Mewujudkan Merdeka Belajar Butuh Merdeka Jaringan Internet
loading...
A
A
A
Hibah jaringan internet untuk memudahkan siswa mengikuti PJJ juga dilakukan oleh Imam Masruh (53) warga Desa Dukuh Madu RT 2/01, Desa Cendono, Kecamatan Dawe, Kudus Jawa Tengah. Imam sehari-hari berprofesi sebagi tukang ojek yang beroperasi di sekitar Pasar Dawe. Ia tergerak untuk membantu proses belajar PJJ bagi siswa yang tidak mampu dan yatim piatu.
Selain menjadi tukang ojek, Imam juga menjadi guru, mengajar di di Madrasah Darussalam. “ Pagi hari saya mengojek, sedangkan siang harinya saya menjadi ustaz di madrasah," ujar Ketua Paguyuban Tukang Ojek Pasar Dawe ini. Mereka yang memanfaatkan Wifi gratis dari Imam ini memang siswa-siswa yang tidak mampu secara ekonomi dan yatim piatu.
Dalam sehari dari mengojek pendapatan yang diterima Imam antara Rp80 ribu hingga Rp100 ribu per hari. Sementara untuk pengeluaran penggunan Wifi Rp50 ribu sebulan. Meski dalam kondisi yang pas-pasan, Imam bersyukur masih bisa berbagi membantu anak-anak disekitarnya agar terus bisa bebas belajar di tengah pandemi.
Beberapa kantor instansi pemerintah juga bergerak untuk menyediakan internat gratis bagi para siswa yang membutuhkan. Seperti yang dilakukan Kodim 0725/Sragen melalui jajaran Koramil di wilayahnya menyediakan fasilitas wifi gratis bagi siswa untuk belajar Daring. Baca juga: Kesulitan Internet, Siswa Depok Numpang Belajar di Kejaksaan
Upaya ini menurut Dandim 0725/Sragen, Letkol Inf Anggoro Heri Pratikno, ditempuh lantaran tidak semua warga di Sragen memiliki kemampuan menyediakan fasilitas internet bagi anak-anaknya. Sesuai dengan jumlah Koramil yang ada, Kodim 0725/Sragen menyediakan 21 jaringan wifi gratis. Masing-masing terdiri dari 20 Koramil dan 1 Makodim.
Sementara itu, Polres Muaro Jambi juga menyediakan internet gratis bagi orangtua siswa yang tidak mampu membeli paket kuota. Polres Muaro Jambi pun menyediakan ruangan belajar khusus di Mapolres dan Polsek, agar siswa bisa bebas belajar. Selama menggunakan Wifi di kantor-kantor polisi ini para siswa didampingi oleh anggota polisi, agar jaringan internat gratis ini tidak disalahgunakan.
Entah sampai kapan proses belajar jarak jauh diberlakukan. Nampaknya masih akan cukup lama, sebab jumlah mereka yang terpapar Covid 19 semakin banyak, demikian juga dengan penyebarannya yang makin meluas.
Ternyata meski Bangsa Indonesia sudah 75 Tahun Merdeka, perjuangan untuk dapat mewujudkan merdeka belajar masih sangat berat. Meski demikian banyak pihak yang tergerak untuk membantu terlaksananya proses belajar jarak jauh.
Untuk membantu terselenggaranya pendidikan di tengah pandemi tidak hanya dilakukan oleh perusahaan besar seperti Telkomsel ataupun Indosat. Dari tukang ojek, pemilik toko elektronik tentara hingga polisi pun bisa berkontribusi membantu generasi penerus Indonesia untuk mewujudkan merdeka belajar seperti yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.
Selain menjadi tukang ojek, Imam juga menjadi guru, mengajar di di Madrasah Darussalam. “ Pagi hari saya mengojek, sedangkan siang harinya saya menjadi ustaz di madrasah," ujar Ketua Paguyuban Tukang Ojek Pasar Dawe ini. Mereka yang memanfaatkan Wifi gratis dari Imam ini memang siswa-siswa yang tidak mampu secara ekonomi dan yatim piatu.
Dalam sehari dari mengojek pendapatan yang diterima Imam antara Rp80 ribu hingga Rp100 ribu per hari. Sementara untuk pengeluaran penggunan Wifi Rp50 ribu sebulan. Meski dalam kondisi yang pas-pasan, Imam bersyukur masih bisa berbagi membantu anak-anak disekitarnya agar terus bisa bebas belajar di tengah pandemi.
Beberapa kantor instansi pemerintah juga bergerak untuk menyediakan internat gratis bagi para siswa yang membutuhkan. Seperti yang dilakukan Kodim 0725/Sragen melalui jajaran Koramil di wilayahnya menyediakan fasilitas wifi gratis bagi siswa untuk belajar Daring. Baca juga: Kesulitan Internet, Siswa Depok Numpang Belajar di Kejaksaan
Upaya ini menurut Dandim 0725/Sragen, Letkol Inf Anggoro Heri Pratikno, ditempuh lantaran tidak semua warga di Sragen memiliki kemampuan menyediakan fasilitas internet bagi anak-anaknya. Sesuai dengan jumlah Koramil yang ada, Kodim 0725/Sragen menyediakan 21 jaringan wifi gratis. Masing-masing terdiri dari 20 Koramil dan 1 Makodim.
Sementara itu, Polres Muaro Jambi juga menyediakan internet gratis bagi orangtua siswa yang tidak mampu membeli paket kuota. Polres Muaro Jambi pun menyediakan ruangan belajar khusus di Mapolres dan Polsek, agar siswa bisa bebas belajar. Selama menggunakan Wifi di kantor-kantor polisi ini para siswa didampingi oleh anggota polisi, agar jaringan internat gratis ini tidak disalahgunakan.
Entah sampai kapan proses belajar jarak jauh diberlakukan. Nampaknya masih akan cukup lama, sebab jumlah mereka yang terpapar Covid 19 semakin banyak, demikian juga dengan penyebarannya yang makin meluas.
Ternyata meski Bangsa Indonesia sudah 75 Tahun Merdeka, perjuangan untuk dapat mewujudkan merdeka belajar masih sangat berat. Meski demikian banyak pihak yang tergerak untuk membantu terlaksananya proses belajar jarak jauh.
Untuk membantu terselenggaranya pendidikan di tengah pandemi tidak hanya dilakukan oleh perusahaan besar seperti Telkomsel ataupun Indosat. Dari tukang ojek, pemilik toko elektronik tentara hingga polisi pun bisa berkontribusi membantu generasi penerus Indonesia untuk mewujudkan merdeka belajar seperti yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.
(eko)