Tenaga Medis dan Orang Terhubung Pasien Corona Jadi Prioritas Rapid Test
A
A
A
JAKARTA - Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mengatakan pemerintah telah memutuskan ada beberapa klasifikasi masyarakat yang menjadi prioritas untuk menjalani tes secara cepat (Rapid Test). (Baca juga: 686 Orang di Indonesia Positif Corona, 55 Meninggal Dunia)
Perlu diketahui, Rapid Test digunakan untuk mendekteksi sejak dini sekaligus mencegah meluasnya virus Corona (COVID-19) di Indonesia. "Pertama, Rapid Test kita lakukan kepada orang yang kontak dekat dengan kasus positif yang sudah terkonfirmasi dan dirawat di rumah sakit atau kasus positif yang harus dilakukan isolasi," kata Yuri, di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (24/3/2020).
Menindaklanjuti hal tersebut, kata Yuri, pihaknya akan melakukan penelusuran terhadap orang-orang terdekat atau terakhir kali berhubungan dengan pasien yang positif Corona. "Kalau dalam perjalanan ternyata ada riwayat dia bekerja dan ada lingkungan kerja yang memiliki kontak dekat maka kita akan lakukan pemeriksaan di tempat kerja," jelasnya. (Baca juga: Demokrat Tegaskan Masyarakat dan Tenaga Medis Harus Diprioritaskan Tes COVID-19)
Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan penulusuran (tracing) terhadap orang-orang yang pernah kontak langsung dengan pasien. Sedangkan untuk prioritas kedua, lanjut Yuri, Rapid Test ini akan dilakukan kepada semua tenaga kesehatan yang terkait dengan layanan terhadap pasien COVID-19.
Termasuk orang-orang yang bekerja di rumah sakit tersebut. "Kita tahu mereka kelompok sensitif untuk rentan terinfeksi COVID. Ini prioritas yang kami lakukan untuk pemeriksaan Rapid Test tahap satu," ungkapnya.
Yuri juga menyebut, jika alat Rapid test bisa didatangkan lebih banyak lagi nantinya bisa dilakukan pemeriksaan berbasis wilayah. "Pelaksanaan tes akan disentralisasikan di semua fasilitas kesehatan di wilayah itu. Misalnya puskesmas, laboratorium di wilayah itu, atau rumah sakit baik pemerintah ataupun swasta. Ini yang harus kita lakukan. Oleh karena itu, ini menjadi urut-urutan tahapan kita," katanya
Perlu diketahui, Rapid Test digunakan untuk mendekteksi sejak dini sekaligus mencegah meluasnya virus Corona (COVID-19) di Indonesia. "Pertama, Rapid Test kita lakukan kepada orang yang kontak dekat dengan kasus positif yang sudah terkonfirmasi dan dirawat di rumah sakit atau kasus positif yang harus dilakukan isolasi," kata Yuri, di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (24/3/2020).
Menindaklanjuti hal tersebut, kata Yuri, pihaknya akan melakukan penelusuran terhadap orang-orang terdekat atau terakhir kali berhubungan dengan pasien yang positif Corona. "Kalau dalam perjalanan ternyata ada riwayat dia bekerja dan ada lingkungan kerja yang memiliki kontak dekat maka kita akan lakukan pemeriksaan di tempat kerja," jelasnya. (Baca juga: Demokrat Tegaskan Masyarakat dan Tenaga Medis Harus Diprioritaskan Tes COVID-19)
Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan penulusuran (tracing) terhadap orang-orang yang pernah kontak langsung dengan pasien. Sedangkan untuk prioritas kedua, lanjut Yuri, Rapid Test ini akan dilakukan kepada semua tenaga kesehatan yang terkait dengan layanan terhadap pasien COVID-19.
Termasuk orang-orang yang bekerja di rumah sakit tersebut. "Kita tahu mereka kelompok sensitif untuk rentan terinfeksi COVID. Ini prioritas yang kami lakukan untuk pemeriksaan Rapid Test tahap satu," ungkapnya.
Yuri juga menyebut, jika alat Rapid test bisa didatangkan lebih banyak lagi nantinya bisa dilakukan pemeriksaan berbasis wilayah. "Pelaksanaan tes akan disentralisasikan di semua fasilitas kesehatan di wilayah itu. Misalnya puskesmas, laboratorium di wilayah itu, atau rumah sakit baik pemerintah ataupun swasta. Ini yang harus kita lakukan. Oleh karena itu, ini menjadi urut-urutan tahapan kita," katanya
(cip)