Jadi Episentrum COVID-19, Kemenkes: Fasilitas Cuci Tangan di Jakarta Hanya 73%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ), Kirana Pritasari mengatakan fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di DKI Jakarta yang menjadi episentrum COVID-19 saat ini hanya 73%.
“Di Ibu Kota Jakarta jadi salah satu episentrum COVID-19 hanya mencatat 73% akses,” ujarnya dalam pembukaan seminar daring Kampanye Nasional dan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, Kamis (15/10/2020). (Baca juga: Peringati Hari CPTS, Kemenkes: Momen Pengingat untuk Cegah COVID-19)
Padahal, kata Kirana, CTPS merupakan pilar kedua dari sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) dimana mencakup lima pilar higienis sanitasi yaitu pertama stop buang air besar sembarangan, kedua cuci tangan pakai sabun, ketiga pengamanan air minum dan makanan rumah tangga, keempat pengelolaan sampah rumah tangga dan kelima pengelolaan limbah cair rumah tangga.
Saat ini akses fasilitas CTPS juga perlu ditingkatkan. Apalagi, masih ada sekitar 40% dari populasi dunia atau sekitar 3 miliar orang tidak memiliki akses fasilitas CTPS di rumah mereka. Selain itu, kurangnya akses fasilitas CTPS di sekolah, tempat kerja, fasilitas kesehatan serta ruang publik tempat orang berkumpul seperti pasar dan pusat transportasi.
“Kita perlu tingkatkan akses kepada fasilitas CTPS masih terbatas. Sekitar 40% dari populasi dunia atau sekitar 3 miliar orang tidak memiliki akses kepada sarana CTPS baik di rumah mereka, kurang akses juga di sekolah, tempat kerja, fasilitas kesehatan serta ruang publik tempat orang berkumpul seperti pasar dan pusat transportasi,” jelas Kirana.
Selain itu, Kirana mengingatkan bahwa dalam pandemi COVID-19 saat ini kebersihan tangan sangat penting. “Ini untuk menjaga anak-anak kita, para dokter, tenaga kesehatan, para pekerja dan masyarakat secara umum agar aman dari penyebaran COVID-19 dan penyakit menular lainnya,” tegasnya. (Baca juga: Peringati Hari CPTS, Kemenkes: Momen Pengingat untuk Cegah COVID-19)
Cuci tangan pakai sabun, kata Kirana merupakan salah satu dari tiga perilaku yang menjadi cara yang sangat efektif dalam pencegahan COVID-19 selain memakai masker dan jaga jarak. “Ketiganya merupakan bagian dari kampanye nasional jangan sampai kendor yang selalu kita dengungkan.”
“Di Ibu Kota Jakarta jadi salah satu episentrum COVID-19 hanya mencatat 73% akses,” ujarnya dalam pembukaan seminar daring Kampanye Nasional dan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, Kamis (15/10/2020). (Baca juga: Peringati Hari CPTS, Kemenkes: Momen Pengingat untuk Cegah COVID-19)
Padahal, kata Kirana, CTPS merupakan pilar kedua dari sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) dimana mencakup lima pilar higienis sanitasi yaitu pertama stop buang air besar sembarangan, kedua cuci tangan pakai sabun, ketiga pengamanan air minum dan makanan rumah tangga, keempat pengelolaan sampah rumah tangga dan kelima pengelolaan limbah cair rumah tangga.
Saat ini akses fasilitas CTPS juga perlu ditingkatkan. Apalagi, masih ada sekitar 40% dari populasi dunia atau sekitar 3 miliar orang tidak memiliki akses fasilitas CTPS di rumah mereka. Selain itu, kurangnya akses fasilitas CTPS di sekolah, tempat kerja, fasilitas kesehatan serta ruang publik tempat orang berkumpul seperti pasar dan pusat transportasi.
“Kita perlu tingkatkan akses kepada fasilitas CTPS masih terbatas. Sekitar 40% dari populasi dunia atau sekitar 3 miliar orang tidak memiliki akses kepada sarana CTPS baik di rumah mereka, kurang akses juga di sekolah, tempat kerja, fasilitas kesehatan serta ruang publik tempat orang berkumpul seperti pasar dan pusat transportasi,” jelas Kirana.
Selain itu, Kirana mengingatkan bahwa dalam pandemi COVID-19 saat ini kebersihan tangan sangat penting. “Ini untuk menjaga anak-anak kita, para dokter, tenaga kesehatan, para pekerja dan masyarakat secara umum agar aman dari penyebaran COVID-19 dan penyakit menular lainnya,” tegasnya. (Baca juga: Peringati Hari CPTS, Kemenkes: Momen Pengingat untuk Cegah COVID-19)
Cuci tangan pakai sabun, kata Kirana merupakan salah satu dari tiga perilaku yang menjadi cara yang sangat efektif dalam pencegahan COVID-19 selain memakai masker dan jaga jarak. “Ketiganya merupakan bagian dari kampanye nasional jangan sampai kendor yang selalu kita dengungkan.”
(kri)