Inovasi Literasi Jadi Tantangan Perpusnas di Masa Pandemi

Rabu, 28 Oktober 2020 - 08:51 WIB
loading...
Inovasi Literasi Jadi Tantangan Perpusnas di Masa Pandemi
Hani Widya Ananta. Foto/Istimewa
A A A
HANI WIDYA ANANTA
Unit Kerja Biro Umum Perpustakaan Nasional

DUNIA tengah berduka. Terhitung sudah sejak akhir tahun 2019 sampai detik ini, berbagai negara di seluruh penjuru dunia sedang mengalami musibah dari segi kesehatan.

Dunia kini dilanda wabah virus covid-19. Virus yang bersifat zoonosis ini memiliki kemampuan penyebaran yang tidak main-main, sangat cepat dan mudah, di antaranya lewat droplets, sentuhan kulit. Bahkan WHO menyebutkan bahwa virus ini dapat menyebar lewat udara.

Hal inilah yang melatarbelakangi pemerintah untuk menyebut kondisi wabah ini bukan lagi sebagai epidemi, namun kini sudah menjadi pandemi, yakni wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas.

Worldometers mencatat sudah sebanyak 43.184.679 jiwa di dunia yang terserang Covid-19, sedang di Indonesia sudah mencapai 389.712 jiwa per 26 Oktober 2020.

Pandemi ini pun akhirnya menciptakan berbagai masalah baru, seperti PHK dan dirumahkannya kaum buruh dan pegawai. Pada Juni 2020, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, sudah sebanyak 3,05 juta orang pekerja di Indonesia yang terdampak (PHK dan dirumahkan) akibat Covid-19.

Disamping itu, ternyata pandemi ini juga berdampak terhadap sektor pendidikan, baik tingkat pelajar maupun mahasiswa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendata setidaknya terdapat 68.729.037 peserta didik yang belajar di rumah karena masih terdapat risiko penyebaran covid-19.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim mengatakan, terdapat 6% dari populasi peserta didik yang berada di wilayah zona hijau, sehingga hanya mereka yang diizinkan oleh pemerintah daerahnya untuk mengambil keputusan sekolah dengan tatap muka tetapi dengan protokol kesehatan yang sangat ketat.

Sesuai dengan instruksi pemerintah yang menerapkan kebijakan agar masyarakat melaksanakan aktivitasnya di rumah saja, kampanye #dirumahaja semakin hari semakin digaungkan. Walaupun saat ini Indonesia telah menerapkan adaptasi kebiasaan baru atau yang biasa dikenal dengan sebutan new normal, namun tetap saja, sebisa mungkin masyarakat Indonesia tidak perlu ke luar rumah kecuali karena alasan yang penting dan mendesak.

Hal inilah yang menjadi tantangan bagi instansi-instansi pemerintah di Indonesia agar tetap mampu melayani masyarakat dengan mengikuti kondisi saat ini.

Berpegang pada alinea ke-4 pembukaan UUD 1945, di mana salah satu tujuan negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka hal itu lah yang mendorong Perpustakaan Nasional RI agar menjadi instansi yang tangkas dalam mengambil peran untuk tetap bisa mencerdaskan bangsa Indonesia walaupun sedang dalam masa pandemi ini.

Sebab seperti yang kita ketahui, Perpustakaan Nasional RI merupakan instansi yang langsung berhubungan dengan stakehoder masyarakat, karenanya, sudah dapat dipastikan bahwa masyarakat Indonesia tentu menunggu-nunggu inovasi apa yang dibawakan Perpustakaan Nasional agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dalam mengakses informasi dan bahan pustaka agar dapat memenuhi waktu luang di masa pandemi ini.

Banyak upaya dan inovasi yang bisa Perpustakaan Nasional (Perpusnas) lakukan untuk dapat mencerdaskan kehidupan bangsa pada waktu luang di masa pandemi ini. Pertama, Perpustakaan Nasional dapat menyediakan infografis dan bahan bacaan terkait dengan virus Covid-19, agar informasi mengenai pandemi virus ini jelas dan dapat dibuktikan kebenarannya lewat literatur yang ada. Sebab saat ini banyak berita simpang-siur dan hoks yang beredar terkait info virus tersebut.

Oleh karena itu, Perpusnas berperan penting dalam memberikan literatur yang tepat dan akurat, agar masyarakat tidak salah paham dan tidak mengonsumsi kabar yang belum dapat dipastikan kebenarannya.

