Mendikti Saintek Di-reshuffle, Akankah 3 Menteri Prabowo Ini Menyusul?

Rabu, 19 Februari 2025 - 18:58 WIB
loading...
Mendikti Saintek Di-reshuffle,...
Presiden Prabowo Subianto melantik Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Brian Yuliarto sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek). FOTO/Binti Mufarida
A A A
JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto melantik Brian Yuliarto sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) menggantikan Satryo Soemantri Brodjonegoro pada Rabu (19/2/2025). Pelantikan ini merupakan langkah pertama dalam pembaruan kabinet di awal masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto-Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Reshuffle kabinet perdana ini menjadi jawaban atas kritik masyarakat terhadap kinerja 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran. Meski banyak pencapaian positif, tapi selama masa itu terdapat sejumlah menteri yang dianggap berkinerja buruk berdasarkan survei beberapa lembaga, sehingga muncul pertanyaan publik apakah Presiden Prabowo akan melakukan reshuffle kabinet atau tidak.

Dalam artikel ini, dibahas lebih lanjut mengenai menteri-menteri yang kinerjanya dinilai kurang memuaskan dan mungkin berisiko digeser.


3 Menteri Prabowo yang Dinilai Banyak Pihak Layak Di-reshuffle

1. Menteri Hak Asasi Manusia: Natalius Pigai

Natalius Pigai adalah Menteri Hak Asasi Manusia yang mendapat sorotan tajam karena dinilai tidak maksimal dalam menjalankan tugasnya. Berdasarkan survei yang dirilis oleh Celios pada 21 Januari 2025, Pigai memperoleh nilai -113 poin, angka yang mencerminkan ketidakpuasan publik terhadap kinerjanya. Salah satu alasan utama mengapa Pigai mendapat penilaian negatif adalah ketidakhadirannya dalam mengatasi pelanggaran HAM yang terjadi di beberapa daerah, seperti dugaan pelanggaran HAM dalam proyek strategis nasional di Pulau Rempang, Batam, dan kasus pagar laut di Tangerang, Banten.

Kritik terhadap Natalius Pigai:
1. Pigai dianggap tidak menunjukkan kinerja nyata dalam 100 hari pertama pemerintahannya.
2. Sejumlah anggota DPR, termasuk Fraksi PDIP, menyoroti ketidakaktifan Pigai dalam menyelesaikan masalah HAM.
3. Selama menjabat, Pigai tidak terlihat turun langsung ke lapangan untuk menangani kasus-kasus pelanggaran HAM seperti yang diharapkan banyak pihak, berdasarkan pengalamannya di Komnas HAM sebelumnya.
Jika kinerjanya terus merosot, tidak menutup kemungkinan Presiden Prabowo akan mempertimbangkan reshuffle untuk menggantinya dengan sosok yang lebih aktif dan berkomitmen terhadap perlindungan hak asasi manusia.

2. Menteri Koperasi dan UKM: Budi Arie Setiadi

Budi Arie Setiadi, yang menjabat sebagai Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), juga masuk dalam daftar menteri dengan kinerja buruk. Berdasarkan survei Celios, Budi Arie memperoleh nilai -61 poin. Meskipun memiliki latar belakang yang cukup baik, ia dinilai kurang mampu menciptakan terobosan baru dalam mengelola koperasi dan memperbaiki perekonomian usaha kecil. Bahkan, beberapa pihak menilai Budi Arie tidak memberikan inovasi yang berarti untuk sektor UKM yang sangat penting bagi ekonomi Indonesia.

Kritik terhadap Budi Arie Setiadi:
1. Minimnya kebijakan atau program yang terukur untuk meningkatkan kinerja koperasi dan UMKM.
2. Kasus pencurian data yang melibatkan staf Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), yang sebelumnya berada di bawah pengawasannya, memperburuk citra Budi Arie.
3. Kasus kerja sama dengan pengelola judi online yang melibatkan anak buahnya semakin menambah kontroversi mengenai kredibilitas Budi Arie dalam memimpin kementerian.

Sektor UKM dan koperasi memerlukan pemimpin yang mampu berinovasi dan menghadirkan solusi konkret untuk mendukung ekonomi rakyat. Bila Budi Arie tidak dapat memperbaiki kinerjanya, reshuffle kabinet bisa menjadi langkah yang tepat untuk menggantikannya.


3. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Bahlil Lahadalia

Bahlil Lahadalia, yang juga menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mendapat penilaian yang kurang baik dalam survei Celios. Bahlil, yang dikenal sebagai Ketua Umum Partai Golkar, memperoleh nilai -41 poin, menjadikannya salah satu menteri dengan kinerja terburuk. Salah satu kebijakan yang mendapat kritik keras adalah rencana penghapusan pengecer LPG 3 kg. Kebijakan ini ditujukan untuk menyederhanakan distribusi subsidi, namun justru menimbulkan polemik besar di masyarakat.

