Negara di Ambang Resesi, Elite Nasional Diminta Jangan Bikin Gaduh

Selasa, 22 September 2020 - 13:53 WIB
loading...
Negara di Ambang Resesi,...
Ketua Badan Anggaran DPR, Said Abdullah. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR, MH Said Abdullah memperkirakan ekonomi Indonesia menuju ambang resesi pada kuartal III-2020 dengan pertumbuhan product domestic bruto (PDB) dalam rentang -3,6 sampai -2,9%.

Kendati demikian, pertumbuhan negatif ini tidak sedalam pada kuartal II-2020 karena efek dari pelonggaran kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak Juni 2020, sehingga sektor riil bisa bergeliat kembali meski dalam kapasitas 50 persen, sebagai konsekuensi penerapan protokol Covid-19.

“Kita perlu mempersiapkan diri dengan baik menghadapi tekanan ekonomi ke depan. Tidak perlu membuat kegaduhan, baik akrobat kebijakan maupun pernyataan. Resesi sudah hampir pasti akan kita hadapi,” ujar Said di Jakarta, Selasa (22/9/2020).( )

Menurut dia, kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mengurangi penyebaran Covid-19 berdampak menurunnya aktivitas ekonomi. Indikasinya, pertumbuhan PDB negatif 5,32% pada kuartal II 2020.

Beberapa sektor yang pertumbuhan negatif paling dalam di antaranya angkutan udara -77,24%, angkutan rel -59,11%, penyediaan akomodasi -42,25%, industri angkutan 37,54% pergudangan dan jasa penunjang angkutan -34,88%, perdagangan mobil, sepeda motor dan reparasi -30,60%. (Baca juga: Empat Tower Wisma Atlet Difungsikan, Bisa Tampung 8.146 Pasien COVID-19)

Sebaliknya, beberapa sektor tumbuh baik di antaranya tanaman pangan 34,77%, tanaman perkebunan 23,46%, pertambangan biji logam 20,33%, jasa pertanian dan perburuhan 11,23%.

Pengetatan kembali PSBB di Jakarta berpotensi kembali memberi tekanan pada ekonomi kita di Kuartal IV-2020. “Bila pengetatan PSBB berlangsung lama, besar kemungkinan kontraksi ekonomi juga akan semakin dalam,” terangnya.

Said berharap pemerintah membuat kebijakan yang terintegrasi, termasuk pernyataan ke publik. Kebijakan terintegrasi akan menghasilkan spektrum yang luas dengan mempertimbangkan semua aspek.

“Pelajaran penting dari kebijakan pengetatan PSBB oleh Gubernur Jakarta yang tidak dipersiapkan sedari awal. Begitu mendadaknya pengumuman PSBB dampaknya guncangan di pasar saham," kata politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

Menurut dia, tantangan bangsa ini ke depan semakin berat. Turning point dimulai dari kenyataan angka positif Covid-19 tinggi. Dampak lanjutannya, resesi ekonomi yang bakal beruntun di beberapa kuartal, setidaknya di kuartal II – IV 2020.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1703 seconds (0.1#10.140)