Kasus Corona Capai 4.000 per Hari, IDI Berikan Dua Solusi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Saat ini angka kasus positif Covid-19 masih terus bertambah. Bahkan kini mencapai rekor tertinggi sebanyak 4.176 kasus dalam satu hari pada 21 September 2020, kemarin.
Menyikapi hal ini, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Daeng M Faqih mengatakan ada dua solusi yang perlu disiapkan. Pertama yakni menambah kapasitas pelayanan terutama di rumah sakit-rumah sakit rujukan Covid-19. “Sebenarnya dengan meningkatnya kasus yang masih terus menunjukkan kenaikan. Sekarang sudah di atas 4.000 sehari. Memang ada dua hal penting yang harus kita siapkan. Yang pertama memang menambah kapasitas pelayanan,” kata Daeng dalam diskusi di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Selasa (22/9/2020). (Baca juga: Angka Kesembuhan COVID-19 Tinggi, Satgas: Terapi yang Diterapkan di Indonesia Efektif)
Daeng mengatakan jika kapasitas pelayanan tidak ditambah dikhawatirkan masyarakat yang terpapar tidak mendapatkan ruangan ketika harus dirawat di rumah sakit. “Karena kalau kapasitas pelayanan tidak ditambah, kami khawatir pada saudara kita yang sakit tidak mendapatkan ruangan,” katanya. (Baca juga: Empat Tower Wisma Atlet Difungsikan, Bisa Tampung 8.146 Pasien COVID-19)
Kemudian, jika tidak ditambah kapasitasnya, dia juga khawatir petugas kesehatan akan kelelahan karena pasien overload. “Kalau pasiennya overload akan gampang kelelahan sehingga memudahkan penularan. Sehingga untuk melindungi petugas kesehatan bukan hanya dokter ya, seluruh petugas kesehatan juga, kawan-kawan yang membantu membersihkan, ngurusin alat-alat itu juga petugas kesehatan yang rentan.”
Sehingga hal ini, kata Daeng berisiko para tenaga kesehatan terpapar Covid-19. “Kalau kapasitas tidak ditambah overload itu kita memang kasihan kepada petugas kesehatan. Karena pasti akan berisiko kelelahan beresiko tertular,” jelasnya.
Kedua, kampanye mendorong masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan. “Kami akan berembuk dengan seluruh petugas kesehatan untuk mendorong masyarakat ini disiplin sebenarnya. Kalau tidak disiplin protokol kesehatan, penularan di masyarakat tetap tinggi, segiat apapun kita melakukan penambahan kapasitas, suatu saat hampir juga terlampaui kapasitas itu,” kata Daeng.
Daengn mengaku bersama tenaga kesehatan pihaknya akan melakukan kampanye bersama masyarakat. ”Supaya penularan di masyarakat bisa ditekan. Tentunya dengan kampanye untuk disiplin melakukan protokol kesehatan, minimal disiplin memakai masker,” tambah Daeng.
Menyikapi hal ini, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Daeng M Faqih mengatakan ada dua solusi yang perlu disiapkan. Pertama yakni menambah kapasitas pelayanan terutama di rumah sakit-rumah sakit rujukan Covid-19. “Sebenarnya dengan meningkatnya kasus yang masih terus menunjukkan kenaikan. Sekarang sudah di atas 4.000 sehari. Memang ada dua hal penting yang harus kita siapkan. Yang pertama memang menambah kapasitas pelayanan,” kata Daeng dalam diskusi di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Selasa (22/9/2020). (Baca juga: Angka Kesembuhan COVID-19 Tinggi, Satgas: Terapi yang Diterapkan di Indonesia Efektif)
Daeng mengatakan jika kapasitas pelayanan tidak ditambah dikhawatirkan masyarakat yang terpapar tidak mendapatkan ruangan ketika harus dirawat di rumah sakit. “Karena kalau kapasitas pelayanan tidak ditambah, kami khawatir pada saudara kita yang sakit tidak mendapatkan ruangan,” katanya. (Baca juga: Empat Tower Wisma Atlet Difungsikan, Bisa Tampung 8.146 Pasien COVID-19)
Kemudian, jika tidak ditambah kapasitasnya, dia juga khawatir petugas kesehatan akan kelelahan karena pasien overload. “Kalau pasiennya overload akan gampang kelelahan sehingga memudahkan penularan. Sehingga untuk melindungi petugas kesehatan bukan hanya dokter ya, seluruh petugas kesehatan juga, kawan-kawan yang membantu membersihkan, ngurusin alat-alat itu juga petugas kesehatan yang rentan.”
Sehingga hal ini, kata Daeng berisiko para tenaga kesehatan terpapar Covid-19. “Kalau kapasitas tidak ditambah overload itu kita memang kasihan kepada petugas kesehatan. Karena pasti akan berisiko kelelahan beresiko tertular,” jelasnya.
Kedua, kampanye mendorong masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan. “Kami akan berembuk dengan seluruh petugas kesehatan untuk mendorong masyarakat ini disiplin sebenarnya. Kalau tidak disiplin protokol kesehatan, penularan di masyarakat tetap tinggi, segiat apapun kita melakukan penambahan kapasitas, suatu saat hampir juga terlampaui kapasitas itu,” kata Daeng.
Daengn mengaku bersama tenaga kesehatan pihaknya akan melakukan kampanye bersama masyarakat. ”Supaya penularan di masyarakat bisa ditekan. Tentunya dengan kampanye untuk disiplin melakukan protokol kesehatan, minimal disiplin memakai masker,” tambah Daeng.
(cip)