Ekspor Komoditas Peternakan ke Jepang, Buktikan Gratieks Berjalan Efektif

Selasa, 01 September 2020 - 18:35 WIB
loading...
Ekspor Komoditas Peternakan...
SYL saat melepas ekspor perdana Produk Daging Ayam Olahan, Selasa (1/9/2020).
A A A
CIKARANG - Kementerian Pertanian melakukan ekspor produk daging ayam olahan ke Jepang di tengah pandemi Covid-19 sebanyak 6 ton. Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) bahwa ekspor produk peternakan ke Jepang, membuktikan standar kualitas produk peternakan Indonesia diakui dunia.

"Kami mengapresiasi kepada PT Malindo Food Delight yang telah mampu membaca peluang dunia usaha secara global, dengan menghasilkan produk yang mampu menembus pasar ekspor," ungkap SYL saat melepas ekspor perdana Produk Daging Ayam Olahan, Selasa (1/9/2020).

SYL mengajak semua elemen untuk terus mendorong terus Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian (GRATIEKS) dengan membuka peluang ekspor bagi peternak-peternak Indonesia dengan terus berupaya mengonsolidasikan kepada semua pihak, baik pemerintah daerah dan pelaku yang bergerak di sektor pertanian dari hulu hingga hilir agar bersatu dalam menyediakan pangan.

“Kondisi ini, harus mampu memacu semangat anak bangsa untuk produktif dan menjadikan komoditas pertanian Indonesia unggul dalam mengisi pasar dalam dan luar negeri’’ ungkapnya.

SYL mengatakan lompatan ekspor komoditas peternakan Indonesia hingga saat ini telah mampu menembus pasar internasional, yakni seperti daging ayam olahan, Day Old Chick (DOC), Hatching Egg (HE), sarang burung walet, pakan ternak, obat hewan, daging wagyu, produk susu olahan, ternak babi, kambing dan domba hidup sampai ke produk larva kering (Black Soldier Fly) ke berbagai negara seperti Jepang, Myanmar, PNG, Timor-Leste, Malaysia, Inggris, Australia, Benin, Tiongkok, Hongkong, Taiwan, Singapura, Korea, Vietnam, Perancis, dll, hingga totalnya mencapai 97 negara di dunia.

“Kita terus berupaya mengidentifikasi negara tujuan baru atau produk yang diinginkan oleh negara lain kemudian kembangkan dengan memperhatikan mutu dan keberlanjutan pasokan,” ungkapnya.

Berdasarkan data BPS yang diolah Pusdatin Kementan, kinerja ekspor komoditas peternakan pada tahun 2020 periode bulan Januari–Juli tercatat mencapai 174.946 ton dengan nilai USD 466.551.720 atau setara Rp6,88 triliun, Kelompok Pangan Segar dan Olahan merupakan Komoditas Ekspor Peternakan yang terbesar dengan volume dari Januari hingga Juli 2020 mencapai 84.789 ton dengan nilai USD334.344.516 atau setara Rp4,9 triliun.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah menjelaskan dari data ekspor peternakan tersebut jika dibandingkan dengan periode yang sama (Januari-Juli) pada tahun 2019 (YoY), volume ekspor saat itu sebesar 143.035 Ton dengan nilai USD 374.864.463 sehingga terjadi peningkatkan yang signifikan pada volume ekspor sebesar 22,3 persen dan nilai ekspor naik sebesar 24,4 persen.

Nasrullah juga menjelaskan khusus untuk capaian Ekspor Komoditas Unggas dan Produk Unggas, dari Data BPS yang diolah Pusdatin Kementan, Ekspor Januari-Juli 2020 yaitu sebesar 341,6 ton dengan Nilai sekitar Rp17,5 miliar. Dari ekspor kelompok produk unggas ini adalah 87 persennya adalah dalam bentuk Produk daging unggas dan olahannya yaitu sebanyak 297,9 ton dengan nilai sebesar Rp7,9 miliar, selain dari produk unggas lainnya yaitu seperti DOC, Hatching Egg dan Telur olahan.

Negara tujuan ekspor produk unggas Indonesia saat ini yaitu antara lain Jepang, Myanmar, PNG, dan Timor-Leste, namun peluang pasar ekspor produk unggas masih terbuka cukup luas. Karena saat ini beberapa negara tujuan ekspor lainnya seperti Saudi Arabia, Singapura, Brunei dan Tiongkok masih dalam tahap penyelesaian proses pemenuhan persyaratan antar pemerintah (G to G).
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1520 seconds (0.1#10.140)