Indonesia Diyakini Mampu Berdikari dengan Politik Industri

Rabu, 28 Oktober 2020 - 12:59 WIB
loading...
A A A
Lebih lanjut, Hasto menekankan, dalam konteks kekinian, politik industri berdikari penting dengan penguasan iptek. Tanpa itu menurutnya, Indonesia tidak akan bisa melakukan sebuah loncatan besar.

"Percepatan teknologi. Ini tugas bersama. Perlu sosialisasi agar bisa mewujudkan industri berdikari seperti negara lain. Bagi PII ini juga tantangan untuk meningkatkan sumber daya manusia," tutur Hasto.

Dalam kesempatan itu, Hasto juga menjabarkan sejumlah rekomendasi untuk kebijakan strategis menjadi negara industri yang berdikari. Pertama, harus ada road map penguasaan ilmu-ilmu dasar (matematika, fisika, kimia, biologi)

Kedua, supremasi riset dan inovasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ketiga, APBN khusus dari riset harus ditingkatkan supaya terjadi perubahan secara revolusioner, terutama bagi investasi manusia inovatif yang berorientasi pada peningkatan nilai tambah atas industri yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak serta keempat, pengembangan sistem kebudayaan yang respek terhadap budaya riset dan inovasi.

"Karena itulah rekomendasi kami karena ilmu pengetahuan diabdikan untuk kepentingan amal dan kemanusiaan kata Bung Karno tahun 1946," tegas Hasto.

Sementara itu, Ketua Umum PII Heru Dewanto berpandangan, pandemi COVID-19 telah mengubah banyak aspek kehidupan. Sehingga, perlu menjadk refleksi, reimajinasi dan redesign terhadap sejumlah aspek kehidupan.

"Jadi, perlu Redesign Indonesia. Redesign intinya bagi kita ikuti roadmap transformasi digital. Percepatan inovasi revolusi industri ke-4. Perubahan rantai pasok. Penguatan industri manufaktur. Pengembangan industri sesuai dengan DNA Indonesia," kata Heru.

"Transformasi digital sebelumnya berjalan lambat dan tidak menyeluruh. Tanpa transformasi digital kita akan tertinggal dari negara lain," imbuhnya.

Selain itu, PII juga merekomendasi membangun jaringan internet mandiri. Sebab, dibeberkan dia, saat ini Indonesia masih pakai jaringan intranet Amerika Serikat. Sehingga perlu membuat jaringan internet mandiri karya anak bangsa.

"Jadi kita tergantung ke pihak lain. Ini bisa dilakukan hingga 2024. Implementasi rantai pasok dari global jadi lokal dan regional," ujar Heru.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0996 seconds (0.1#10.140)