Kedua, Perpusnas bisa mengadakan webinar atau seminar daring yang membahas tema tentang berbagai keahlian dan keterampilan yang bisa dikembangkan di masa pandemi ini melalui platform pertemuan daring.

Keterampilan yang dibahas bisa berupa pelatihan bisnis online, pelatihan menjadi copy writing dan content writing, dan pelatihan bercocok tanam hidroponik yang sekarang digemari banyak orang untuk mengisi waktu luang.

Seminar daring ini sangat bermanfaat dan selaras dengan fungsi perpustakaan dalam menyediakan informasi dan ilmu pengetahuan demi tercerdaskannya kehidupan bangsa.

Selain itu, pada akhir acara juga dapat disajikan buku-buku yang dapat dijadikan sumber referensi terkait tema tersebut, bisa dalam bentuk ajakan ke Perpustakaan Nasional RI (tentunya tetap menggunakan protokol kesehatan), atau menawarkan fitur peminjaman buku secara online lewat Ipusnas. Kegiatan ini tentu dapat menambah minat baca peserta seminar daring, karena peserta seminar daring ini tentunya adalah orang yang berminat di bidang yang sedang dibahas sesuai tema, jadi buku referensi yang ditawarkan tentu cocok dan tepat sasaran dengan minat peserta yang ikut pembahasan tema seminar daring tersebut.

Kegiatan ini juga diharapkan dapat mengisi waktu luang orang-orang yang di PHK dan dirumahkan, dan dapat memantik inovasi mereka untuk memulai bisnis dari keterampilan yang sedang dipelajari lewat seminar daring tersebut, serta pada akhirnya kegiatan ini diharapkan dapat membantu perekonomian masyarakat yang terdampak secara ekonomi.

Ketiga, Perpusnas dapat mengambil peran dalam memberikan buku bacaan pada masyarakat Indonesia secara gratis dan mudah lewat Ipusnas. Belakangan ini, sedang marak aksi pembajakan buku, dimana banyak beredar e-book ilegal karya penulis ternama yang tersebar dengan bebas dalam bentuk portable document format (pdf).

Hal itu tentu melanggar hak cipta. Maka dari itu, Perpustakaan Nasional RI dapat menyosialisasikan anti buku bajakan, dan menawarkan solusi pinjam e-book online yang original, gratis dan mudah.

Kegiatan mempromosikan penggunaan fitur Ipusnas ini juga dapat bekerjasama dengan penulis terkait, agar cangkupan masyarakat yang mengetahui dan menggunakan Ipusnas menjadi semakin luas. Tantangan bagi Perpusnas adalah dengan menambah judul buku bacaan terutama mengikuti update buku terbaru, serta memperbanyak jumlah copy dari buku yang sudah ada, agar sistem antre buku jadi lebih singkat dan pembaca tidak sering kehabisan buku dan menunggu lama.

Keempat, Perpusnas dapat bekerja sama dengan komunitas pecinta buku atau bookstagrammer untuk membuat challange dan giveaway terkait literasi di media sosial.

Challange dan giveaway yang diberikan dapat berupa tantangan me-review atau mengulas buku dalam bentuk podcast dan foto kreatif tentang buku yang diulas, atau challange membaca buku minimal sehari selama 30 menit sejumlah 30 halaman buku. Challange dan giveaway ini dibuat untuk memberikan semangat dan ajakan agar masyarakat Indonesia tetap membaca buku walaupun di masa pandemi ini.

Tentunya inovasi yang disajikan tidak dapat menyembuhkan Indonesia dari pandemi virus Covid-19. Namun, setidaknya inovasi ini dapat membantu meningkatkan literasi masyarakat dalam mendapatkan pencerdasan terkait virus ini, juga mengisi waktu luang masyarakat Indonesia yang terdampak baik dari segi waktu luang maupun ekonomi. Karena pada dasarnya Perpusnas sebagai instansi pemerintah harus tetap tangkas dan cekatan dalam memenuhi kebutuhan literasi negeri walau dalam masa pandemi. Kegiatan meningkatkan literasi masyarakat Indonesia harus tetap berlanjut dan tidak boleh berhenti, agar tujuan negara Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dapat tereralisasi. Salam literasi!
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1836 seconds (0.1#10.140)