6 Menteri Perdagangan Sedekade Terakhir, Nomor 2 Jadi Tersangka Dugaan Korupsi Importasi Gula

Kamis, 31 Oktober 2024 - 17:01 WIB
loading...
6 Menteri Perdagangan...
Terdapat 6 tokoh yang menjabat Menteri Perdagangan dalam satu dekade terakhir. Mereka adalah Rachmat Gobel, Tom Lembong, Enggartiasto Lukita, Agus Suparmanto, Muhammad Lutfi, dan Zulkifli Hasan. FOTO KOLASE/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Terdapat enam tokoh yang mengemban jabatan Menteri Perdagangan dalam satu dekade terakhir. Salah satunya adalah Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong yang baru ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi importasi gula pada 2015-2016.

Menteri Perdagangan Republik Indonesia adalah pejabat negara yang memimpin Kementerian Perdagangan (Kemendag). Dia bertanggung jawab atas kebijakan perdagangan domestik maupun internasional. Peran utama Menteri Perdagangan meliputi mengatur ekspor-impor, melindungi produk dalam negeri, menjaga stabilitas harga, dan memastikan pasokan barang penting di pasar. Selain itu, Menteri Perdagangan juga memiliki tugas untuk merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan perdagangan yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Selama 10 tahun terakhir atau sejak zaman Presiden Joko Widodo (Jokowi) terdapat lima tokoh yang menjabat sebagai Menteri Perdagangan. Ada yang berasal dari kalangan profesional, ada juga dari partai politik (parpol). Siapa saja mereka?


6 Menteri Perdagangan dalam Satu Dekade Terakhir

1.Rachmat Gobel

Menteri Perdagangan di awal pemerintahan Presiden Jokowi adalah Rachmat Gobel. Ia menjabat Menteri Perdagangan periode 27 Oktober 2014–12 Agustus 2015.

Sebelum menjabat sebagai Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel adalah seorang pengusaha, pemilik perusahaan pemasaran elektronik ternama asal Jepang di Indonesia. Di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pengusaha keturunan Raja Habulo dari Kesultanan Bolango, Gorontalo itu pernah dipercaya sebagai salah satu anggota Komite Inovasi Nasional (KIN). Komite ini membantu Presiden untuk memperkuat sistem inovasi nasional dan mengembangkan budaya inovasi nasional.

Rachmat Gobel menjabat Menteri Perdagangan kurang dari setahun. Sarjana Ilmu Perdagangan Internasional, Chuo University, Tokyo, Jepang (1987) itu digantikan Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong dalam reshuffle cabinet pertama yang dilakukan Presiden Jokowi.

Saat ini, Rachmat Gobel menjabat sebagai Anggota DPR periode 2024-2029 dari Partai Nasdem. Ini adalah kali kedua Rachmat Gobel menjadi wakil rakyat. Pada periode sebelumnya, dia menduduki kursi Wakil Ketua DPR 2019-2024.

2. Thomas Lembong

Thomas Trikasih Lembong juga termasuk Menteri Perdagangan RI dalam satu dekade terakhir. Pria kelahiran Jakarta, 4 Maret 1971 itu mengemban jabatan Mendag periode 12 Agustus 2015–27 Juli 2016.

Tom Lembong, sapaan akrab Thomas Trikasih Lembong, menyelesaikan pendidikan tinggi di Harvard University pada 1994. Setelah lulus, ia memulai kariernya bekerja di Divisi Ekuitas Morgan Stanley di Singapura pada 1995. Pada 1999-2000, Tom kemudian bekerja sebagai bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia.

Pada 2000-2002, Tom Lembong dipercaya sebagai sebagai kepala divisi dan wakil presiden senior untuk ikut merestrukturisasi perbankan nasional melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Dia juga pernah bekerja di Farindo Investments dari 2002-2005.

Setahun setelahnya, Tom menjadi salah satu pendiri dan chief executive officer di sebuah perusahaan ekuitas swasta bernama Quvat Management yang berada di Singapura. Di samping itu, pada periode 2012-2014, ia juga menjabat sebagai Presiden Komisaris di PT Graha Layar Prima Tbk (BlitzMegaplex).

Tom Lembong menjabat Menteri Perdagangan sejak 12 Agustus 2015 hingga 27 Juli 2016. Setelah direshuffle, Tim diberi kepercayaan sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sejak 27 Juli 2016 hingga 23 Oktober 2019.

Setelah itu dia meninggalkan jabatan pemerintahannya, dan mendirikan Consilience Policy Institute yang mulai beroperasi secara resmi di Singapura. Pada 2021, Tom diangkat sebagai Ketua Dewan PT Jaya Ancol oleh Anies Baswedan yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Menjelang Pilpres 2024, Tom Lembong ditunjuk sebagai Co-Captain Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Tim AMIN).

