Indonesia-Turki di Puncak Kerja Sama Pertahanan
loading...
A
A
A
PoA merupakan tindak lanjut hubungan kerja sama strategis antara kedua negara, dan ditujukan untuk meningkatkan potensi pelatihan bersama dan kerja sama industri pertahanan. Lebih spesifik, PoA memuat program-program konkret yang akan dilaksanakan mandiri maupun bersama-sama. Secara keseluruhan terdapat 49 rencana aksi, 12 poin di antaranya berisi tentang kerja sama militer.
Ikatan sejarah dan komitmen terus memperkuat pertahanan dan mengimplementasi kerjasama industri pertahanan telah menyusun batu-batu bangunan kerjasama pertahanan Indonesia-Turki yang sangat kokoh hari ini dan membuka peluang kerjasama lebih luas di masa mendatang.Kerjasama pertahanan dan industri alutsisa dengan Turki akan menjadi terdepan dibanding dengan negara mitra Indonesia lain.
Kerja Sama Semakin Luas dan Kongkret
Usai kedatangan Prabowo dua kali ke Turki pada akhir Juli 2024, perusahaan pertahanan Turki berbondong-bondong datang ke Indonesia. Turkish Aerospace Industries (TAI) misalnya secara resmi meresmikan kantor barunya di Bandung (25/8/2024).Mehmet Demiroglu, CEO Turkish Aerospace Industries, menjelaskan langkah yang diambil ditujukan untuk meningkatkan dan mengembangkan proyek kolaborasi di sektor kedirgantaraan dengan PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
Atilla Dogan, Wakil Presiden Eksekutif Divisi Pesawat Terbang di Turkish Aerospace, menyatakan, “Di Turki, kami telah mencapai 80 persen kandungan lokal dalam industri pertahanan dan platform, dan kami memiliki lebih dari 3.500 perusahaan yang bekerja untuk industri pertahanan yang berfokus pada pembangunan kandungan lokal tersebut, (dan) berkolaborasi dengan negara-negara sahabat kami.”
Kerja sama dengan Turki memiliki nilai strategis untuk memacu kapasitas dan kapabilitas PT DI dalam industri dirgantara. Seperti disampaikan Atilla Dogan, TAI yang masuk 100 besar perusahaan pertahanan dunia itu telah memiliki kompetensi memproduksi pesawat tempur dengan 80 persen kandungan lokal, dengan jejaring perusahaan di dalamnya lebih dari 3.500 perusahaan. Melalui kerja sama, PT DI mendapatkan kesempatan belajar banyak dari TAI dalam mengembangkan industri dirgantara.
Selain itu, TAI juga telah membuktikan kapasitasnya memproduksi TAI Hurjet dan tengah mengembangkan pesawat tempur generasi 5.0 TAI TF-KAAN bekerja sama dengan BAE System untuk menggantikan pesawat F-16 Fighting Falcons milik Turkish Air Force. Kolaborasi TAI-PT DI pun memicu spekulasi kerjasama pembangunan pesawat tempur siluman teranyar Turki itu.
Selang beberapa hari PT DI juga kedatangan Havelsan, dengan dipimpin langsung CEO Havelsan Mehmet Akif Nacar. Dalam pertemuan itu kedua pihak menggagas rencana memperluas kerja sama TAI-PT DI untuk mengembangkan proyek AWACS Indonesia. Havelsan berencana untuk memanfaatkan know-how danpengalaman mereka dalam program AWACSdan menggabungkannya dengan kebutuhan Indonesia untuk menciptakan sistem AWACS lebih kuat.
baca juga: Kenal di Media Sosial, Pria Turki Nekat ke Indonesia Lamar Gadis asal Bone
Aselsan dan Roketsan tak ketinggalan menyambangi Indonesia. Yang menarik, kedua perusahaan terkemuka itu tidak bekerja sama dengan BUMN strategis, tapi dengan perusahaan swasta nasional bernama Republikorps. Dengan Aselsan, kerja sama tidak sebatas menjembatani pengadaan rudal, tapi juga membangun kerangka kerja sama atau framework untuk memproduksi sistem senjata kendali jarak jauh (RCWS).
