Pancasila yang Sangat Menghargai Kesetaraan

Senin, 14 September 2020 - 15:30 WIB
loading...
Pancasila yang Sangat...
Pancasila yang Sangat Menghargai Kesetaraan
A A A
Deputi Bidang Pengkajian dan Materi menyelenggarakan Simposium Nasional Sigma Pancasila Studi dan Relasi Lintas Axgama Berparadigma Pancasila, Jumat (11/09/20).

Acara yang digelar dari 10-12 September 2020 ini menghadirkan berbagai pembicara dari dari tokoh agama dan pakar.

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah sekaligus rohaniawan Antonius Benny Susetyo menjadi pembicara dalam simposium ini. Menurutnya hingga saat ini yang belum tuntas adalah relasi agama dengan negara.

“Masalah yang belum tuntas sampai saat ini adalah belum tuntasnya relasi antara agama dan negara. Ini harus menjadi perhatian dan mencari solusi,” ujarnya.

Selain itu, Benny juga menjelaskan bahwa agama harus menjadi fungsi dalam menciptakan keadaban kemanusiaan. Sekarang ini agama dipolitisasi untuk di ruang publik demi kepentingan pihak tertentu. Ini karena pemahaman agama yang tidak utuh.

“Politisasi agama di ruang publik itu marak terjadi, penyebabnya karena pemahaman yang tidak utuh. Ini melanggar nilai ketuhanan. Ketika manusia dijadikan alat produksi, tetapi kehilangan rasa kemanusiaannya. Ini yang disebut dengan mekanistis dijajah,” tegas Benny.

Benny menambahkan bahwa beragama selalu berinteraksi dengan kebudayaan. Inilah yang membuat agama yang lembut dan berbelas kasih. Kita harus instrospeksi bagaimana dunia yang belas kasih dan mencintai lingkungan hidup dan sesama manusia.

“Orang yang mencintai tuhan pasti berbelas kasih dan mencintai perdamaian. Maka jika dia melakukan kekerasan maka dia mencederai agamanya sendiri,”tegas Benny.

Agama harus menjadi inspirasi batin bagi seluruh individu, bukan sebagai alat untuk unsur kepentingan tertentu.

“Pancasila belum menjadi habitus dalam mengambil kebijakan. Sehingga kasus intoleransi dan diskiriminasi masih dirasakan karena nilai Pancasila tidak ditanamkan,” jelasnya.

Dialog secara langsung dirasakan Benny saat ini perlu dilakukan kepada masyarakat dalam membumikan nilai-nilai Pancasila demi masyarakat yang lebih toleransi dan bisa menerima perbedaan.

Hal lain dijelaskan oleh akademisi Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Budhy Munawar Rachman. Dirinya menjelaskan bahwa Pancasila sebagai visi untuk mencapai tujuan dan kedamaian di Indonesia. Dalam segi toleransi Indonesia sudah masuk ke dalam tahap menerima, mendukung, merawat dan merayakan.

“Di Indonesia kita sudah ada di tingkat toleransi yang menerima, mendukung, merawat, dan merayakan. Ini sudah dialami sampai sekarang dan masih hidup sampai sekarang walaupun banyak tantangannya. Pancasila bisa dibayangkan sebagai visi yang bisa menstimulasi keberagaman,” ungkap Budhy.

Budhy menambahkan bahwa saat masalah yang masih sering ditemukan di Indonesia adalah masyarakat yang menganggap kekerasan adalah jalan keluar dari permasalahan.

“Di Indonesia masih banyak yang berpikir alat penyelesaian itu adalah kekerasan. Ini adalah tantangan untuk mengubah cara pandang yang salah ini,” jelas Budhy.

Deputi Pengkajian dan Materi BPIP, Adji Samekto menyampaikan bahwa masyarakat harus berterima kasih kepada pendiri bangsa karena menjadikan bangsa ini menjadi negara religius yang modern, oleh karena itu mari kita lanjutkan perjuangan ini.

”Negara Indonesia didirikan atas dasar Pancasila yang kemudian menjadi landasan filosofis berdirinya negara. Pancasila sebagaimana disampaikan oleh Bung Karno sangat menghargai kesetaraan,” tutup Adji.
(atk)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0590 seconds (0.1#10.140)