Omzet Pelaku UMK Turun 50 Persen, Pemkab Batang Latih Cara Jualan Online
loading...
A
A
A
BATANG - Usaha Mikro Kecil (UMK) salah satu yang terdampak langsung pandemi COVID-19. Mereka mengalami penurunan omzet hingga 50 persen. Agar tetap eksis dan bertahan di masa pandemi, Pemkab Batang latih sejumlah pelaku UMK cara jualan online.
"Saya paham suasan COVID-19, UMK di Batang omzetnya turun sampai 50 persen. Karena ekonomi belum stabil dan aktivitas ekonomi yang masih dibatasi, maka satunya cara agar tetap bertahan dan eksis dengan jualan online," kata Wihaji usai membuka pelatihan bagi pelaku UMK di Gedung Pramuka Batang, Selasa (8/9/2020).
Ia menambahkan, selain keterbatasan permodalan, mereka juga memiliki kendala dalam pemasaran hasil produk UMK. "Kalau modal kita bisa jembatani kredit lunak ke perbankkan dengan bunga 7 persen, kalau pasar Pemkab punya aplikasi dotukura yang siap membantunya dan aplikasi tersebut sudah berjalan di pasar induk tradisional Batang," ungkapnya.
Sementara Kepala Disperindagkop dan UKM Batang, Subiyanto menyebutkan pelatihan itu berlangsung selama tiga hari.
"Mereka akan diajari motkvasi usaha, pemasaran lewat online, hingga bagaimana pengusaha yang tangguh," kata Subiyanto.
Ia menyebut UMKM yang ikut pelatihan sebanyak 40 orang yaitu dari boga, jahit dan salon. Subiyanto berharap Sumber Daya Manusia (SDM) pelaku UMKM meningkat. Pihaknya mengingatkan bahwa para pelaku UMKM harus bersiap menyambut Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). "Kalau sudah dibuka dan puluhan ribu temaga kerja direkrut, peluang untuk UMKM pun juga terbuka," jelasnya.
Pujianti, seorang pemilik salon rias, menyatakan sudah mulai mencoba berpromosi dengan online. Ia berharap mendapat ilmu baru dari pelatihan kali ini. "Selama ini promosinya baru lewat facebook sama whatsapp, cukup ngaruh, Meski salon di dalam Kampung," ujar Pujianti.
"Saya paham suasan COVID-19, UMK di Batang omzetnya turun sampai 50 persen. Karena ekonomi belum stabil dan aktivitas ekonomi yang masih dibatasi, maka satunya cara agar tetap bertahan dan eksis dengan jualan online," kata Wihaji usai membuka pelatihan bagi pelaku UMK di Gedung Pramuka Batang, Selasa (8/9/2020).
Ia menambahkan, selain keterbatasan permodalan, mereka juga memiliki kendala dalam pemasaran hasil produk UMK. "Kalau modal kita bisa jembatani kredit lunak ke perbankkan dengan bunga 7 persen, kalau pasar Pemkab punya aplikasi dotukura yang siap membantunya dan aplikasi tersebut sudah berjalan di pasar induk tradisional Batang," ungkapnya.
Sementara Kepala Disperindagkop dan UKM Batang, Subiyanto menyebutkan pelatihan itu berlangsung selama tiga hari.
"Mereka akan diajari motkvasi usaha, pemasaran lewat online, hingga bagaimana pengusaha yang tangguh," kata Subiyanto.
Ia menyebut UMKM yang ikut pelatihan sebanyak 40 orang yaitu dari boga, jahit dan salon. Subiyanto berharap Sumber Daya Manusia (SDM) pelaku UMKM meningkat. Pihaknya mengingatkan bahwa para pelaku UMKM harus bersiap menyambut Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). "Kalau sudah dibuka dan puluhan ribu temaga kerja direkrut, peluang untuk UMKM pun juga terbuka," jelasnya.
Pujianti, seorang pemilik salon rias, menyatakan sudah mulai mencoba berpromosi dengan online. Ia berharap mendapat ilmu baru dari pelatihan kali ini. "Selama ini promosinya baru lewat facebook sama whatsapp, cukup ngaruh, Meski salon di dalam Kampung," ujar Pujianti.
(ars)