Kritik terhadap Bahlil Lahadalia:
1. Kebijakan penghapusan pengecer LPG 3 kg yang menyebabkan antrean panjang dan kesulitan bagi masyarakat kecil untuk mendapatkan gas subsidi.
2. Dampak sosial dari kebijakan ini sangat besar, karena banyak pedagang kecil yang kehilangan sumber penghasilan mereka akibat kebijakan tersebut.
3. Meskipun tujuannya baik, kurangnya sosialisasi dan perencanaan yang matang menyebabkan kebijakan ini menjadi masalah bagi rakyat.
Mengingat kontroversi ini dan potensi gangguan sosial yang ditimbulkan, reshuffle kabinet dapat menjadi langkah yang diperlukan untuk mengganti Bahlil dengan sosok yang lebih mampu merancang kebijakan yang lebih bijaksana dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat.

Mengapa Reshuffle Kabinet Prabowo Diperlukan?

Keputusan Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan reshuffle kabinet bukanlah hal yang mudah. Namun, berdasarkan hasil survei dan analisis kinerja menteri, ada beberapa alasan kuat mengapa reshuffle kabinet sangat diperlukan:

1. Meningkatkan Kinerja Pemerintah: Kinerja beberapa menteri yang dinilai buruk dapat merugikan citra pemerintahan. Jika mereka tidak dapat menunjukkan hasil yang positif, pemerintah mungkin akan kehilangan dukungan dari masyarakat, terutama jika masalah tersebut berlarut-larut tanpa ada perbaikan.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Momen Prabowo Bertemu...
Momen Prabowo Bertemu Ustaz Adi Hidayat dan Perwakilan Al Azhar Kairo
7 Kebijakan Pemerintah...
7 Kebijakan Pemerintah selama Ramadan: THR hingga Diskon Tiket Mudik
Misbakhun Tegaskan Program...
Misbakhun Tegaskan Program MBG Tak Akan Ganggu Ekonomi
Prabowo Instruksikan...
Prabowo Instruksikan Perbaikan Jalan Rusak sebelum Lebaran
Presiden Prabowo: 200...
Presiden Prabowo: 200 Sekolah Rakyat untuk Masyarakat Miskin Diluncurkan Tahun Depan
Prabowo dan Menteri...
Prabowo dan Menteri Buka Puasa Bersama, Dapat Kultum dari Ustaz Adi Hidayat
Kelakar Prabowo Harga...
Kelakar Prabowo Harga Cabai Naik: Saran Saya, Jangan Terlalu Banyak Makan Pedas
Prabowo: Harga Saham...
Prabowo: Harga Saham Boleh Naik-Turun, Pangan Aman, Negara Aman
Dewan Pakar BPIP: UU...
Dewan Pakar BPIP: UU TNI Perkokoh Ideologi Pancasila sesuai Asta Cita
Rekomendasi
Habib Syakur Ali Mahdi...
Habib Syakur Ali Mahdi Minta Panglima TNI Turun Tangan Kasus Penembakan 3 Polisi
Rumah Juragan Sembako...
Rumah Juragan Sembako di Lampung Tengah Disatroni Perampok, 1 Korban Tewas
Terbongkar! Jaringan...
Terbongkar! Jaringan Fredy Pratama Selundupkan 21 Kg Sabu lewat Seaport Pelabuhan Bakauheni
Berita Terkini
Sekeluarga yang Meninggal...
Sekeluarga yang Meninggal Kecelakaan Maut Bus Jemaah Umrah Dimakamkan di Arab Saudi
55 menit yang lalu
Gus Muhaimin Ungkap...
Gus Muhaimin Ungkap Satu-satunya Cara Jadi Dai Unggul
1 jam yang lalu
Koperasi Merah Putih...
Koperasi Merah Putih dan Problematika Kesejahteraan Petani
1 jam yang lalu
Momen Prabowo Bertemu...
Momen Prabowo Bertemu Ustaz Adi Hidayat dan Perwakilan Al Azhar Kairo
1 jam yang lalu
Kronologi Kecelakaan...
Kronologi Kecelakaan Maut Bus Jemaah Umrah di Arab Saudi
1 jam yang lalu
Usai Paket Kepala Babi,...
Usai Paket Kepala Babi, Tempo Dikirimi 6 Tikus Dipenggal, Ulah Siapa?
2 jam yang lalu
Infografis
Ini Alasan Mengapa Tanaman...
Ini Alasan Mengapa Tanaman Ganja Harus Ditanam di Ketinggian
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved