Tribute untuk Mahasiswa

Sabtu, 10 Oktober 2020 - 09:48 WIB
loading...
Tribute untuk Mahasiswa
Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof Joni Hermana mengatakan sebagai seorang dosen, dua hari ini saya berduka. Atas, banyaknya mahasiswa yang terluka, bahkan meregang nyawa. Foto/SINDOnews
A A A
Prof Joni Hermana
Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

SEBAGAI seorang dosen, dua hari ini saya berduka. Atas, banyaknya mahasiswa yang terluka, bahkan meregang nyawa. Sebagian malah hilang tanpa kabar. Mereka bukan anak-anak biologisku, tetapi mereka adalah bagian dari generasi penerus bangsa ini. Karena itu aku peduli.

Aku merasakan betapa kepedihan mereka atas jauhnya perbedaan antara idealisme dengan realitas hidup yang mereka hadapi. Sehingga lalu mereka bergerak.

Para pimpinan negara yang seharusnya menjadi teladan bagi mereka, justru berperilaku sebaliknya. Aku bahkan tak sanggup menuliskan dalam kata-kata karena malu atas para pembuat kebijakan negeri ini yang satu generasi denganku.

Sikap dan moral apa yang hendak kita wariskan pada mereka? Ketika mereka menyerukan kebenaran malah ditepis dengan anggapan miring. Bahwa mereka ditunggangi.

Anggapan itu mungkin benar, tetapi yang ditunggangi bukanlah kemurnian idealisme mereka atas prinsip keadilan dan kebenaran yang mereka yakini. Sebab aku masih yakin dengan ketulusan mereka dalam memperjuangkan aspirasi rakyat, dan bukan sekadar pembenaran.

Kalaupun mereka ditunggangi, itu adalah oleh segelintir orang yang memanfaatkan mereka untuk berbuat anarkis atas nama mahasiswa. Lalu, mahasiswalah yang kemudian menjadi korban fitnah atas kebiadaban orang-orang ini.

Teriris rasanya hati ini ketika ada orang yang justru menyalahkan mahasiswa, bahkan beranggapan bahwa mereka layak mendapatkan luka-luka, penganiayaan dan bahkan nyawa atas apa yang mereka perjuangankan.

Tidak ingatkah kita, bahwa karena peran mahasiswalah, Orde Reformasi atau bahkan Orde Revolusi mental ini ada? Mereka adalah bagian dari episode kebangkitan bangsa kita.

Lalu apa kontribusi anda para penghujat mahasiswa pada pembangunan bangsa ini? Seharusnya anda malu, karena hanya sekadar duduk santai dirumah menikmati kopi dan menonton belaka.

Jadi tidak perlulah mengomentari mereka dengan kebencian. Mereka adalah anak-anak kita sendiri, yang suatu saat yang menjadi generasi penentu keberadaan bangsa ini. Mereka mungkin salah, karena itu mereka butuh bimbingan bukan diperlakukan seperti kriminal.

Mahasiswa maupun para polisi di lapangan hanyalah menjadi korban atas ketidakmampuan para pemimpin dalam memutus buntunya komunikasi antara pihak yang pro dan kontra. Tidak ada dialog itu, selain bentuk pemaksaan dan ketidakpercayaan yang membuat mahasiswa dan polisi di lapangan menjadi tumbal.

Sungguh tidak layak mahasiswa yang tertangkap karena menyampaikan aspirasinya ditahan oleh aparat keamanan. Kembalikan mereka semua ke pangkuan orangtuanya, sebab mereka bukan kriminal.

Mereka adalah sebagian dari suara hati nurani kita, pada pembuat kebijakan negeri ini, yang nyaris padam akibat terkontaminasi syahwat kekuasaan. Kembalikan, kembalikan mereka ke rumah mereka masing-masing. Sebab selama mereka masih berani menyuarakan isi hati mereka, maka selama itulah negara ini terjaga.

Bukankah presiden sendiri pernah berkata di Kampus UI beberapa tahun lalu, kalau ia rindu didemo mahasiswa karena hal ini dianggap sebagai fungi kontrol terhadap dirinya? Kini saatnya ucapan itu dibuktikan.

NB: Mari kita doakan para mahasiswa dan siapapun yang menjadi korban dari peristiwa kemarin agar pulih dan sehat kembali.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1131 seconds (0.1#10.140)