Pasien Klaster Perkantoran dan Keluarga Terbanyak Dirawat di Wisma Atlet
loading...
A
A
A
JAKARTA - Persebaran kasus Covid-19 di Indonesia disumbangkan dari berbagai klaster. Mulai dari klaster fasilitas kesehatan, klaster perkantoran hingga klaster keluarga. Dari sejumlah klaster tersebut, pasien dari klaster perkantoran dan keluarga yang paling banyak dirawat di RSD Wisma Atlet.
Koordinator Operasional RS Darurat Covid-19, Kolonel CKM Stefanus Dony pun membeberkan jika paling banyak adalah dari masyarakat umum, klaster perkantoran, dan klaster keluarga. ”Yang paling banyak di sini, paling besar memang dari masyarakat bukan berupa klaster. Kemudian kalau klasternya sendiri yang paling banyak di sini adalah perkantoran, kemudian satunya dari keluarga. Jadi perkantoran lebih banyak,” ungkap Dony dalam Update Wisma Atlet: Harapan Sembuh Bagi Pasien Covid-19, di Media Center Satgas Covid-19 Graha BNPB Jakarta, Kamis (8/10/2020). (Baca juga: Update Corona: Positif 320.564 Orang, 244.060 Sembuh dan 11.580 Meninggal)
Menurut dia, kalau dilihat jumlah pasien yang dirawat di Wisma Atlet hampir 50% nya dari masyarakat secara umum. Dony menambahkan, hingga saat ini angka rawatan pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan sedang atau yang ditempatkan di Tower 6 dan 7 mengalami penurunan yang signifikan di angka 1.496 pasien Covid-19. Sementara untuk pasien Covid-19 tanpa gejala (OTG) di Tower 4 dan 5 sebanyak 1.536 pasien. (Baca juga: Rekor Baru, Bertambah 4.850 Kasus Covid-19 Dalam Sehari)
“Untuk di Wisma Atlet ini untuk yang tanpa gejala ada 1.536 orang ya. Di mana mereka memang kita tempatkan di tower 4 dan 5 memang khusus OTG. Kemudian pasien ringan dan sedang kan ada 1.496 tadi, dimana untuk ringannya memang lebih banyak ringan ya di situ ada hampir dua pertiga. Karena yang sedang sekitar 400 orang, nggak sampai 400 yang gejala sedang. Dan untuk yang berat memang hanya kebetulan tadi ada satu, yang memang segera menunggu rujukan. Jadi belum mendapatkan tempat rujukan,” tambah Dony.
Dony pun mengatakan untuk pasien tanpa gejala yang telah melakukan 10 hari isolasi bisa dipulangkan. “Memang di tempat kita kan memang ada 10 hari ya isolasi, begitu mereka selesai ya mungkin bisa dipulangkan. Begitu juga kalau yang untuk yang bergejala ini tetap dilakukan swab bagaimana kalau nanti hasilnya bagus, negatif mereka bisa dipulangkan,” ucapnya.
Koordinator Operasional RS Darurat Covid-19, Kolonel CKM Stefanus Dony pun membeberkan jika paling banyak adalah dari masyarakat umum, klaster perkantoran, dan klaster keluarga. ”Yang paling banyak di sini, paling besar memang dari masyarakat bukan berupa klaster. Kemudian kalau klasternya sendiri yang paling banyak di sini adalah perkantoran, kemudian satunya dari keluarga. Jadi perkantoran lebih banyak,” ungkap Dony dalam Update Wisma Atlet: Harapan Sembuh Bagi Pasien Covid-19, di Media Center Satgas Covid-19 Graha BNPB Jakarta, Kamis (8/10/2020). (Baca juga: Update Corona: Positif 320.564 Orang, 244.060 Sembuh dan 11.580 Meninggal)
Menurut dia, kalau dilihat jumlah pasien yang dirawat di Wisma Atlet hampir 50% nya dari masyarakat secara umum. Dony menambahkan, hingga saat ini angka rawatan pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan sedang atau yang ditempatkan di Tower 6 dan 7 mengalami penurunan yang signifikan di angka 1.496 pasien Covid-19. Sementara untuk pasien Covid-19 tanpa gejala (OTG) di Tower 4 dan 5 sebanyak 1.536 pasien. (Baca juga: Rekor Baru, Bertambah 4.850 Kasus Covid-19 Dalam Sehari)
“Untuk di Wisma Atlet ini untuk yang tanpa gejala ada 1.536 orang ya. Di mana mereka memang kita tempatkan di tower 4 dan 5 memang khusus OTG. Kemudian pasien ringan dan sedang kan ada 1.496 tadi, dimana untuk ringannya memang lebih banyak ringan ya di situ ada hampir dua pertiga. Karena yang sedang sekitar 400 orang, nggak sampai 400 yang gejala sedang. Dan untuk yang berat memang hanya kebetulan tadi ada satu, yang memang segera menunggu rujukan. Jadi belum mendapatkan tempat rujukan,” tambah Dony.
Dony pun mengatakan untuk pasien tanpa gejala yang telah melakukan 10 hari isolasi bisa dipulangkan. “Memang di tempat kita kan memang ada 10 hari ya isolasi, begitu mereka selesai ya mungkin bisa dipulangkan. Begitu juga kalau yang untuk yang bergejala ini tetap dilakukan swab bagaimana kalau nanti hasilnya bagus, negatif mereka bisa dipulangkan,” ucapnya.
(cip)