Staf Khusus Diaz Hendropriyono Puji Teknologi Smart Farming Unpad
loading...
A
A
A
JAKARTA - Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono memuji teknologi smart farming yang dibuat oleh Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP) Universitas Padjadjaran (Unpad).
Hal ini disampaikan kepada lebih dari 300 mahasiswa FTIP Unpad, dalam Kuliah Umum berjudul "Dangerous Humans: Towards Zero eMissions" di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad, Sumedang, Jawa Barat.
Diaz juga memuji inovasi dari dosen FTIP Unpad Dr. Sophia Nur Perwitasari yang turut hadir dalam acara tersebut. Dr. Sophia membuat fasilitas hidroponik rendah emisi yang disebut Dr. Hidroponik. Menurut Diaz, pertanian di masa depan mungkin harus dibuat secara vertikal.
Hal ini dibutuhkan sebagai langkah adaptasi terhadap perubahan iklim yang mengancam ketahanan pangan. “Pertanian di masa depan tidak bisa dilakukan dengan lahan besar dan air yang banyak. Pertanian di masa depan harus vertikal. Lahannya sedikit, airnya sedikit.”
Pertanian vertikal biasanya dilakukan di dalam ruangan sehingga tidak terpengaruh cuaca dan hama, serta produktivitas panen yang konsisten. Dengan demikian, pertanian vertikal dapat mengurangi emisi dan pencemaran karena minim penggunaan lahan dan pupuk. Pertanian vertikal juga dapat diaplikasikan di wilayah perkotaan, sehingga memangkas jarak tempuh yang membantu menekan emisi dari sisi transportasi.
Oleh sebab itu, Diaz memuji inovasi fasilitas hidroponik yang dikembangkan Dr. Sophia. "Di Unpad ada beliau (Dr. Sophia), saya belajar banyak dari beliau. Pertanian di masa depan ya seperti ini. Hemat lahan, hemat air, produktivitas lebih tinggi, dan yang tidak saya temui di tempat lain, tanpa listrik dan airnya dari air hujan," ucapnya.
Seluruh proses budidaya pada Dr. Hidroponik tidak menggunakan energi listrik, khususnya untuk mendistribusikan air. Dr. Hidroponik menggunakan teknologi smart watering system yaitu sistem pengairan otomatis melalui katup pipa yang memanfaatkan gaya gravitasi. Katup-katup pada pipa akan membuka dan menutup secara otomatis menyesuaikan kebutuhan air pada tanaman..
Dekan FTIP Unpad Sarifah Nurjanah mengapresiasi Kuliah Umum dari Diaz yang inspiratif. Sarifah menjelaskan FTIP memiliki tiga program studi (prodi) yakni teknologi pertanian. teknologi pangan, dan teknologi industri pertanian di mana masing-masing prodi memiliki mata kuliah terkait keberlanjutan. Ke depannya ia akan memfokuskan mata kuliah tersebut.
"Ini sangat inspiratif yang disampaikan Pak Diaz. Di FTIP ada 3 prodi. Ketiganya memiliki mata kuliah tentang sustainability seperti teknologi bersih, pengendalian pencemaran. Kami akan tekankan kembali dalam hal itu," katanya.
Hal ini disampaikan kepada lebih dari 300 mahasiswa FTIP Unpad, dalam Kuliah Umum berjudul "Dangerous Humans: Towards Zero eMissions" di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad, Sumedang, Jawa Barat.
Diaz juga memuji inovasi dari dosen FTIP Unpad Dr. Sophia Nur Perwitasari yang turut hadir dalam acara tersebut. Dr. Sophia membuat fasilitas hidroponik rendah emisi yang disebut Dr. Hidroponik. Menurut Diaz, pertanian di masa depan mungkin harus dibuat secara vertikal.
Hal ini dibutuhkan sebagai langkah adaptasi terhadap perubahan iklim yang mengancam ketahanan pangan. “Pertanian di masa depan tidak bisa dilakukan dengan lahan besar dan air yang banyak. Pertanian di masa depan harus vertikal. Lahannya sedikit, airnya sedikit.”
Pertanian vertikal biasanya dilakukan di dalam ruangan sehingga tidak terpengaruh cuaca dan hama, serta produktivitas panen yang konsisten. Dengan demikian, pertanian vertikal dapat mengurangi emisi dan pencemaran karena minim penggunaan lahan dan pupuk. Pertanian vertikal juga dapat diaplikasikan di wilayah perkotaan, sehingga memangkas jarak tempuh yang membantu menekan emisi dari sisi transportasi.
Oleh sebab itu, Diaz memuji inovasi fasilitas hidroponik yang dikembangkan Dr. Sophia. "Di Unpad ada beliau (Dr. Sophia), saya belajar banyak dari beliau. Pertanian di masa depan ya seperti ini. Hemat lahan, hemat air, produktivitas lebih tinggi, dan yang tidak saya temui di tempat lain, tanpa listrik dan airnya dari air hujan," ucapnya.
Seluruh proses budidaya pada Dr. Hidroponik tidak menggunakan energi listrik, khususnya untuk mendistribusikan air. Dr. Hidroponik menggunakan teknologi smart watering system yaitu sistem pengairan otomatis melalui katup pipa yang memanfaatkan gaya gravitasi. Katup-katup pada pipa akan membuka dan menutup secara otomatis menyesuaikan kebutuhan air pada tanaman..
Dekan FTIP Unpad Sarifah Nurjanah mengapresiasi Kuliah Umum dari Diaz yang inspiratif. Sarifah menjelaskan FTIP memiliki tiga program studi (prodi) yakni teknologi pertanian. teknologi pangan, dan teknologi industri pertanian di mana masing-masing prodi memiliki mata kuliah terkait keberlanjutan. Ke depannya ia akan memfokuskan mata kuliah tersebut.
"Ini sangat inspiratif yang disampaikan Pak Diaz. Di FTIP ada 3 prodi. Ketiganya memiliki mata kuliah tentang sustainability seperti teknologi bersih, pengendalian pencemaran. Kami akan tekankan kembali dalam hal itu," katanya.
(cip)