Cegah Klaster Libur Panjang, Tito Karnavian: Lebih Baik Beres-beres di Rumah

Senin, 19 Oktober 2020 - 18:13 WIB
loading...
Cegah Klaster Libur...
Mendagri, Tito Karnavian mengatakan dari pengalaman sebelumnya bahwa adanya libur panjang berpotensi meningkatkan jumlah kasus COVID-19 di Indonesia. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Menteri Dalam Negeri ( Mendagri), Tito Karnavian mengatakan dari pengalaman sebelumnya bahwa adanya libur panjang berpotensi meningkatkan jumlah kasus COVID-19 di Indonesia. Dia pun meminta agar diantisipasi libur panjang yang akan terjadi pada akhir Oktober mendatang.

“Ini perlu kita waspadai bersama agar liburan ini tidak menjadi media penularan,” ujarnya usai rapat terbatas, Senin (19/10/2020). (Baca juga: Dua Pegawai Positif COVID-19, Kantor Desa Terpaksa Tutup Tiga Hari)

Dia pun mengimbau agar masyarakat tetap berada di rumah saat libur panjang mendatang. Terutama untuk masyarakat yang berada di zona merah atau daerah dengan risiko penularannya tinggi.

“Bagi rekan-rekan, bapak/ibu yang di daerahnya merah, daerahnya rawan penularan kalau memang bisa tidak pulang dan tidak berlibur. Lebih baik mungkin mengisi waktu di tempat masing-masing, beres-beres rumah atau tempat tinggal, menikmati liburan bersama keluarga di kediaman masing-masing. Itu yang diharapkan,” jelasnya.

Namun jika mengharuskan untuk pergi ke luar kota, dia mengimbau agar masyarakat melakukan tes PCR terlebih dahulu. Sehingga pada saat berpergian dalam keadaan negatif.

“Jangan sampai terjadi penular bagi saudara-saudara kita, orang tua kita, dan lain-lain yang ada di daerah. Untuk pengaturan lalu lintasnya akan diatur oleh Polri, (Kementerian) Perhubungan, dan lain-lain,” jelasnya.

Tidak hanya itu dia juga meminta agar masyarakat menahan diri untuk berkerumun di satu tempat. Dia tidak ingin ada penularan di keluarga masing-masing.

“Nah oleh karena itu menahan diri untuk tidak berlibur ke tempat yang kita tahu akan banyak kerumunan. Seperti puncak misalnya, atau di daerah Bandung, di pantai dan lain-lain,” tuturnya

Tito berharap agar kepala daerah di masing-masing wilayah dapat menjaga mekanisme pertahanan yang selama ini sudah berjalan. Hal ini sebagaimana seperti liburan lebaran yang lalu.

“Misalnya kampung sehat, kelurahan sehat. Dimana warga-warga yang datang dari luar, mereka diyakinkan sudah melaksanakan tes dan kemudian ketika berinteraksi dengan warga mereka tidak menjadi penular,” jelasnya.

Tito juga meminta kepala daerah bersama pengelola tempat-tempat wisata untuk mencegah terjadinya kerumunan. Maka dari itu tempat wisata tersebut harus dikelola sedemikian rupa. (Baca juga: Bertambah 3.373, Ini Sebaran Penambahan Kasus COVID-19 di 34 Provinsi)

“Diberikan pengumuman, disampaikan kepada warga, agar tempat itu tidak melebihi kapasitas misalnya 50% atau 30% dilakukan secara bergelombang dan lain-lain. Ini peran penting forkopimda, mesin forkopimda. Mesin forkopimda harus gerak. Karena hanya mesin itu yang bisa menjaga,” pungkasnya.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1888 seconds (0.1#10.140)