BNPB Ajak 115 Organisasi Sinergi Penanggulangan Bencana dan Atasi Corona
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengajak organisasi sebanyak 115 organisasi sukarelawan di wilayah di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) untuk mendiskusikan sinergi dalam penanggulangan bencana, termasuk penanganan Covid-19 (virus Corona).
(Baca juga: Tak Terdaftar di Kemendagri, FPI: Enggak Peduli!)
Diskusi ini bertujuan untuk memetakan peran sukarelawan yang tergabung dalam Squad Penanggulangan Bencana Indonesia (PBI), khususnya percepatan penanganan Coronavirus disease 2019 atau Covid-19. Pada kesempatan diskusi, para relawan mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi perihal pentingnya sinergitas, komunikasi dan koordinasi dengan pihak lain.
(Baca juga: KPAI Minta Pemda Tak Langsung Buka Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah)
"Di samping itu, ini bertujuan untuk membangun koordinasi antar relawan sehingga tidak tumpang tindih satu sama lain dalam penanggulangan bencana," ujar Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Sumber Daya BNPB Pangarso Suryotomo pada acara bertajuk Sinergitas Pentahelix: Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana dan Pandemi Covid-19, dalam siaran pers yang diterima Sindo Media, Sabtu (21/11/2020).
Dalam arahan, Pangarso mencontohkan dalam kasus penanganan potensi erupsi Gunung Merapi saat ini, relawan dari luar daerah dapat bersinergi bila hendak membantu logistik bantuan kepada warga terdampak atau mereka yang mengungsi. “Maka dapat membeli hasil panen dari warga setempat,” tambah Pangarso.
Demikian juga dalam upaya penanganan Covid-19, relawan tidak perlu melakukan sosialisasi dalam lingkup yang luas tetapi dapat melakukan hal tersebut di lingkungan sekitar rumahnya.
Dalam diskusi, para relawan yang tergabung dalam Squad PBI ini juga berbagi pengalaman dan memberikan saran serta kritik terhadap platform organisasi relawan tersebut. Namun, disampaikan dalam diskusi bahwa tidak ada organisasi yang tidak memiliki kekurangan. Hal ini tentu dapat mendorong relawan untuk bukan membesarkan organisasi, tetapi mempraktekkan nilai-nilai kemanusiaan dalam penanggulangan bencana.
Di akhir diskusi, para relawan berkomitmen untuk bersinergi dalam penanggulangan bencana dan pandemi Covid-19 di Indonesia.
Menutup arahan kegiatan ini, Pangarso mengingatkan relawan untuk meningkatkan profesionalisme di antaranya dengan meningkatkan keahlian dan jiwa korsa. Selain itu, ia menambahkan bahwa relawan tidak berpolitik dan tidak mengenal SARA dalam penanggulangan bencana.
(Baca juga: Tak Terdaftar di Kemendagri, FPI: Enggak Peduli!)
Diskusi ini bertujuan untuk memetakan peran sukarelawan yang tergabung dalam Squad Penanggulangan Bencana Indonesia (PBI), khususnya percepatan penanganan Coronavirus disease 2019 atau Covid-19. Pada kesempatan diskusi, para relawan mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi perihal pentingnya sinergitas, komunikasi dan koordinasi dengan pihak lain.
(Baca juga: KPAI Minta Pemda Tak Langsung Buka Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah)
"Di samping itu, ini bertujuan untuk membangun koordinasi antar relawan sehingga tidak tumpang tindih satu sama lain dalam penanggulangan bencana," ujar Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Sumber Daya BNPB Pangarso Suryotomo pada acara bertajuk Sinergitas Pentahelix: Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana dan Pandemi Covid-19, dalam siaran pers yang diterima Sindo Media, Sabtu (21/11/2020).
Dalam arahan, Pangarso mencontohkan dalam kasus penanganan potensi erupsi Gunung Merapi saat ini, relawan dari luar daerah dapat bersinergi bila hendak membantu logistik bantuan kepada warga terdampak atau mereka yang mengungsi. “Maka dapat membeli hasil panen dari warga setempat,” tambah Pangarso.
Demikian juga dalam upaya penanganan Covid-19, relawan tidak perlu melakukan sosialisasi dalam lingkup yang luas tetapi dapat melakukan hal tersebut di lingkungan sekitar rumahnya.
Dalam diskusi, para relawan yang tergabung dalam Squad PBI ini juga berbagi pengalaman dan memberikan saran serta kritik terhadap platform organisasi relawan tersebut. Namun, disampaikan dalam diskusi bahwa tidak ada organisasi yang tidak memiliki kekurangan. Hal ini tentu dapat mendorong relawan untuk bukan membesarkan organisasi, tetapi mempraktekkan nilai-nilai kemanusiaan dalam penanggulangan bencana.
Di akhir diskusi, para relawan berkomitmen untuk bersinergi dalam penanggulangan bencana dan pandemi Covid-19 di Indonesia.
Menutup arahan kegiatan ini, Pangarso mengingatkan relawan untuk meningkatkan profesionalisme di antaranya dengan meningkatkan keahlian dan jiwa korsa. Selain itu, ia menambahkan bahwa relawan tidak berpolitik dan tidak mengenal SARA dalam penanggulangan bencana.
(maf)