Belantara Foundation Ajak Pelajar Asal Jepang Tanam Pohon di Tahura Sultan Syarif Hasyim Riau
loading...
A
A
A
RIAU - Belantara Foundation bersama Kesatuan Pengelola Hutan Produksi (KPHP) Minas Tahura dan Kelompok Tani Hutan Sultan Syarif Hasyim (KTH SSH) mengajak pelajar asal Jepang turun ke alam. Senior High School at Sakado, University of Tsukuba dan Ehime University Senior High School melakukan penanaman bibit pohon secara simbolis di kawasan Tahura SSH, Provinsi Riau pada Selasa 30 Juli 2024.
Pada penanaman simbolis kali ini, jenis bibit pohon yang digunakan antara lain balangeran (Shorea balangeran) dan meranti bunga (Shorea leprosula) sebanyak 34 pohon, yang keduanya termasuk dalam kategori pohon langka yang perlu dilestarikan.
Penanaman simbolis yang didukung oleh APP Japan Ltd dan APP ini bertujuan untuk penyadartahuan (awareness) dan edukasi kepada masyarakat khususnya generasi muda tentang akan pentingnya berpartisipasi aktif dalam mendukung pelestarian alam dan lingkungan hidup di Indonesia.
Generasi muda dapat menjadi agen lingkungan dan memberikan kontribusi positif dalam pengurangan emisi gas rumah kaca untuk pengendalian perubahan iklim. Salah satu hal sederhana yang dapat dilakukan yaitu dengan berpartisipasi pada gerakan menanam pohon.
Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dr Dolly Priatna mengatakan bahwa kolaborasi multipihak merupakan kunci keberhasilan dalam mendukung kampanye gerakan menanam pohon, salah satunya dari elemen masyarakat khususnya generasi muda. Pihaknya akan mengajak berbagai pihak termasuk generasi muda untuk berkontribusi pada pemenuhan Nationally Determined Contribution (NDC) Pemerintah Indonesia untuk pengurangan emisi gas rumah kaca di Indonesia khususnya Pulau Sumatera.
“Kegiatan menanam pohon bersama pelajar asal Jepang ini merupakan salah satu aksi dalam mendukung dan mempromosikan program Forest Restoration Project: SDGs Together. Inisiatif ini mendukung target Sustainable Development Goals (SDGs) ke 15, yaitu melindungi, memulihkan, dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan terhadap ekosistem; target SDGs ke-12 yaitu produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab, target ke-13 yaitu mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya, target ke-15 yaitu menjaga kehidupan di daratan, serta target SDGs ke-17 yaitu menguatkan sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan," ujar Dolly yang juga sebagai pengajar di Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan dalam keterangannya, Sabtu (3/8/2024).
Dolly yang juga sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Pakuan berharap gerakan menanam pohon ini dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat terutama generasi muda agar berkontribusi aktif pada bidang pelestarian alam dan lingkungan hidup di sekitar mereka.
Pada waktu yang sama, Kepala KPHP Minas Tahura, Sri Wilda Hasibuan menuturkan bahwa kawasan Tahura SSH merupakan kawasan konservasi alam yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan pada tahun 1999. Tahura SSH memiliki luas lebih dari 6.000 hektar. Sayangnya saat ini sebagian besar wilayah tersebut telah mengalami deforestasi dan degradasi akibat aktivitas ilegal seperti perambahan lahan, pembalakan liar dan lain sebagainya.
“Kami terus menjaga dan memulihkan fungsi kawasan Tahura SSH melalui kegiatan perlindungan dan restorasi hutan. Upaya ini tentunya tidak bisa kami lakukan sendiri, namun perlu adanya kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai pihak. Misalnya saja program yang digagas bersama Belantara Foundation dan pemangku kepentingan di Jepang pada 2022 lalu, yaitu Forest Restoration Project: SDGs Together, yang berupaya memulihkan kawasan hutan yang terdegradasi agar ekosistem hutan dapat berkontribusi untuk upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta mendukung pemenuhan Nationally Determined Contribution (NDC) Pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi karbon di Provinsi Riau,” tutur Sri.
Pada penanaman simbolis kali ini, jenis bibit pohon yang digunakan antara lain balangeran (Shorea balangeran) dan meranti bunga (Shorea leprosula) sebanyak 34 pohon, yang keduanya termasuk dalam kategori pohon langka yang perlu dilestarikan.
Penanaman simbolis yang didukung oleh APP Japan Ltd dan APP ini bertujuan untuk penyadartahuan (awareness) dan edukasi kepada masyarakat khususnya generasi muda tentang akan pentingnya berpartisipasi aktif dalam mendukung pelestarian alam dan lingkungan hidup di Indonesia.
Generasi muda dapat menjadi agen lingkungan dan memberikan kontribusi positif dalam pengurangan emisi gas rumah kaca untuk pengendalian perubahan iklim. Salah satu hal sederhana yang dapat dilakukan yaitu dengan berpartisipasi pada gerakan menanam pohon.
Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dr Dolly Priatna mengatakan bahwa kolaborasi multipihak merupakan kunci keberhasilan dalam mendukung kampanye gerakan menanam pohon, salah satunya dari elemen masyarakat khususnya generasi muda. Pihaknya akan mengajak berbagai pihak termasuk generasi muda untuk berkontribusi pada pemenuhan Nationally Determined Contribution (NDC) Pemerintah Indonesia untuk pengurangan emisi gas rumah kaca di Indonesia khususnya Pulau Sumatera.
“Kegiatan menanam pohon bersama pelajar asal Jepang ini merupakan salah satu aksi dalam mendukung dan mempromosikan program Forest Restoration Project: SDGs Together. Inisiatif ini mendukung target Sustainable Development Goals (SDGs) ke 15, yaitu melindungi, memulihkan, dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan terhadap ekosistem; target SDGs ke-12 yaitu produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab, target ke-13 yaitu mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya, target ke-15 yaitu menjaga kehidupan di daratan, serta target SDGs ke-17 yaitu menguatkan sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan," ujar Dolly yang juga sebagai pengajar di Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan dalam keterangannya, Sabtu (3/8/2024).
Dolly yang juga sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Pakuan berharap gerakan menanam pohon ini dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat terutama generasi muda agar berkontribusi aktif pada bidang pelestarian alam dan lingkungan hidup di sekitar mereka.
Pada waktu yang sama, Kepala KPHP Minas Tahura, Sri Wilda Hasibuan menuturkan bahwa kawasan Tahura SSH merupakan kawasan konservasi alam yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan pada tahun 1999. Tahura SSH memiliki luas lebih dari 6.000 hektar. Sayangnya saat ini sebagian besar wilayah tersebut telah mengalami deforestasi dan degradasi akibat aktivitas ilegal seperti perambahan lahan, pembalakan liar dan lain sebagainya.
“Kami terus menjaga dan memulihkan fungsi kawasan Tahura SSH melalui kegiatan perlindungan dan restorasi hutan. Upaya ini tentunya tidak bisa kami lakukan sendiri, namun perlu adanya kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai pihak. Misalnya saja program yang digagas bersama Belantara Foundation dan pemangku kepentingan di Jepang pada 2022 lalu, yaitu Forest Restoration Project: SDGs Together, yang berupaya memulihkan kawasan hutan yang terdegradasi agar ekosistem hutan dapat berkontribusi untuk upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta mendukung pemenuhan Nationally Determined Contribution (NDC) Pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi karbon di Provinsi Riau,” tutur Sri.