Songsong Bonus Demografi, PS Walet Puti Bentuk Kepribadian Gen Z Sejak Dini

Senin, 09 September 2024 - 17:09 WIB
loading...
Songsong Bonus Demografi,...
Salah satu perguruan silat terkemuka di Indonesia adalah Perguruan Silat Warisan Leluhur Tunggal Pusaka Tradisional Indonesia (PS Walet Puti).
A A A
JAKARTA - Saat ini Indonesia sebagai sebuah bangsa sedang mempersiapkan periode Indonesia Emas. Pada tahun 2045, tepat ketika berusia 100 tahun, Indonesia akan menikmati puncak bonus demografi.

Saat itu, mayoritas penduduk Indonesia adalah kalangan produktif, berusia 30 hingga 55 tahun. Bonus demografi ini akan membawa Indonesia masuk ke jajaran negara maju dan berpendapatan tinggi.

Demi meraih cita-cita besar ini, pemerintah bersama para penyelenggara negara, tengah mempersiapkan generasi muda, khususnya Generasi Z atau Gen Z. Definisi Gen Z adalah penduduk Indonesia kelahiran tahun 1995 hingga 2009.

Salah satu bentuk persiapan Gen Z menyongsong Indonesia Emas adalah integrasi kekuatan mental, kecerdasan emosional, kecakapan fisik, dan integritas moral. Salah satu proses untuk menghasilkan kekuatan mentalitas, kecerdasan emosi, kekuatan fisik, dan integritas moral adalah mengenalkan bela diri pencak silat.

Pencak silat merupakan seni bela diri tradisional asli Indonesia. Aktivitas olah raga sekaligus bentuk budaya nusantara ini, memiliki positif bagi generasi muda.

Pencak silat merupakan sarana pembentuk karakter, membangun fisik dan mental, meningkatkan pemahaman akan Ketuhanan dan keagamaan, menumbuhkan kesadaran sosial, serta menanamkan kedisiplinan.

Salah satu perguruan silat terkemuka di Indonesia adalah Perguruan Silat Warisan Leluhur Tunggal Pusaka Tradisional Indonesia (PS Walet Puti). Perguruan ini berdiri sejak Januari 1970, di Kisaran, Sumatera Utara.

Hingga saat ini, total murid PS Walet Puti mencapai 16.000 orang, tersebar di 18 provinsi di seluruh Indonesia dan telah tercatat pada rekor MURI sebagai Perguruan Silat dengan jurus terbanyak.

Perguruan Silat Walet Puti mengajarkan filosofi hidup dalam bentuk nilai-nilai ketekunan, keberanian, disiplin, dan rasa hormat. Melalui latihan yang intensif dan terstruktur, anggota PS Walet Puti belajar menguasai gerakan fisik, serta mengasah mental dan pantang menyerah, membangun ketahanan terhadap tekanan, dan mengembangkan kemampuan memecahkan persoalan.

"Anggota kami akan menjalani proses untuk menjalani individu, bukan hanya kuat secara fisik, namun juga cerdas dalam bertindak, memiliki hati yang tulus dan budi pekerti luhur," kata Ketua Pelatih Walet Puti Jakarta Selatan, Andy Mangaritua Sirait, Senin (9/9/2024).

Dijelaskan Andy, selain belajar ilmu bela diri, pihaknya juga mempelajari ilmu pengobatan tradisional totok darah. Keahlian totok darah ini menjadi jalan pengabdian para anggota kepada masyarakat,

"Kami berharap, PS Walet Puti mampu melakukan proses regenerasi dan kaderisasi, agar perguruan ini terus bertumbuh dan berkembang. Mencetak penerus-penerus bangsa yang berkarakter, dan bermanfaat untuk orang banyak, sesuai dengan falsafah Mahaguru Bapak Sofyan Ratta, pendiri dan pencipta Perguruan Silat Walet Puti," ujar Andy Mangaritua.

Setiap tahunnya, PS ini mengadakan Ujian Kenaikan Tingkat (UKT). Seluruh anggota wajib mengikuti kegiatan ini. UKT untuk wilayah Jakarta Selatan, telah berlangsung pada Sabtu, 7 September 2024.

Bertempat di Gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cipete Utara 01, Jakarta Selatan, jajaran Pengurus PS Walet Puti mengadakan UKT bagi anggota di wilayah Jakarta Selatan. Dalam acara ini turut terselenggara pengobatan totok darah gratis kepada masyarakat sekitar.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0857 seconds (0.1#10.140)