BKKBN Ajak Keluarga Wujudkan Lansia Tangguh

Kamis, 08 Oktober 2020 - 17:21 WIB
loading...
BKKBN Ajak Keluarga Wujudkan Lansia Tangguh
Dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk lansia, BKKBN mengarahkan seluruh programnya pada upaya peningkatan kualitas lansia melalui pembangunan keluarga. Foto/SINDOnews/Rico Afrido
A A A
JAKARTA - Dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk lanjut usia (lansia), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengarahkan seluruh programnya pada upaya peningkatan kualitas lansia melalui pembangunan keluarga.

(Baca juga: Koalisi Buruh Migran Sebut Arus Deportasi PMI dari Sabah Meningkat Sejak Juni 2020)

Deputi Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga BKKBN, Dr M Yani M Kes mengatakan dalam merealisasikan program tersebut BKKBN melakukan pendekatan melalui siklus hidup manusia secara holistik-integratif dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat.

(Baca juga: UU Ciptaker Disahkan, CSIS: Ini Bermanfaat terhadap Investasi)

"Pendekatan holistik-integratif lebih optimal dari pada melalui pendekatan yang tidak terintegrasi dan tidak menyeluruh," ujar Yani dalam webinar, Kamis (8/10/2020).

Webinar "Mewujudkan Lansia Tangguh" dalam rangka Hari Lanjut Usia Internasional Tahun 2020, itu diikuti sekitar 1200 lebih peserta dengan mengangkat tema "Pandemics: Do They Change How We Address Age anda Ageing".

Sebelumnya, Kepala BKKBN Dr (HC) dr. Hasto Wardoyo Sp.OG (K) mengemukakan tentang proyeksi penduduk Indonesia yang di tahun ini ditaksir berjumlah 296,6 juta jiwa.

Dari jumlah itu, atau setidaknya pada 2015 lalu, demikian Hasto, proporsi jumlah penduduk lansia sebanyak 9 persen atau 23 juta jiwa dari total penduduk. Pada 2045, diproyeksikan jumlahnya meningkat drastis menjadi 19,9 persen.

Hasto mengatakan, saat ini Indonesia sedang berada pada masa transisi menuju ageing population, di mana saat ini usia harapan hidup laki-laki 71 tahun dan perempuan 75 tahun.

Bagi Hasto, akan lebih tidak mudah mengawal lansia ketimbang balita atau batuta (bayi di bawah dua tahun). "Ini karena problem lansia sangat kompleks dan berbeda dengan balita atau batuta," tandas Hasto.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1129 seconds (0.1#10.140)