Satgas Sebut Target 30.000 PCR Swab Test Corona Per Hari Sudah Tercapai

Selasa, 22 September 2020 - 20:01 WIB
loading...
Satgas Sebut Target...
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyebutkan, target Presiden Jokowi untuk 30.000 tes usap (swab test) PCR per hari secara nasional tercapai. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 (virus Corona) Doni Monardo menyebutkan, target Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk 30.000 tes usap (swab test) PCR per hari secara nasional sudah tercapai.

Namun, jumlah itu masih jauh dari standar WHO dan belum merata di seluruh daerah, karena daerah memiliki keterbatasan SDM. (Baca juga: 4.071 Kasus Baru, Total 252.923 Orang Positif Covid-19)

"Target bapak Presiden untuk 30 ribu spesimen alhamdulillah sudah terpenuhi meskipun belum merata, target WHO belum kita capai, tapi kita menuju angka yang lebih baik untuk bisa mendapatkan angka pemeriksaan per orang per hari sekitar 38 ribu orang per hari, itu idealnya sesuai ketentuan WHO, 1 orang per 1000 penduduk untuk pemeriksaan spesimen," kata Doni dalam Raker Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (22/9/2020).

(Baca juga: Kasus Corona Capai 4.000 per Hari, IDI Berikan Dua Solusi)

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini menjelaskan, secara rata-rata, total angka tes usap harian sudah atas 30.000, padahal awalnya untuk naik ke 30.000 itu cukup berat dan sangat lama prosesnya. Karena kini laboratorium untuk swab test PCR sudah banyak di setiap provinsi.

"Gelar PCR sudah semakin banyak di tiap-tiap provinsi, hanya memang kendalanya keterbatasan SDM," terangnya.

Menurut Doni, masalah SDM ini tidak bisa dipaksakan secara maksimal karena, petugas laboratotium itu memiliki risiko terpapar yang sangat tinggi. Bahkan, ia mendapatkan laporan bahwa banyak laboratorium yang ditutup karena petugasnya terpapar.

"Ini juga menjadi atensi kami untuk melatih lagi sehingga kapasitas SDM di setiap lab (laboratorium) itu lebih optimal," ujar Doni.

Doni mengakui, ada begitu banyak permintaan alat PCR di daerah, tetapi ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, baik itu laboratorum BSL 2, petuags laboratoriumnya dan juga manajemen. Karena, ada beberapa daerah yang sudah dikirimkan alat PCR dan akhirnya tidak bisa beroperasi.

"Karena ada mereka sudah dilatih ternyata tidak bisa terlibat langsung. Jadi aspek psikologis petugas harus kita perhitungkan," ungkapnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1950 seconds (0.1#10.140)