Kebijakan 'Out of The Box' Jokowi-Ma'ruf Harus Diikuti Kerja Nyata Menteri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid menilai pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin sudah mengeluarkan banyak kebijakan kreativitas dan keluar dari kebiasaan (out of the box) atau extraordinary, seperti lahirnya Perppu dan omnibus law UU Cipta Kerja. Namun, pelaksanaannya belum optimal.
"Tetapi pelaksanaannya dari aparatur yang ada baik jajaran menteri atau eksekutif belum menunjukkan apa namanya extraordinary. Biasa saja kerjanya, padahal kebijakannya sudah di luar standar. Itu hambatannya, bagaimana yang extraordinary kebijakannya, eksekusinya sama dan sejalan, extraordinary juga," ujarnya, Rabu (21/10/20202).
Menurutnya, berbagai program prioritas yang dijanjikan Jokowi-Ma'ruf saat dilantik setahun lalu, seperti pertumbuhan ekonomi 5%, prioritas peningkatan sumber daya manusia (SDM), kelanjutan pembangunan infrastruktur, serta pemindahan Ibu Kota Negara, belum ada tanda-tanda kemajuan.
"Pemindahan Ibu Kota Negara mungkin akan menjadi legacy untuk Presiden, dan suasana pemindahan Ibu Kota Negara mengundang pro kontra, tetapi setidaknya lebih banyak yang setuju. Faktanya ini tertunda di tahun pertama ini. Apakah Pak Presiden akan meneruskan atau tidak, mestinya akan dihitung ulang," ujarnya.
( ).
Menurut Wakil Ketua Umum DPP PKB ini, jika pemindahan Ibu Kota Negara tidak dihitung ulang maka akan menjadi catatan di tahun-tahun berikutnya. Jazilul Fawaid mengaku optimistis, pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin bakal bisa keluar dari krisis multidimensi saat ini, jika ditopang oleh tim ekonomi yang benar-benar bisa bekerja secara baik, dan bisa mewujudkan apa yang menjadi kebijakan pemerintah.
"Kedua, juga didukung oleh orang-orang yang memiliki komunikasi yang baik untuk mengatasi hambatan-hambatan terhadap kritik, terhadap gerakan, terhadap apa pun 'yang menurunkan wibawa pemerintah'," katanya.
( ).
Ketiga, kata Jazilul Fawaid, dirinya optimistis Jokowi-Ma'ruf bisa keluar dari krisis karena sumber daya Indonesia, baik sumber daya alam atau lainnya, bisa dikelola jika manusianya unggul dan mampu membuka sektor ekonomi kreatif. "Itu yang menjadi tantangan," katanya.
Jazilul mengatakan, berbagai tantangan yang ada di depan mata memang bukan persoalan yang mudah untuk dihadapi. "Tidak mudah memimpin di era krisis. Menurut saya Pak Jokowi tahun pertama ini memimpin di tahun krisis. Kita tunggu nanti seperti apa menuntaskannya, tapi saya optimistis," pungkasnya.
"Tetapi pelaksanaannya dari aparatur yang ada baik jajaran menteri atau eksekutif belum menunjukkan apa namanya extraordinary. Biasa saja kerjanya, padahal kebijakannya sudah di luar standar. Itu hambatannya, bagaimana yang extraordinary kebijakannya, eksekusinya sama dan sejalan, extraordinary juga," ujarnya, Rabu (21/10/20202).
Menurutnya, berbagai program prioritas yang dijanjikan Jokowi-Ma'ruf saat dilantik setahun lalu, seperti pertumbuhan ekonomi 5%, prioritas peningkatan sumber daya manusia (SDM), kelanjutan pembangunan infrastruktur, serta pemindahan Ibu Kota Negara, belum ada tanda-tanda kemajuan.
"Pemindahan Ibu Kota Negara mungkin akan menjadi legacy untuk Presiden, dan suasana pemindahan Ibu Kota Negara mengundang pro kontra, tetapi setidaknya lebih banyak yang setuju. Faktanya ini tertunda di tahun pertama ini. Apakah Pak Presiden akan meneruskan atau tidak, mestinya akan dihitung ulang," ujarnya.
( ).
Menurut Wakil Ketua Umum DPP PKB ini, jika pemindahan Ibu Kota Negara tidak dihitung ulang maka akan menjadi catatan di tahun-tahun berikutnya. Jazilul Fawaid mengaku optimistis, pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin bakal bisa keluar dari krisis multidimensi saat ini, jika ditopang oleh tim ekonomi yang benar-benar bisa bekerja secara baik, dan bisa mewujudkan apa yang menjadi kebijakan pemerintah.
"Kedua, juga didukung oleh orang-orang yang memiliki komunikasi yang baik untuk mengatasi hambatan-hambatan terhadap kritik, terhadap gerakan, terhadap apa pun 'yang menurunkan wibawa pemerintah'," katanya.
( ).
Ketiga, kata Jazilul Fawaid, dirinya optimistis Jokowi-Ma'ruf bisa keluar dari krisis karena sumber daya Indonesia, baik sumber daya alam atau lainnya, bisa dikelola jika manusianya unggul dan mampu membuka sektor ekonomi kreatif. "Itu yang menjadi tantangan," katanya.
Jazilul mengatakan, berbagai tantangan yang ada di depan mata memang bukan persoalan yang mudah untuk dihadapi. "Tidak mudah memimpin di era krisis. Menurut saya Pak Jokowi tahun pertama ini memimpin di tahun krisis. Kita tunggu nanti seperti apa menuntaskannya, tapi saya optimistis," pungkasnya.
(zik)