Jokowi Puji Cara MPR Tumbuhkan Rasa Kebangsaan

Jum'at, 16 Agustus 2019 - 17:08 WIB
Jokowi Puji Cara MPR Tumbuhkan Rasa Kebangsaan
Jokowi Puji Cara MPR Tumbuhkan Rasa Kebangsaan
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi kinerja MPR dalam mejalankan tugas konstitusionalnya, mengamalkan dan memberi jaminan bahwa sistem ketatatangeraan bangsa ini harus mencerminkan semangat dan jiwa Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

”MPR telah melakukan sosialisasi empat pilar sangat gencar ke seluruh pelosok dengan menyasar seluruh kelompok masyarakat seperti pelajar, akademisi, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat umum,” ujar Presiden saat Pidato Kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR yang digelar di Gedung Nusantara, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, 16 Agutus 2019.

Agar nilai-nilai empat pilar semakin tertanam kuat di dada setiap manusia Indonesia, Presiden mendorong agar kemajuan teknologi informasi mampu dimanfaatkan.

Dalam era saat ini, kata dia, penyebaran informasi sangat cepat. Untuk itu, bangsa ini harus lebih cepat dari yang lain, harus lebih lebih sigap dari yang lain.

”Jangan sampai kemajuan teknologi digunakan oleh pihak-pihak yang mengkerdilkan konsensus kebangsaan,” ujar Presiden.

Merespons kemajuan teknologi informasi, Presiden menghargai MPR yang terus mencari cara-cara baru demi nilai-nilai kebangsaan sehingga sosialisasi bisa diterima seluruh segmen masyarakat terutama oleh generasi muda.

Dia menegaskan MPR telah menerapkan perpaduan seni budaya dengan kemajuan teknologi informasi. Cara-cara yang demikian menurut Presiden dibutuhkan.

Presiden dalam kesempatan itu juga menghargai MPR yang menggelar survei nasional terhadap kinerja yang dilakukan, sosialisasi. Survei yang ada diakui bisa menjadi referensi untuk menyempurnakan strategi sosialisasi agar program sosialisasi lebih efektif.

“Yang sangat diperlukan adalah menciptakan terobosan, lompatan kreasi dan penggunaan teknologi,” ungkapnya.

Segala pencapaian dari lembaga-lembaga negara, menurut Presiden, disebut merupakan modal bersama untuk menghadapi tantangan masa depan. Bangsa ini tak boleh cepat berpuas diri. Perlu saling membantu, tak boleh alergi dalam kritik. Kritik bagaimana pun harus diterima.

“Perbedaan antar individu, antar kelompok bahkan antar lembaga negara dalam demokrasi merupakan kenisacayaan,” ungkap Presiden.

Perbedaan itu disebut bukan alasan untuk saling membenci, menghancurkan, bahkan saling meniadakan. ”Jika perbedaan dikelola dalam satu visi besar yang sama maka akan menjadi kekuatan yang dinamis untuk menuju Indonesia yang maju,” tuturnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6359 seconds (0.1#10.140)