Peranan Santri pada Masa Pandemi
loading...
A
A
A
Peranan Pendamping
Penanganan wabah Covid-19 melalui pemberlakuan protokol kesehatan, seperti penerapan physical distancing, penggunaan masker, sarung tangan dan handsanitizer, merupakan ikhtiar medis yang bersifat sementara. Ikhtiar medis sejatinya tentu adalah pengadaan program imunisasi vaksin Covid-19 secara masif seperti yang tengah dipersiapkan Indonesia saat ini.
Dalam rangka program imunisasi vaksin Covid-19 ini, selain pengembangan vaksin mandiri, Indonesia juga terus membangun kerja sama di bidang pengembangan vaksin dengan kalangan mitra pengembang vaksin di luar negeri. Kerja sama ini melibatkan perusahaan farmasi nasional bersama perusahaan farmasi mitranya di luar negeri. Tercatat beberapa kerja sama pengembangan vaksin Covid-19 telah berhasil dijalin, seperti antara PT Kalbe Farma Tbk dan Genexine Inc dari Korea Selatan, dan antara PT Bio Farma (Persero) dan Sinovac Biotech dari China.
Indonesia dilaporkan telah mengamankan sekitar 20-40 juta dosis vaksin Covid-19 untuk tahun 2020. Pengamanan vaksin Covid-19 untuk 2021 juga dilakukan oleh Indonesia, di antaranya melalui komitmen dukungan penyediaan 100 juta dosis vaksin Covid-19 oleh perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca.
Belajar dari pengalaman program imunisasi vaksin Measles rubelle (MR) yang sempat mengundang polemik dan prokontra di sejumlah kalangan masyarakat muslim beberapa tahun silam, program imunisasi vaksin Covid-19 kiranya patut disiapkan secara saksama, di antaranya dengan pelibatan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dari awal proses penyiapan hingga tahap pelaksanaan vaksinasi. Dus, sinergitas dan komunikasi umara-ulama harus terus dibangun agar penanganan Covid-19 dan program vaksinasinya dapat berjalan efektif sesuai yang diharapkan.
Santri sebagai sambung tangan ulama dapat berperan membantu menjawab pertanyaan atau keraguan umat, seperti soal kehalalan vaksin Covid-19. Dengan demikian, program imunisasi vaksin akan dapat berjalan masif tanpa adanya sikap resistensi masyarakat pada tataran implementasinya. Peranan santri tidak hanya terbatas pada misi pendampingan program imunisasi vaksin Covid-19 semata. Pelibatan lembaga pusat kesehatan (rumah sakit dan klinik) milik komunitas santri juga dapat berperan membantu memperluas jangkauan program imunisasi vaksin Covid-19 ke kalangan warga masyarakat.
Jihad Covid-19
Pelibatan komunitas santri dalam membantu penanganan Covid-19 tentunya tidak serta merta bersifat ‘as it is’. Namun, hal tersebut mesti dikomunikasikan secara baik terlebih dahulu dengan kalangan ormas Islam, baik ormas Islam yang berada di bawah payung Lembaga Persaudaraan Ormas Islam (LPOI) maupun ormas Islam yang berada di luar organisasi LPOI. Pelibatan santri dalam penanganan pandemi Covid-19 harus bersifat inklusif “bukan” eksklusif. Dalam arti, semua kelompok komunitas santri harus dilibatkan tanpa ada yang merasa dikecualikan, apalagi ditinggalkan.
Pendekatan inklusivitas demikian bertujuan menggalang dukungan penuh kaum santri bagi keberhasilan pelaksanaan program imunisasi vaksin Covid-19 secara masif, mulai dari tahap kampanye program vaksinasi hingga tahap pelaksanaan vaksinasi. Keberhasilan program vaksinasi Covid-19 merupakan ‘sine qua non’ dalam membantu membebaskan umat manusia dari belenggu pandemi.
Pada Hari Santri ini, bersama santri, marilah kita rapatkan barisan (shaf) dan kita ikrarkan jihad melawan Covid-19. Semoga pandemi segera berlalu dan kehidupan umat segera kembali normal seperti sebelum masa pandemi. Selamat Hari Santri Nasional 2020.
