Siapa Sosok Raja Jawa yang Disebut Ngeri-ngeri Sedap oleh Bahlil Lahadalia?

Kamis, 22 Agustus 2024 - 10:45 WIB
loading...
Siapa Sosok Raja Jawa...
Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia memberikan sambutan saat penutupan Munas XI Partai Golkar di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (21/8/2024) malam. FOTO/MPI/DANAN DAYA ARYA PUTRA
A A A
JAKARTA - Istilah Raja Jawa tengah menjadi perhatian banyak orang dalam dua hari terakhir. Ungkapan tersebut muncul ketika Bahlil Lahadalia menyinggungnya dalam pidato perdana usai terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar .

Bahlil Lahadalia resmi ditetapkan menjadi Ketua Umum Partai Golkar berdasarkan hasil dari Musyawarah Nasional (Munas) XI Golkar di JCC, Senayan, Rabu (21/8/2024). Dia menggantikan Airlangga Hartarto yang memutuskan mundur dari jabatan tersebut.

Setelah terpilih sebagai pemimpin baru Golkar, Bahlil menyampaikan pidato perdananya. Namun, ada satu hal menarik dari pidatonya kala menyebut sosok 'Raja Jawa'.



"Jadi kita harus lebih paten lagi, soalnya Raja Jawa ini kalau kita main-main, celaka kita. Saya mau kasih tahu saja, jangan coba-coba main-main barang ini. Waduh ini ngeri-ngeri sedap barang ini, saya kasih tahu," kata Bahlil, Rabu (21/8/2024).

Lalu, siapa sebenarnya sosok Raja Jawa yang dimaksud Bahlil Lahadalia?

Sosok Raja Jawa yang Dimaksud Bahlil dalam Pidatonya (H2)

Bahlil menyebut Raja Jawa tanpa merinci orang yang dimaksud. Di sisi lain, dia mengingatkan kadernya untuk tidak bermain-main dalam situasi apa pun.

Menanggapi hal itu, politikus senior Partai Golkar Idrus Marham menyebut ungkapan Bahlil tentang Raja Jawa hanya candaan politik belaka. Hal ini karena tema pidatonya di forum itu juga banyak menyinggung soal isu-isu yang berkembang di masyarakat.

Kendati begitu, publik tetap penasaran dengan istilah yang disebutkan Bahlil. Beberapa di antaranya bahkan telah banyak berspekulasi dan membuat asumsi sendiri dengan menyebutkan beberapa sosok politikus kenamaan di Indonesia saat ini.



Pada pemaknaannya, istilah Raja Jawa sebenarnya biasa dimaknai secara beragam oleh masing-masing orang. Contoh termudah adalah mengartikannya sebagai penguasa Tanah Jawa.

Namun, sedikit berbeda dari sisi politik. Sosok raja yang sarat makna kekuasaan dan kedigdayaan ini dapat disimbolkan sebagai penguasa politik di Indonesia. Sementara kata 'Jawa' mengindikasikan bahwa yang bersangkutan menjalankan perintah atau kekuasaannya dari Tanah Jawa.

Melihat ke belakang, istilah ini pernah disematkan sejumlah orang kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto. Sebutan tersebut muncul karena kekuasaan dan pengaruh besarnya di Indonesia kala itu.

Sementara untuk era ini, ada beberapa kandidat yang kemungkinan cocok untuk sebutan 'Raja Jawa' tersebut. Salah satunya mungkin adalah orang yang dimaksud Bahlil Lahadalia dalam pidato perdananya sebagai Ketua Umum Golkar.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0974 seconds (0.1#10.140)