Kampanye Visual Jadi Pilihan Paslon Pilkada Saat Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penyelenggaraan Pilkada serentak 2020 di tengah pandemi virus Corona (Covid-19), membuat metode kampanye berubah dari konvensional ke digital. Direktur Eksekutif Politician Academy, Bonggas Adhi Chandra mengungkapkan, calon kepala daerah dituntut menyajikan konten visual yang kreatif.
(Baca juga: Pengamat Ungkap Cara PDIP Memenangkan Paslon di Pilkada)
Dia berpendapat, para peserta Pilkada harus memahami protokol kesehatan yang harus diterapkan, walaupun Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak bisa melarang apabila ada kampanye yang bersifat tatap muka langsung. Sebab jika tidak dikhawatirkan, justru menimbulkan konflik yang tidak diinginkan.
(Baca juga: Kasus Baru di Qatar dan Kuwait, Total 1.355 WNI Positif Covid-19)
Menurut dia, tidak ada lagi model kampanye dengan menggelar acara musik hingga jalan sehat. Dia memprediksi kampanye kreatif bakal membanjiri media sosial (medsos) nantinya.
"Pasalnya, ruang interaksi sosial untuk kampanye terbatasi akibat Pandemi Covid-19. Di tengah kondisi Covid-19 yang masih menyerebak, peserta Pemilu diupayakan untuk melakukan kampanye secara daring," kata Bonggas di kantornya, Jalan Imam Bonjol Nomor 72, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (24/8/2020).
Maka itu, kampanye secara tatap muka langsung menjadi pilihan. Kendati demikian, ada sejumlah aturan yang harus dipahami.
"Misalnya, pembatasan kapasitas orang dalam sebuah ruangan. Kemudian menjaga jarak, menggunakan masker, membawa hand sanitizer, face shield bila diperlukan dan tentu yang lain-lain ya terkait dengan protokol kesehatan. Perkumpulan virtual ini yang disebut dengan teori komunikasi itu dengan peradaban layar," ujar Bonggas.
Visi misi calon kepala daerah melalui gawai bisa dengan mudah disaksikan setiap pemilih. Alhasil, kampanye dengan jumlah massa besar yang berpotensi jadi penularan virus Corona tidak perlu digelar.
Dirinya menyarankan calon kepala daerah, membuat kreativitas melalui tanda tagar (Tagar) di medsos yang menunjukkan identitas calon. Sebab, tagar yang kreatif diyakini bisa membuat nama calon kepala daerah menjadi perbincangan teratas di medsos, seperti Twitter hingga Youtube.
"(Kesuksesan) peradaban layar itu ditentukan oleh tim kreatifnya para tim suskes (calon kepala daerah)," ungkapnya.
Selain itu, tim kreatif juga bisa mengangkat isu yang santer di tengah masyarakat sebagai bumbu kampanye virtual. Pembahasan harus dilakukan konsisten dari awal hingga akhir. "Kalau sudah menjadi opini publik ini akan (menjadi) keuntungan," katanya.
Berangkat dari kondisi itu, Politician Academy sebagai konsultan politik yang menjadi partner kandidat kepala daerah dan kandidat anggota legislatif sejak tahun 2017 menawarkan konten kreatif yang dibutuhkan para Pasangan Calon (Paslon) di Pilkada Serentak 2020 dalam melakukan kampanye secara visual.
"Kami sudah membuat panduan lengkap untuk keperluan kampanye secara visual dalam bentuk VCD dan USB," pungkasnya.
(Baca juga: Pengamat Ungkap Cara PDIP Memenangkan Paslon di Pilkada)
Dia berpendapat, para peserta Pilkada harus memahami protokol kesehatan yang harus diterapkan, walaupun Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak bisa melarang apabila ada kampanye yang bersifat tatap muka langsung. Sebab jika tidak dikhawatirkan, justru menimbulkan konflik yang tidak diinginkan.
(Baca juga: Kasus Baru di Qatar dan Kuwait, Total 1.355 WNI Positif Covid-19)
Menurut dia, tidak ada lagi model kampanye dengan menggelar acara musik hingga jalan sehat. Dia memprediksi kampanye kreatif bakal membanjiri media sosial (medsos) nantinya.
"Pasalnya, ruang interaksi sosial untuk kampanye terbatasi akibat Pandemi Covid-19. Di tengah kondisi Covid-19 yang masih menyerebak, peserta Pemilu diupayakan untuk melakukan kampanye secara daring," kata Bonggas di kantornya, Jalan Imam Bonjol Nomor 72, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (24/8/2020).
Maka itu, kampanye secara tatap muka langsung menjadi pilihan. Kendati demikian, ada sejumlah aturan yang harus dipahami.
"Misalnya, pembatasan kapasitas orang dalam sebuah ruangan. Kemudian menjaga jarak, menggunakan masker, membawa hand sanitizer, face shield bila diperlukan dan tentu yang lain-lain ya terkait dengan protokol kesehatan. Perkumpulan virtual ini yang disebut dengan teori komunikasi itu dengan peradaban layar," ujar Bonggas.
Visi misi calon kepala daerah melalui gawai bisa dengan mudah disaksikan setiap pemilih. Alhasil, kampanye dengan jumlah massa besar yang berpotensi jadi penularan virus Corona tidak perlu digelar.
Dirinya menyarankan calon kepala daerah, membuat kreativitas melalui tanda tagar (Tagar) di medsos yang menunjukkan identitas calon. Sebab, tagar yang kreatif diyakini bisa membuat nama calon kepala daerah menjadi perbincangan teratas di medsos, seperti Twitter hingga Youtube.
"(Kesuksesan) peradaban layar itu ditentukan oleh tim kreatifnya para tim suskes (calon kepala daerah)," ungkapnya.
Selain itu, tim kreatif juga bisa mengangkat isu yang santer di tengah masyarakat sebagai bumbu kampanye virtual. Pembahasan harus dilakukan konsisten dari awal hingga akhir. "Kalau sudah menjadi opini publik ini akan (menjadi) keuntungan," katanya.
Berangkat dari kondisi itu, Politician Academy sebagai konsultan politik yang menjadi partner kandidat kepala daerah dan kandidat anggota legislatif sejak tahun 2017 menawarkan konten kreatif yang dibutuhkan para Pasangan Calon (Paslon) di Pilkada Serentak 2020 dalam melakukan kampanye secara visual.
"Kami sudah membuat panduan lengkap untuk keperluan kampanye secara visual dalam bentuk VCD dan USB," pungkasnya.
(maf)