Penanganan wabah Covid-19 melalui pemberlakuan protokol kesehatan, seperti penerapan physical distancing, penggunaan masker, sarung tangan dan handsanitizer, merupakan ikhtiar medis yang bersifat sementara. Ikhtiar medis sejatinya tentu adalah pengadaan program imunisasi vaksin Covid-19 secara masif seperti yang tengah dipersiapkan Indonesia saat ini.
Dalam rangka program imunisasi vaksin Covid-19 ini, selain pengembangan vaksin mandiri, Indonesia juga terus membangun kerja sama di bidang pengembangan vaksin dengan kalangan mitra pengembang vaksin di luar negeri. Kerja sama ini melibatkan perusahaan farmasi nasional bersama perusahaan farmasi mitranya di luar negeri. Tercatat beberapa kerja sama pengembangan vaksin Covid-19 telah berhasil dijalin, seperti antara PT Kalbe Farma Tbk dan Genexine Inc dari Korea Selatan, dan antara PT Bio Farma (Persero) dan Sinovac Biotech dari China.
Indonesia dilaporkan telah mengamankan sekitar 20-40 juta dosis vaksin Covid-19 untuk tahun 2020. Pengamanan vaksin Covid-19 untuk 2021 juga dilakukan oleh Indonesia, di antaranya melalui komitmen dukungan penyediaan 100 juta dosis vaksin Covid-19 oleh perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca.
Belajar dari pengalaman program imunisasi vaksin Measles rubelle (MR) yang sempat mengundang polemik dan prokontra di sejumlah kalangan masyarakat muslim beberapa tahun silam, program imunisasi vaksin Covid-19 kiranya patut disiapkan secara saksama, di antaranya dengan pelibatan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dari awal proses penyiapan hingga tahap pelaksanaan vaksinasi. Dus, sinergitas dan komunikasi umara-ulama harus terus dibangun agar penanganan Covid-19 dan program vaksinasinya dapat berjalan efektif sesuai yang diharapkan.
Santri sebagai sambung tangan ulama dapat berperan membantu menjawab pertanyaan atau keraguan umat, seperti soal kehalalan vaksin Covid-19. Dengan demikian, program imunisasi vaksin akan dapat berjalan masif tanpa adanya sikap resistensi masyarakat pada tataran implementasinya. Peranan santri tidak hanya terbatas pada misi pendampingan program imunisasi vaksin Covid-19 semata. Pelibatan lembaga pusat kesehatan (rumah sakit dan klinik) milik komunitas santri juga dapat berperan membantu memperluas jangkauan program imunisasi vaksin Covid-19 ke kalangan warga masyarakat.
Jihad Covid-19
Pelibatan komunitas santri dalam membantu penanganan Covid-19 tentunya tidak serta merta bersifat ‘as it is’. Namun, hal tersebut mesti dikomunikasikan secara baik terlebih dahulu dengan kalangan ormas Islam, baik ormas Islam yang berada di bawah payung Lembaga Persaudaraan Ormas Islam (LPOI) maupun ormas Islam yang berada di luar organisasi LPOI. Pelibatan santri dalam penanganan pandemi Covid-19 harus bersifat inklusif “bukan” eksklusif. Dalam arti, semua kelompok komunitas santri harus dilibatkan tanpa ada yang merasa dikecualikan, apalagi ditinggalkan.
Pendekatan inklusivitas demikian bertujuan menggalang dukungan penuh kaum santri bagi keberhasilan pelaksanaan program imunisasi vaksin Covid-19 secara masif, mulai dari tahap kampanye program vaksinasi hingga tahap pelaksanaan vaksinasi. Keberhasilan program vaksinasi Covid-19 merupakan ‘sine qua non’ dalam membantu membebaskan umat manusia dari belenggu pandemi.
Pada Hari Santri ini, bersama santri, marilah kita rapatkan barisan (shaf) dan kita ikrarkan jihad melawan Covid-19. Semoga pandemi segera berlalu dan kehidupan umat segera kembali normal seperti sebelum masa pandemi. Selamat Hari Santri Nasional 2020.
(bmm)