Pada 2015, Tom Lembong menghadapi situasi, di mana kebutuhan gula nasional meningkat. Tahun itu, impor gula tercatat sebesar 3,37 juta ton. Setahun kemudian, pada 2016, impor gula melonjak signifikan hingga mencapai 4,74 juta ton. Akibat Tom Lembong ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi dalam importasi gula. Dia diduga menggelapkan uang negara sebesar Rp400 Miliar.

3. Enggartiasto Lukita

Pemilik nama asli Loe Joe Eng ini lahir 12 Oktober 1951 di Cirebon, Jawa Barat. Politikus Partai Nasdem itu menjabat sebagai Menteri Perdagangan pada 27 Juli 2016–20 Oktober 2019.

Enggartiasto Lukita tiga periode menjadi Anggota DPR, yakni periode 1999–2004, 2004–2009, dan 2009–2014. Namun sejak 2013 Enggartiasto Lukita memutuskan masuk di Partai NasDem.

Ia diangkat sebagai Menteri Perdagangan dalam perombakan Kabinet Kerja Jilid II pada 27 Juli 2016 menggantikan Thomas Trikasih Lembong yang bergeser menjadi Kepala Koordinasi Penanaman Modal.

Pada pertengahan 2016 hingga 2019, di masa kepemimpinan Enggar, tren impor gula tetap tinggi. Hal ini terjadi pada 2017, impor gula mencapai 4,48 juta ton. Gula diimpor dari Australia, Thailand, Brasil, dan Korea Selatan. Setahun kemudian, impor gula kembali mengalami peningkatan menjadi 5,02 juta ton. Pada 2019, tahun terakhir Enggar menjabat, impor gula sedikit menurun menjadi 4,09 juta ton. Namun, sumber impor gula semakin beragam, meliputi India, Australia, Thailand, Korea Selatan, dan Jerman.

3. Agus Suparmanto

Agus Suparmanto juga termasuk Mendag dalam satu dekade terakhir. Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menjabat Mendag pada periode 23 Oktober 2019–23 Desember 2020.

Politikus kelahiran 23 Desember 1965 itu juga menggeluti bidang olahraga. Ia menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (PB IKASI) selama dua periode yakni 2014-2018 dan 2018-2022. Agus juga merupakan pengusaha sukses yang menduduki jabatan Direktur Utama PT Galangan Manggar Biliton (GMB).

Kebijakan impor gula masih berlanjut di masa jabatan Agus Suparmanto sebagai Menteri Perdagangan. Saat Agus menjabat pada 2019 hingga 2020, impor gula mencapai 5,53 juta ton. Jumlah ini menunjukkan peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya.

5. Muhammad Lutfi

Menteri Perdagangan selanjutnya adalah Muhammad Lutfi. Pria kelahiran Jakarta, 16 Agustus 1969 itu menjabat Mendag pada periode 23 Desember 2020-15 Juni 2022.

Muhammad Lutfi juga sempat mengemban jabatan yang sama di ujung pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebelumnya, ia sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada 2005–2009. Kemudian ditugaskan menjadi Duta Besar Indonesia untuk Jepang 2010–2013. Pada 14 September 2020, Lutfi ditugaskan menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat. Namun pada 2020, dia ditarik Kembali ke Tanah Air menjadi Menteri Perdagangan.

Pada 2008, Muhammad Lutfi diakui sebagai seorang pemimpin muda yang berpengaruh oleh Forum Ekonomi Dunia Young Global Leaders. Ia juga merupakan salah seorang pendiri Masyarakat Ekonomi Syariah sekaligus pendiri Mahaka Group, sebuah perusahaan di bidang media dan pertambangan.

Selama menjabat sebagai Menteri Perdagangan era Joko Widodo sejak Desember 2020 hingga Juni 2022, Lutfi menghadapi tantangan besar dalam hal impor gula. Pada 2021, impor gula mencapai 5,48 juta ton. Kemudian pada 2022, impor gula mencapai titik tertinggi selama satu dekade terakhir, yaitu sebesar 6 juta ton.

6. Zulkifli Hasan

Terakhir adalah Zulkifli Hasan. Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu menggantikan Muhammad Lutfi menjadi Menteri Perdagangan sejak 15 Juni 2022 hingga 20 Oktober 2024. Di era Presiden Prabowo Subianto, Zulhas dipercaya menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pangan Kabinet Merah Putih 2024-2029.

Selama menjabat Mendag, Zulkifli juga menghadapi tantangan dalam hal impor gula. Pada 2022, tren impor gula masih tergolong tinggi, meskipun mengalami sedikit penurunan. Pada 2023, jumlah impor gula tercatat mencapai 5,06 juta ton.

Dari data periode Januari hingga September 2024, impor gula mencapai 3,66 juta ton, dan angka ini berpotensi meningkat lagi menjelang akhir tahun. Meskipun ada penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, Kebijakan impor gula di era kepemimpinan Zulkifli Hasan menuai kritik, khususnya dalam hal ketahanan pangan dan keberlanjutan produksi gula dalam negeri.

MG/ Luthfiyyah Rahmadiena
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1080 seconds (0.1#10.140)