada, namun saya prediksi maksimal Cawapres. Hal ini karena, dari sisi demografi faktor Jawa dengan populasi terbesar, bahkan lebih dari separuh pemilih adalah orang Jawa," ujar Arif dihubungi SINDOnews secara terpisah.
Maka, kata Arif, jika elektabilitas tinggi dan ada dukungan Parpol, Nurdin Abdullah paling banter menjadi cawapres. "Meski dalam politik sangat dinamis, variabel itu masih penting untuk menaikkan tingkat propabilitas pasangan capres-cawapres," ungkap Arif.
Arif membeberkan jika ingin masuk di kontestasi Pilpres 2024, tentu harus melakukan kerja dua sisi. Pertama, kata dia, menaikkan elektabilitas sehingga menjadi bargaining politik dan dilirik oleh parpol.
Arif berpendapat, menaikkan elektabilitas ini bisa dilakukan dengan membuktikan sejumlah terobosan yang bisa memberi manfaat kepada masyarakat, dan tentu saja mesti dikelola sebagai materi marketing politik yang pada gilirannya akan menambah popularitas dan elektabilitas.