Ikatan sejarah dan komitmen terus memperkuat pertahanan dan mengimplementasi kerjasama industri pertahanan telah menyusun batu-batu bangunan kerjasama pertahanan Indonesia-Turki yang sangat kokoh hari ini dan membuka peluang kerjasama lebih luas di masa mendatang.Kerjasama pertahanan dan industri alutsisa dengan Turki akan menjadi terdepan dibanding dengan negara mitra Indonesia lain.
Kerja Sama Semakin Luas dan Kongkret
Usai kedatangan Prabowo dua kali ke Turki pada akhir Juli 2024, perusahaan pertahanan Turki berbondong-bondong datang ke Indonesia. Turkish Aerospace Industries (TAI) misalnya secara resmi meresmikan kantor barunya di Bandung (25/8/2024).Mehmet Demiroglu, CEO Turkish Aerospace Industries, menjelaskan langkah yang diambil ditujukan untuk meningkatkan dan mengembangkan proyek kolaborasi di sektor kedirgantaraan dengan PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
Atilla Dogan, Wakil Presiden Eksekutif Divisi Pesawat Terbang di Turkish Aerospace, menyatakan, “Di Turki, kami telah mencapai 80 persen kandungan lokal dalam industri pertahanan dan platform, dan kami memiliki lebih dari 3.500 perusahaan yang bekerja untuk industri pertahanan yang berfokus pada pembangunan kandungan lokal tersebut, (dan) berkolaborasi dengan negara-negara sahabat kami.”
Kerja sama dengan Turki memiliki nilai strategis untuk memacu kapasitas dan kapabilitas PT DI dalam industri dirgantara. Seperti disampaikan Atilla Dogan, TAI yang masuk 100 besar perusahaan pertahanan dunia itu telah memiliki kompetensi memproduksi pesawat tempur dengan 80 persen kandungan lokal, dengan jejaring perusahaan di dalamnya lebih dari 3.500 perusahaan. Melalui kerja sama, PT DI mendapatkan kesempatan belajar banyak dari TAI dalam mengembangkan industri dirgantara.
Selain itu, TAI juga telah membuktikan kapasitasnya memproduksi TAI Hurjet dan tengah mengembangkan pesawat tempur generasi 5.0 TAI TF-KAAN bekerja sama dengan BAE System untuk menggantikan pesawat F-16 Fighting Falcons milik Turkish Air Force. Kolaborasi TAI-PT DI pun memicu spekulasi kerjasama pembangunan pesawat tempur siluman teranyar Turki itu.
Selang beberapa hari PT DI juga kedatangan Havelsan, dengan dipimpin langsung CEO Havelsan Mehmet Akif Nacar. Dalam pertemuan itu kedua pihak menggagas rencana memperluas kerja sama TAI-PT DI untuk mengembangkan proyek AWACS Indonesia. Havelsan berencana untuk memanfaatkan know-how danpengalaman mereka dalam program AWACSdan menggabungkannya dengan kebutuhan Indonesia untuk menciptakan sistem AWACS lebih kuat.
baca juga: Kenal di Media Sosial, Pria Turki Nekat ke Indonesia Lamar Gadis asal Bone
Aselsan dan Roketsan tak ketinggalan menyambangi Indonesia. Yang menarik, kedua perusahaan terkemuka itu tidak bekerja sama dengan BUMN strategis, tapi dengan perusahaan swasta nasional bernama Republikorps. Dengan Aselsan, kerja sama tidak sebatas menjembatani pengadaan rudal, tapi juga membangun kerangka kerja sama atau framework untuk memproduksi sistem senjata kendali jarak jauh (RCWS).