BPS Sebut UMKM Lebih Banyak Berhenti Dibandingkan Pelaku Usaha Besar

Senin, 21 September 2020 - 07:50 WIB
loading...
BPS Sebut UMKM Lebih Banyak Berhenti Dibandingkan Pelaku Usaha Besar
Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan dampak Covid-19 menyebabkan sebagian besar UMKM berhenti beroperasi dibandingkan pelaku usaha besar. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan survei mengenai dampak dari pandemi Covid-19 terhadap rumah tangga dan pelaku usaha. BPS juga melacak mobilitas penduduk selama pandemi ini.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan pergerakan penduduk ini berkaitan dengan peningkatan ekonomi. Namun, yang perlu dilihat atau dipastikan adalah kepatuhan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan Covid-19. Dia mengungkapkan aktivitas masyarakat di tempat belanja sudah normal pada Agustus lalu. Namun, aktivitas di tempat transit, seperti stasiun dan bandara, belum kembali seperti biasa. Survei BPS ini untuk mengetahui sikap pengusaha mengenai pandemi, kendala, adaptasi yang dilakukan, bantuan yang diperlukan, dan protokol kesehatan. (Baca juga: BPS: Tidak Dibantu Pemerintah, 19% Pengusaha Terancam Bangkrut)

Survei ini melibatkan 34.559 responden dengan jumlah pelaku usaha menengah kecil (UMK) itu 80 persen dan usaha menengah besar (UMB) 20%. “Pandemi Covid-19, (krisis) kesehatan, ekonomi, dan sosial itu mempunyai imbas yang besar terhadap operasional perusahaan. 50% sudah beroperasi normal, 24% terpaksa mengurangi kapasitas, 8,8% berhenti, dan 7,5% WFH,” ujarnya dalam diskusi daring “Strategi Menurunkan Covid-19, Menaikkan Ekonomi” Minggu (20/9/2020). (Baca juga: Gara-gara Pandemi Covid-19, Pelaku UMKM Kesulitan Bayar Utang dan Bunga)

Jumlah UMK yang berhenti beroperasi 10,1%. sedangkan, UMB yang berhenti beroperasi 5%. “Karena mereka tidak mempunyai luxury seperti UMB yang bisa menerapkan WFH. Modal (UMK) terbatas dan tidak bisa saving, jadi yang berhenti beroperasi lebih besar,” ucap Suhariyanto.

Dia mengungkapkan di tengah pandemi yang menghajar semua sendi kehidupan tetap ada sektor bisnis yang tumbuh. Perusahaan yang bergerak di bidang frozen food, minuman, penjualan masker, sepeda, dan provider internet menangguk untung dalam situasi pagebluk Covid-19.

“Sekarang (usaha) yang normal itu air, pengelolaan sampah, pertanian, peternakan, dan real estate. Pertanian masih tumbuh positif. Ada sektor yang rendah, seperti jasa pendidikan. Hampir semua sekolah studi from,” katanya.
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.9119 seconds (0.1#10.140)