Terlalu Banyak Bicara, Ahok Bikin Citra Negatif Pertamina

Rabu, 16 September 2020 - 16:48 WIB
loading...
Terlalu Banyak Bicara,...
Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Gerindra Andre Rosiade menilai pernyataan Ahok mendiskreditkan Pertamina. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Gerindra Andre Rosiade mempertanyakan pernyataan Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang ramai dibicarakan publik pasca munculnya cuplikan video yang diunggah oleh salah satu akun di YouTube pada Senin (14/9). Menurutnya, pernyataan itu muncul karena Ahok butuh panggung untuk menunjukkan kinerjanya sebagai di Pertamina, tapi justru mendiskreditkan Pertamina secara umum.

"Statement-statement Pak Ahok ini membuat gaduh dan cenderung tanpa dasar. Saya paham Pak Ahok butuh panggung, tapi tolong jangan menimbulkan citra negatif untuk Pertamina. Jangan kebanyakan bacot, apalagi Pak Ahok orang dalam Pertamina," kata Andre kepada wartawan, Rabu (16/9/2020.

Lagislator asal Sumatera Barat (Sumbar) ini menguraikan beberapa pernyataan Ahok yang dinilainya tanpa dasar. Di antaranya yakni, Pertamina lebih suka beli blok migas di luar negeri daripada eksplorasi dalam negeri. Padahal faktanya, banyak eksplorasi dalam negeri yang telah dilakukan Pertamina. ( )

"Statement Pak Ahok ini tidak benar. Dalam data yang kami miliki dalam rangka menambah produksi di hulu, pada tahun 2019 Pertamina melakukan pengeboran sekitar 240 sumur eksplorasi dan eksploitasi dengan 800 work over. Lebih dari 60% investasi di Pertamina adalah untuk Hulu Migas," katanya.

Bahkan, Andre menambahkan, untuk menambah cadangan, sepanjang 2019 Pertamina melakukan studi seismik di 35 cekungan dengan panjang 31.114 km. Studi ini merupakan studi seismik terpanjang di Asia Tenggara dalam waktu 10 tahun terakhir. Hasil studi seismik sampai menjadi produksi memerlukan waktu paling cepat 7 tahun. Oleh sebab itu, untuk menambah produksi dan cadangan hulu migas saat ini diperlukan akuisisi blok hulu migas yang sudah berproduksi, sehingga bisa langsung menambah cadangan dan produksi migas Pertamina.

"Akuisisi yang dilakukan oleh Pertamina didalam negeri dilakukan pada blok-blok yang sudah habis kontrak PSC-nya. Sedangkan akuisisi di luar negeri dilakukan pada blok-blok yang sudah berproduksi dan memiliki cadangan yang besar," kata Andre.

Kemudian, lanjut dia, Ahok juga mengatakan bahwa Pertamina tidak pernah melakukan pembangunan kilang. Menurut Andre, pernyataan ini tidak benar dan tanpa data. Pada 2019, Pertamina membangun beberapa kilang. ( )

"Selama menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina, sudah berapa kali sih Pak Ahok melakukan kunjungan ke kilang-kilang Pertamina?," katanya.

"Setahu saya Pertamina telah membangun Kilang Langit Biru Cilacap Tahun 2015-2019. Selain itu, ada Kilang RDMP Balikpapan sudah mulai dibangun sejak April 2019 dan akan selesai pada tahun 2023. Juga ada Kilang Petrokimia di TPPI (revamping Aromatic) yang sudah mulai dibangun sejak tahun 2019, dan akan selesai di tahun 2022," ungkap Ketua DPD Gerindra Sumbar itu.

Lalu, sambung Andre, Ahok mengatakan bahwa Pertashop atau program SPBU mini tidak jalan, Sementara, berdasarkan data yang dimilikinya sejak diluncurkan pada Februari 2020 sampai dengan saat ini sudah terbangun sekitar 500 pertashop untuk melayani masyarakat dengan kerja sama bersama pihak swasta maupun BUMDES. Sampai dengan akhir 2020 ditargetkan akan terbangun 4.300 Pertashop diseluruh Indonesia.

"Data soal Pertashop aja Pak Ahok bisa keliru, padahal data tersebut selalu di-update. Saya jadi bertanya-tanya siapa sebenarnya yang bisikin Pak Ahok agar Pertamina gaduh terus?," tanya Andre.

Selain itu, Andre juga mengkritik sikap Ahok yang merasa dirinya paling benar sendiri. Hal ini tidak elok karena semestinya, komisaris dan direksi di BUMN memiliki satu agenda rapat bersama dalam satu bulan. Dalam kasus Pertamina, rapat bersama ini bahkan dilakukan seminggu sekali setiap Kamis. Untuk itu, Ahok semestinya mengoptimalkan rapat tersebut dan jangan merasa superior, paling benar, paling bersih dan tidak pernah salah. Padahal Pertamina tidak butuh Superman, tetapi butuh Superteam yang bersama-sama memajukan Pertamina dan Industri Migas Nasional.

"Ahok ini selalu teriak soal banyak maling di Pertamina. Saran saya, bila Pak Ahok memang punya bukti sebaiknya laporkan saja ke pihak yang berwenang. Kan ada KPK, Kejaksaan dan juga kepolisian. Jangan tuduh sana-sini tapi sebenarnya tidak ada bukti," katanya.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1979 seconds (0.1#10.140)