Kepemimpinan yang Kuat Faktor Sukses Dominan Selandia Baru Atasi Terorisme

Selasa, 22 September 2020 - 21:11 WIB
loading...
Kepemimpinan yang Kuat Faktor Sukses Dominan Selandia Baru Atasi Terorisme
Duta Besar RI untuk Selandia Baru. Foto: SINDOnews/Rico Afrido Simanjuntak
A A A
JAKARTA - Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru , Tantowi Yahya memaparkan empat faktor keberhasilan Pemerintah Selandia Baru dalam menangani terorisme. Pertama, kepemimpinan nasional yang kuat.

Kedua, karakter Selandia Baru sebagai negara yang orientasinya bisnis atau business oriented. Ketiga, tingkat toleransi masyarakat yang tinggi. Keempat, kekitaan atau rasa kebersamaan (sense of togetherness).

"Jadi sense of togetherness ini adalah suatu elemen penting dalam menyukseskan suatu policy yang di-introduce oleh pemimpinnya," ujar Tantowi Yahya dalam Webinar Bertajuk Operasi Militer Selain Perang TNI : Kontra Terorisme Dalam Perspektif Keamanan Nasional, Selasa (22/9/2020).

(Baca: Selandia Baru Cabut Seluruh Pembatasan Covid-19)

Dia mengatakan, kepemimpinan menjadi kunci utama negara kecil itu dalam menavigasi permasalahan yang besar. "Pertama itu krisis yang diakibatkan oleh aksi terorisme dan yang kedua ini adalah krisis yang disebabkan oleh pandemi Covid-19," kata politikus Partai Golkar ini.

Tantowi mengatakan, peranan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern sebagai seorang pemimpin itu memberikan kontribusi yang sangat besar. "Jadi, kami melihat betul bagaimana seorang Jacinda ini diikuti, dituruti, disegani oleh rakyatnya karena beberapa karakter yang di sini bisa kami ringkas menjadi tiga saja," ungkapnya.

Pertama, Jacinda Ardern menunjukkan empati terhadap kelompok yang menjadi korban terorisme di Christchurch tahun 2019 lalu. Empati itu ditunjukkannya dengan menggunakan pakaian hijab.

"Jadi, penampilan dia dengan tampilan atau image yang sangat muslimah tersebut itu sudah menghasilkan simpati yang begitu besar, bukan saja bagi keluarga korban, dalam busana muslimah tersebut, itu telah memberikan kontribusi yang besar," kata mantan anggota DPR RI ini.

(Baca: Selandia Baru Kembali Menumbuhkan Semangat Toleransi)

Kedua, Jacinda Ardern memiliki keberanian dalam memutuskan untuk menyebut aksi di Christchurch sebagai terorisme dan tidak membiarkan kevakuman informasi. Ketiga, penggunaan simbol-simbol untuk memperkuat pesan yang disampaikan.

Dia mengatakan, Jacinda adalah komunikator yang baik, menggunakan diksi-diksi yang sangat sederhana, dan gampang dimengerti setiap menyampaikan pernyataan. "Nah tiga hal ini yang berkontribusi terhadap pembentukan sosok kepemimpinan nasional yang disegani, yang di-respect, dihormati oleh kawan maupun lawan, oleh warganya maupun masyarakat dunia," ujar mantan pembawa acara Country Road ini.
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1360 seconds (0.1#10.140)