Kampanye Virtual Paslon Pilkada di Tengah Pandemi Diapresiasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kampanye Virtual yang dilakukan salah satu pasangan calon di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020 mendapat apresiasi dari pengamat pemilu dan komunitas milenial. Pasalnya, hal tersebut menjadi sangat relevan dan harus dilakukan pada masa Pandemi Covid-19.
(Baca juga: 72 Petahana Langgar Protokol Covid-19 saat Pendaftaran Pilkada 2020)
Diketahui, kampanye virtual antara lain sudah dilakukan oleh Pasangan calon Walikota dan calon Wakil Walikota Solo nomor urut 01, Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa pada hari kampanye pertama melakukan blusukan daring di Kampung Bonorejo, Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Sabtu 26 September 2020.
(Baca juga: Pilkada Serentak Tetap Berlanjut, Ini Penjelasan Komisi II DPR)
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Sindikasi Pemilu dan Demokrasi (SPD), August Mellaz mengatakan, semua paslon dituntut untuk tidak saja beradaptasi dengan berbagai kendala dan batasan yang tersedia seperti menerapkan protokol kesehatan, physical distancing dan tatap muka secara offline. Namun lebih dari itu.
"Setiap pasangan calon dituntut untuk melakukan penyesuaian secara radikal terkait dengan metode-metode kampanye yang dinilai efektif menjangkau para pemilih," ujar August Mellaz melalui pesan WhatsApp, Minggu (27/9/2020).
Menurutnya, berbagai ide baru harus muncul dalam pelaksanaan pilkada di tengah pandemi. Kreativitas dan metode-metode kampanye yang dilakukan pun haruslah dipahami sebagai satu skema untuk menjangkau pemilih.
"Tantangan penting lainnya adalah bagaimana pasangan calon dapat mengemas dan mengajukan berbagai alternatif ide dan program yang menjawab kebutuhan masyarakat pemilih sesuai dengan dinamika dan kekhasan masing-masing wilayah," jelasnya.
Dengan begitu, peran konkret dari para kontestan dapat dijadikan momentum emas untuk melakukan gerakan bersama melawan Covid-19 melalui gelaran Pilkada sebagaimana yang telah disampaikan oleh pemerintah beberapa waktu yang lalu.
"Pelaksanaan pilkada di tengah pandemi ini, hendaknya dijadikan momentum bagi setiap pasangan calon untuk mengkompetisikan ide dan program-program alternatif sebagai cara yang otentik untuk mengatasi krisis," tandasnya.
Sementara itu, Koordinator Aliansi Mahasiswa dan Milenial untuk Indonesia (AMMI), Nurkhasanah menilai kampanye yang dilakukan secara digital dapat mencegah pertemuan banyak orang yang biasanya terjadi setiap diselenggarakannya kampanye pilkada, sehingga patut dilakukan oleh semua sebagai alternatif kampanye di masa seperti sekarang ini yang sangat relevan.
(Baca juga: 72 Petahana Langgar Protokol Covid-19 saat Pendaftaran Pilkada 2020)
Diketahui, kampanye virtual antara lain sudah dilakukan oleh Pasangan calon Walikota dan calon Wakil Walikota Solo nomor urut 01, Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa pada hari kampanye pertama melakukan blusukan daring di Kampung Bonorejo, Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Sabtu 26 September 2020.
(Baca juga: Pilkada Serentak Tetap Berlanjut, Ini Penjelasan Komisi II DPR)
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Sindikasi Pemilu dan Demokrasi (SPD), August Mellaz mengatakan, semua paslon dituntut untuk tidak saja beradaptasi dengan berbagai kendala dan batasan yang tersedia seperti menerapkan protokol kesehatan, physical distancing dan tatap muka secara offline. Namun lebih dari itu.
"Setiap pasangan calon dituntut untuk melakukan penyesuaian secara radikal terkait dengan metode-metode kampanye yang dinilai efektif menjangkau para pemilih," ujar August Mellaz melalui pesan WhatsApp, Minggu (27/9/2020).
Menurutnya, berbagai ide baru harus muncul dalam pelaksanaan pilkada di tengah pandemi. Kreativitas dan metode-metode kampanye yang dilakukan pun haruslah dipahami sebagai satu skema untuk menjangkau pemilih.
"Tantangan penting lainnya adalah bagaimana pasangan calon dapat mengemas dan mengajukan berbagai alternatif ide dan program yang menjawab kebutuhan masyarakat pemilih sesuai dengan dinamika dan kekhasan masing-masing wilayah," jelasnya.
Dengan begitu, peran konkret dari para kontestan dapat dijadikan momentum emas untuk melakukan gerakan bersama melawan Covid-19 melalui gelaran Pilkada sebagaimana yang telah disampaikan oleh pemerintah beberapa waktu yang lalu.
"Pelaksanaan pilkada di tengah pandemi ini, hendaknya dijadikan momentum bagi setiap pasangan calon untuk mengkompetisikan ide dan program-program alternatif sebagai cara yang otentik untuk mengatasi krisis," tandasnya.
Sementara itu, Koordinator Aliansi Mahasiswa dan Milenial untuk Indonesia (AMMI), Nurkhasanah menilai kampanye yang dilakukan secara digital dapat mencegah pertemuan banyak orang yang biasanya terjadi setiap diselenggarakannya kampanye pilkada, sehingga patut dilakukan oleh semua sebagai alternatif kampanye di masa seperti sekarang ini yang sangat relevan.