Epidemiolog: Indonesia Berpotensi Jadi Episenter COVID-19 di Asia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Epidemiolog asal Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman meminta agar masyarakat dan juga pemerintah waspada terhadap lonjakan kasus corona ( COVID-19 ). Sebab, menurut Dicky, Indonesia berpotensi jadi episenter kasus corona di Asia.
"Saat ini, dengan posisi Indonesia di puncak Asian, ini akan semakin memberi penjelasan pada kita bahwa Indonesia berpotensi untuk juga mengalami situasi semakin serius dan bisa berpotensi jadi episenter di Asian, jika ini terjadi maka bisa jadi menggangu ekonomi dan sosial," kata Dicky kepada Okezone, Minggu (18/10/2020).
Indonesia sempat menduduki peringkat pertama di Asia Tenggara terkait penularan virus corona, pada Kamis, 15 Oktober 2020. Indonesia menyalip Filipina setelah adanya penambahan kasus konfirmasi positif COVID-19 sebanyak 4.411. ( )
Menurut Dicky, kasus Covid-19 di Indonesia masih jauh dari kata terkendali. Hal itu terlihat dari tren peningkatan angka kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia. "Secara nasional kita masih jauh dari kata terkendali dan trennya masih sangat meningkat, baik tren kasus positif maupun kasus kematian," ucapnya.
Ia mengaku khawatir terhadap penularan virus corona di Indonesia. Sebab, ia menilai cakupan testing di daerah masih sangat minim. Dicky pun berkeyakinan masih banyak Orang Tanpa Gejala (OTG) yang tidak terdeteksi.
"Sehingga, apa yang terjadi bukanlah menggambarkan kasus yang sesungguhnya. Karena tresn kasus jumlah harian kasus yang sesungguhnya jauh lebih besar," katanya. ( )
"Dan ini yang harus direspons, bila tidak ada perbaikan dalam testing dan tracing maka potensi terus tejadinya infeksi yang meningkat dan semakin menyebar di Indonesia tidak akan terhindarkan," katanya.
"Saat ini, dengan posisi Indonesia di puncak Asian, ini akan semakin memberi penjelasan pada kita bahwa Indonesia berpotensi untuk juga mengalami situasi semakin serius dan bisa berpotensi jadi episenter di Asian, jika ini terjadi maka bisa jadi menggangu ekonomi dan sosial," kata Dicky kepada Okezone, Minggu (18/10/2020).
Indonesia sempat menduduki peringkat pertama di Asia Tenggara terkait penularan virus corona, pada Kamis, 15 Oktober 2020. Indonesia menyalip Filipina setelah adanya penambahan kasus konfirmasi positif COVID-19 sebanyak 4.411. ( )
Menurut Dicky, kasus Covid-19 di Indonesia masih jauh dari kata terkendali. Hal itu terlihat dari tren peningkatan angka kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia. "Secara nasional kita masih jauh dari kata terkendali dan trennya masih sangat meningkat, baik tren kasus positif maupun kasus kematian," ucapnya.
Ia mengaku khawatir terhadap penularan virus corona di Indonesia. Sebab, ia menilai cakupan testing di daerah masih sangat minim. Dicky pun berkeyakinan masih banyak Orang Tanpa Gejala (OTG) yang tidak terdeteksi.
"Sehingga, apa yang terjadi bukanlah menggambarkan kasus yang sesungguhnya. Karena tresn kasus jumlah harian kasus yang sesungguhnya jauh lebih besar," katanya. ( )
"Dan ini yang harus direspons, bila tidak ada perbaikan dalam testing dan tracing maka potensi terus tejadinya infeksi yang meningkat dan semakin menyebar di Indonesia tidak akan terhindarkan," katanya.
(abd)