Hardiknas dan Kita

Senin, 04 Mei 2020 - 05:29 WIB
loading...
Hardiknas dan Kita
Ruchman Basori, Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama dan Kandidat Doktor Universitas Negeri Semarang. Foto/ist
A A A
Ruchman Basori

Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama dan Kandidat Doktor Universitas Negeri Semarang

BETAPA banyak prestasi putra-putri anak bangsa dalam kejuaraan olimpiade yang telah diraih dalam berbagai jenis ilmu di dalam dan luar negeri. Sains dan teknologi menjadi tungku penting yang dikejar insan pendidikan. Olimpiade sains, matematika, geografi, bahkan belakangan merambah pada bidang-bidang keagamaan.

Sangat membanggakan. Di sisi lain, para peneliti, dosen, dan juga guru besar telah menorehlan berlembar-lembar hasil riset yang tentu sangat bermanfaat bagi pembangunan bangsa. Dalam hal teknologi informasi dan komunikasi malah berkembang melampaui kecepatan ilmu-ilmu pengetahuan lain. Kita sudah merasakan manfaatnya, salah satunya maraknya sosial media (sosmed) yang kerap kita gunakan.

Namun pada saat yang sama, masih banyak kita dengar kasus-kasus korupsi, tindak asusila, disintegrasi sosial, dan maraknya berita bohong (hoaks) yang menghiasi media sosial. Apalagi untuk hal ujaran kebencian dalam dekade terakhir ini kita juga menjadi juara.

Artinya, negara kita telah berhasil mencerdaskan anak bangsa, tapi masih kurang berhasil dalam hal mendidik moral, karakter, dan akhlakul karimah dalam istilah agamanya. Pendidikan telah berhasil melakukan transmisi pengetahuan dan belum secara optimal untuk pemindahan nilai-nilai (transfer of value). Orang pintar semakin banyak, tapi orang yang benar dan lurus semakin sedikit.

Pertanyaannya, kita sebagai warga, baik warga dalam arti sebenarnya maupun warga di dunia maya (netizen) mempunyai pekerjaan rumah cukup besar untuk menambal kepongahan pendidikan nasional, yaitu soal karakter dan akhlakul karimah.

Tulisan kecil ini menjadi renungan mendalam pada momentum historis peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tangal 2 Mei yang akan datang. Momen bersejarah ini harus kita jadikan untuk membuka kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang komprehensif dalam mencetak manusia paripurna pada konteks Indonesia.

Mandat Nasional

Kadang kita sering lupa bahwa tujuan pendidikan nasional telah dirumuskan begitu filosofis, apik, dan lengkap mencakup keseluruhan aspek kehiduan manusia Indonesia. UUD 1945 menyebutkan bahwa: "Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang." (Pasal 31 ayat 3). "Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia." (Pasal 31 ayat 5).

Bagi penulis, ini adalah mandat nasional pendidikan yang telah dirumuskan sejak Indonesia merdeka oleh the founding fathers dan disempurnakan terus menerus melalui produk undang-undang. Apalagi kalau kita baca Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor: 20/2003, begitu jelas amanat untuk menjadikan anak bangsa mencapai keseimbangan antara iman dan amal, ilmu dan akhlak, jasmani dan rohani, serta antara tugas-tugas individu, kemasyarakatan, dan kebangsaan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1349 seconds (0.1#10.140)