Hingga Akhir 2020, Indonesia Terima Vaksin Covid-19 untuk 9,1 Juta Orang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) mengungkapkan bahwa pemerintah berkeinginan segera memberikan vaksinasi kepada seluruh masyarakat agar mendapatkan perlindungan yang lebih optimal, mengurangi angka kesakitan, menurunkan angka kematian akibat pandemi Covid-19 .
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto mengatakan pemerintah sudah bertemu dengan beberapa produsen vaksin yang telah menyelesaikan uji klinis fase III. Dalam hal ini, Kemenkes bekerja sama dengan Kementerian BUMN, Kementerian Koordinator bidang Maritim dan Investasi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Bio Farma ikut mengamati dan mengawal proses pengembangan vaksin tersebut. Bahkan, sejumlah vaksin itu telah digunakan di negara asalnya.
(Baca: Harga Vaksin Covid-19 Belum Pasti, Menkeu Tambah Dana Cadangan)
Ada beberapa jenis vaksin yang telah diidentifikasi. Satu di antaranya yaitu buatan Sinovac dari China yang telah menyelesaikan uji klinis fase III di beberapa tempat seperti di China, Brazil dan menyusul di Indonesia yang diprediksi selesai pada akhir Desember mendatang.
“Di sana (vaskin) sudah digunakan oleh pemerintah China karena uji klinisnya dan dasar penggunaannya sudah ada dari otoritas kesehatan di sana. Sekarang Badan POM kita sedang ada di sana untuk sharing data terkait hasil uji klinis fase III dan penggunaannya di China, di Brazil dan beberapa tempat lain,” kata Yuri dalam konferensi pers mengenai perkembangan vaksin Covid-19 , di Jakarta, Senin (19/10/2020).
Sinovac sudah berkomitmen memberikan kesempatan untuk membeli vaksin dalam bentuk sudah jadi sebanyak dua kali pengiriman. Rencana awal dikirim pada November 2020 sebanyak 1,5 juta vaksin dan pada Desember 2020 sebanyak 1,5 juta vaksin.
Kalau melihat karakteristik vaksin besutan Sinovac, maka proses penyuntikan vaksin dilakukan dua kali (dual use). Artinya, seluruh vaksin tersebut nantinya hanya akan diberikan kepada 1,5 juta orang. Yuri juga mengatakan, Sinovac juga akan memberikan kesempatan kepada Bio Farma untuk memproduksi vaksin tersebut di Indonesia.
Vaksin berikutnya yaitu Sinopharm dari China yang sudah menyelesaikan uji klinis tahap III di beberapa negara seperti di Uni Emirat Arab dan Turki. Di negara asalnya, vaksin tersebut telah mendapatkan izin dari badan otoritas kesehatan di China. Bahkan, UEA juga sudah menguji kehalalan produk vaksin tersebut. “Inilah yang akan kita minta data sharingnya untuk dipelajari oleh Badan POM di Indonesia bersama Kementerian Agama dan MUI,” jelasnya.
(Baca: Jokowi: Menkes Urus Vaksin Gratis, BUMN Urus yang Berbayar)
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto mengatakan pemerintah sudah bertemu dengan beberapa produsen vaksin yang telah menyelesaikan uji klinis fase III. Dalam hal ini, Kemenkes bekerja sama dengan Kementerian BUMN, Kementerian Koordinator bidang Maritim dan Investasi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Bio Farma ikut mengamati dan mengawal proses pengembangan vaksin tersebut. Bahkan, sejumlah vaksin itu telah digunakan di negara asalnya.
(Baca: Harga Vaksin Covid-19 Belum Pasti, Menkeu Tambah Dana Cadangan)
Ada beberapa jenis vaksin yang telah diidentifikasi. Satu di antaranya yaitu buatan Sinovac dari China yang telah menyelesaikan uji klinis fase III di beberapa tempat seperti di China, Brazil dan menyusul di Indonesia yang diprediksi selesai pada akhir Desember mendatang.
“Di sana (vaskin) sudah digunakan oleh pemerintah China karena uji klinisnya dan dasar penggunaannya sudah ada dari otoritas kesehatan di sana. Sekarang Badan POM kita sedang ada di sana untuk sharing data terkait hasil uji klinis fase III dan penggunaannya di China, di Brazil dan beberapa tempat lain,” kata Yuri dalam konferensi pers mengenai perkembangan vaksin Covid-19 , di Jakarta, Senin (19/10/2020).
Sinovac sudah berkomitmen memberikan kesempatan untuk membeli vaksin dalam bentuk sudah jadi sebanyak dua kali pengiriman. Rencana awal dikirim pada November 2020 sebanyak 1,5 juta vaksin dan pada Desember 2020 sebanyak 1,5 juta vaksin.
Kalau melihat karakteristik vaksin besutan Sinovac, maka proses penyuntikan vaksin dilakukan dua kali (dual use). Artinya, seluruh vaksin tersebut nantinya hanya akan diberikan kepada 1,5 juta orang. Yuri juga mengatakan, Sinovac juga akan memberikan kesempatan kepada Bio Farma untuk memproduksi vaksin tersebut di Indonesia.
Vaksin berikutnya yaitu Sinopharm dari China yang sudah menyelesaikan uji klinis tahap III di beberapa negara seperti di Uni Emirat Arab dan Turki. Di negara asalnya, vaksin tersebut telah mendapatkan izin dari badan otoritas kesehatan di China. Bahkan, UEA juga sudah menguji kehalalan produk vaksin tersebut. “Inilah yang akan kita minta data sharingnya untuk dipelajari oleh Badan POM di Indonesia bersama Kementerian Agama dan MUI,” jelasnya.
(Baca: Jokowi: Menkes Urus Vaksin Gratis, BUMN Urus yang Berbayar)